BRIN Ungkap Gejala dan Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut

Dari penelitian sementara menyebutkan, hepatitis akut disebabkan oleh adenovirus.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 30 Mei 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2022, 20:00 WIB
Sudah 15 Kasus di Indonesia, Penyebab Hepatitis Akut Misterius Masih Belum Diketahui
Ilustrasi Sudah 15 Kasus di Indonesia, Penyebab Hepatitis Akut Misterius Masih Belum Diketahui. Foto: Pixabay.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. dr. Harimat Hendrawan mengimbau, masyarakat mewaspadai dan mencegah penularan hepatitis akut.

Harimat mengungkapkan, ada beberapa gejala klinis dari hepatitis akut yang bisa dikenali. Misalnya saja, keluhan di perut hingga demam pada pasien.

"Gejala klinisnya tentunya keluhan perut hingga demam, meskipun beberapa kasus tanpa demam, itu juga jadi ciri awal penyakit itu. Dari gejala laboratoriumnya, parameter fungsi hati cenderung lebih parah dibandingkan dari hepatitis lainnya," ungkap dr Harimat dalam acara Virtual Class Cek Fakta Liputan6.com bertajuk 'Dilema Buka Masker: COVID-19 Menjauh, Penyakit Lain Menghantui', Senin (30/5/2022).

Dr Harimat menambahkan, penyebab dari hepatitis akut masih terus ditelusuri. Dari penelitian sementara menyebutkan, penyebab dari penyakit ini ada kaitannya dengan adenovirus.

"Nah khusus untuk adenovirus, sepanjang saya ketahui belum ada vaksin khusus untuk itu," ucap dr Harimat.

Menurut dr Harimat, ada beberapa kasus penyakit hepatitis akut bisa sembuh sendiri. Namun, ada juga kasus yang menyebabkan penderitanya harus melakukan transplantasi hati. Karena itu, dr Harimat menyarankan, masyarakat agar memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala dari hepatitis akut.

"Artinya, kalau memang sudah ada gejala-gejala hepatitis, sebaiknya kita cek langsung ke dokter, jangan sampai gejalanya parah," tambah dr Harimat.

Sejumlah cara bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini. Dr Harimat meminta, masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dengan mencuci tangan pakai sabun hingga menghindari kontak dengan orang-orang yang bergejala hepatitis.

"Jadi artinya sebetulnya pendekatan kita, adalah mencegah penularan infeksi. Bagaimana memberishkan tangan, tidak kontak dengan orang-orang yang kena batuk pilek," tutup dr Harimat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya