Liputan6.com, Jakarta - Hoaks yang terkait dengan pidato seseorang banyak beredar di masyarakat. Hoaks ini menyebar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.
Lalu apa saja hoaks seputar pidato yang pernah beredar? Berikut beberapa di antaranya:
Baca Juga
1. Cek Fakta: Tidak Benar Video Presiden Jokowi Berpidato Menggunakan Bahasa Mandarin
Advertisement
Beredar di media sosial postingan video Presiden Jokowi sedang berpidato menggunakan bahasa Mandarin. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 26 Oktober 2023.
Dalam postingannya terdapat video Presiden Jokowi sedang berpidato menggunakan bahasa mandarin berdurasi 1 menit 21 detik. Postingan itu disertai narasi:
"Pak Jokowi, bahasa Mandarin nya, bukan kaleng kaleng"
Lalu benarkah postingan video Presiden Jokowi sedang berpidato menggunakan bahasa Mandarin? Simak dalam artikel berikut ini...
2. Cek Fakta: Ini Bukan Pidato Vladimir Putin soal Islam di Rusia
Pada 1 Desember 2020, akun Facebook atas nama Steve Roberts mengunggah postingan yang diklaim sebagai pidato Presiden Rusia, Vladimir Putin. Pidato Vladimir Putin itu berisi tentang kehidupan Islam sebagai masyarakat minoritas di Rusia.
Disebutkan dalam klaim, Vladimir Putin berpidato pada 2013 soal kehidupan Islam sebagai masyarakat minoritas di Rusia Begini narasinya:
"Ucapan Vladimir Putin
Saya akan menyarankan bahwa tidak hanya pemimpin kita tetapi setiap warga Kanada harus memperhatikan nasihat ini.
Pidato Putin 04 Agustus 2013
Inilah satu kali pemimpin kita yang terpilih harus memperhatikan nasihat Vladimir Putin....Betapa menakutkan itu?
Pada tanggal 04 Agustus 2013, Vladimir Putin, presiden Rusia, berbicara kepada Duma, (Parlemen Rusia), dan memberikan pidato tentang ketegangan dengan minoritas di Rusia:
'Di Rusia hidup seperti orang Rusia. Minoritas mana pun, dari mana pun, jika itu ingin tinggal di Rusia, bekerja dan makan di Rusia, harus berbicara bahasa Rusia, dan harus menghormati hukum Rusia.
Jika mereka lebih memilih Hukum Syariah, dan menjalani kehidupan umat Muslim maka kita sarankan mereka untuk pergi ke tempat-tempat di mana itulah hukum negara. Rusia tidak membutuhkan minoritas Muslim. Minoritas membutuhkan Rusia, dan kami tidak akan memberikan hak istimewa kepada mereka, atau mencoba mengubah hukum kita agar sesuai dengan keinginan mereka, tidak peduli seberapa keras mereka berteriak 'diskriminasi'. Kami tidak akan mentolerir ketidakpedulian terhadap budaya Rusia kami.Sebaiknya kita belajar dari bunuh diri Amerika, Inggris, Belanda, dan Prancis, jika kita harus bertahan sebagai negara. Muslim mengambil alih negara-negara itu dan mereka tidak akan mengambil alih Rusia. Adat dan tradisi Rusia tidak kompatibel dengan kurangnya budaya atau cara primitif Hukum Syariah dan Muslim.
Ketika badan legislatif yang terhormat ini berpikir untuk membuat undang-undang baru, seharusnya perlu diingat kepentingan nasional Rusia terlebih dahulu, mengamati bahwa Muslim Minoritas Bukan Rusia. Para politisi di Duma memberikan Putin waktu lima menit untuk berdiri ovasi."
Lalu, benarkah itu pidato Vladimir Putin pada 2013 tentang minoritas Islam di Rusia? Simak dalam artikel berikut ini...
3. Cek Fakta: Tidak Benar Video Anies Baswedan Berpidato dengan Bahasa Arab
Beredar di media sosial postingan video Anies Baswedan sedang berpidato menggunakan bahasa Arab. Postingan itu beredar sejak awal pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 7 November 2023.
Dalam postingannya terdapat video Anies Baswedan dalam Bahasa Arab. Video itu disertai narasi:
"Kurang apa sih? Bahasa Inggris Ok, Bhs Arab juga Ok, saat ini waktunya punya pemimpin intelek dan santun. AMIN for Indonesia"
Akun itu juga menambahkan narasi:
"Luar biasa Anies Baswedan pidato dgn bahasa arab"
Lalu benarkah postingan video Anies Baswedan sedang berpidato menggunakan bahasa Arab? Simak dalam artikel berikut ini...
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Â
Advertisement