Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks di era pandemi, dapat menyebar secepat penyebaran Covid-19 itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan dapat mengganggu kelangsungan kehidupan individu.
Berdasar sebuah penelitian di Afrika, terungkap penyebaran misinformasi belakangan ini, lebih banyak berpusat pada vaksin.
Baca Juga
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen pengecekan seputar penyebaran hoaks dan cek fakta di empat negara yakni, Argentina, Afrika Selatan, Nigeria, dan Inggris, pada Selasa (14/9/2021).
Advertisement
Bentuk penyebaran disinformasi paling banyak berupa, video yang berasal dari negara Barat berbahasa Inggris. Yang kemudian diterjemahkan oleh penyebar disinformasi ke dalam bahasa lokal hingga menambahkan komentar yang berbeda dengan sumber asli.
“Saya pikir semua pemeriksa fakta akan setuju dengan pendapat saya. Sangat, sangat sulit untuk mencoba dan menyebarkan informasi yang akurat begitu informasi yang salah sudah mulai menyebar karena menjadi sangat viral dengan sangat cepat," ujar Seorang Fact Checker Viral Facts Afrika, Ann Ngengere, dilansir Nieman Lab.
Dia menambahkan, "Menjadi sulit bagi Anda untuk memperkuat informasi yang akurat dan mendapatkan visibilitas dan keterlibatan yang sama seperti informasi yang salah yang Anda singkirkan."
Meski telah terdapat platform translator dan teknologi cek fakta, hal tersebut dirasa Ngengere tidak cukup. Masih terdapat beberapa negara yang kesusahan dalam mengartikan bahasa asing karena aplikasi yang dihadirkan tidak dapat mengartikan ke bahasa lokal dengan baik.
Ke depannya, Code For Africa sebagai salah satu pihak yang berperan penting mengatur jalannya teknologi dan komunikasi akan terus melakukan pengembangan aplikasi dan cara terbaik untuk memerangi disinformasi.
(MG/ Azarine Jovita Halim)
Source: https://www.niemanlab.org/2021/09/misinformation-is-a-global-problem-one-of-the-solutions-might-work-across-continents-too/
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement