Lembaga Inggris Temukan 1.000 Misinformasi Seputar Pandemi Covid-19 Beredar di Medsos

Lebih dari 1.000 unggahan di Twitter, Facebook, dan Instagram yang mengandung misinformasi terkait pandemi Covid-19 dan program vaksinasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Sep 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Health and Safety Executive (HSE) lembaga pemerintahan asal Inggris melaporkan, lebih dari 1.000 unggahan di Twitter, Facebook, dan Instagram yang mengandung misinformasi terkait pandemi Covid-19 dan program vaksinasi.

Mayoritas laporan berasal dari Twitter, yaitu sebanyak 739 unggahan. Selain itu, terdapat 291 laporan mengenai komentar serta unggahan di Facebook dan sisanya berhubungan dengan unggahan di Instagram.

Sejak awal Februari hingga awal Agustus tahun ini, Freedom of Information Act juga melaporkan bahwa ditemukan sebanyak 1.034 misinformasi. Jumlah laporan misinformasi dari berbagai media sosial ini pun mengalami penurunan drastis dari awal tahun ini dan sangat terpukul akibat serangan siber kepada layanan kesehatan pada pertengahan Mei.  Sebanyak 439 laporan misinformasi datang dari Facebook, Twitter, dan Instagram pada Maret. Namun, angka laporan turun menjadi 70 laporan bulan lalu.

Pada awal Agustus, HSE memberi tanda kepada 44 unggahan dan komentar warganet yang menyesatkan. Sebuah catatan informasi dari HSE mengatakan, pihaknya merespon baik terhadap kerja yang telah dilakukan para jejaring sosial untuk melawan misinformasi dan disinformasi terkait Covid-19 dan vaksin.

“Twitter telah bekerja sama dengan kami sejak sebelum terjadi pandemi dan jaringan sosial lainnya memulai kerja sama saat pandemi dimulai. Kerja sama ini dilakukan untuk memberi petunjuk bagi pengguna supaya menerima informasi faktual dan informasi yang berbasis bukti di website HSE tentang berbagai topik,” ucap HSE, melansir Independent.id, Sabtu(18/9/2021).

Media sosial tersebut dikatakan telah melaporkan berbagai unggahan yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat dan mengandung misinformasi yang disengaja.

“Terserah platform tersebut akan memutuskan tindakan apa yang mereka ambil,” kata HSE.Lalu menambahkan, jejaring sosial memiliki kebijakan komunitas sendiri untuk mengevaluasi jika unggahan harus dihapus dari platform mereka atau mengambil tindakanpada akun yang mengunggahnya.”

 

Amadea Claritta - Universitas Multimedia Nusantara

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya