Bawaslu Bandar Lampung Awasi Potensi Kampanye Hitam dan Konten Hoaks

Bawaslu Bandar Lampung akan terus menyosialisasikan program memberantas hoaks kepada para pemilih pemula.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 13 Okt 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2022, 19:00 WIB
Logo Bawaslu
Logo Bawaslu (Liputan6.com/Helmi Afandi)

 

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Bawaslu Bandar Lampung, Yusni Ilham memastikan, pihaknya akan terus mengawasi potensi kampanye hitam yang dilakukan di media sosial. Termasuk penyebaran informasi palsu atau hoaks hingga politisasi SARA.

"Termasuk berita hoaks dan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) akan kami awasi," kata Yusni dilansir dari Antara, Kamis (13/10/2022).

Menurut Yusni, para pemilih pemula rentan terpapar hoaks dan politisasi SARA. Karena itu, pihaknya akan terus menyosialisasikan program memberantas hoaks kepada para pemilih pemula.

"Di sini kami menyasar kepada pemilih pemula yang rentan terkena hoaks maka nanti akan kami beri sosialisasi agar mereka semakin paham dan menjadi pemilih cerdas," ucap dia.

Yusni menambahkan, pihaknya juga akan mengawasi dugaan mobilisasi aparatur sipil negara (ASN) dan politik uang pada Pemilu 2024.

"Mobilisasi ASN dan politik uang masih jadi hal yang krusial di Bandar Lampung dalam menghadapi Pemilu dan Pemilihan Serentak Tahun 2024," tambah Yusni. 

Menurutnya, isu kerawanan Pemilu 2024 di Kota Bandar Lampung tidak berbeda jauh dengan Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 sebelumnya.

"Terlebih terkait netralitas ASN, persoalan ini awal tahapan pemilu sudah muncul bahkan sudah ada yang kami usut,” kata dia.

Ia mengatakan, guna upaya pencegahan, Bawaslu Bandar Lampung telah berkirim surat kepada pimpinan daerah terkait netralitas ASN.

"Sudah dua kali kami mengirimkan surat pencegahan perihal netralitas ASN," ungkap Yusni.

Kemudian, lanjut dia, fokus pengawasan juga dititikberatkan pada kegiatan politik uang (money politic) untuk memilih salah satu pasangan calon.

"Dalam hal ini kami tidak hanya fokus terhadap tindakan politik uangnya saja. Sebab berdasarkan pengalaman politik uang yang dilakukan bukan hanya sekedar nilai rupiah yang diberikan namun terdapat janji atau materi lainnya," kata dia.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya