Banyak Hoaks Beredar, Masyarakat Diminta Tak Buru-buru Sebar Informasi

Berkaitan dengan temuan 171 hoaks selama periode Januari hingga 12 Desember 2023.

oleh Rida Rasidi diperbarui 27 Des 2023, 07:47 WIB
Diterbitkan 20 Des 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, mengingatkan masyarakat untuk bersikap waspada terhadap konten yang bersifat too good to be true (terlalu bagus untuk jadi kenyataan) selama periode Pemilu 2024.

"Jadi, kalau ada konten seperti itu, misalnya too good to be true (terlalu bagus untuk jadi kenyataan), misalnya, kan, kita tahu ada deepfake yang enggak masuk akal begitu pokoknya ada yang meragukan, jangan buru-buru dibagikan. Coba cek dulu ke sumber-sumber yang otoritatif agar kita tahu kalau ini hoaks atau bukan," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (19/12/2023).

 

Meskipun Kemenkominfo terus mengawasi, Nezar mengatakan, masyarakat masih tetap perlu berhati-hati terutama agar tidak ikut serta dalam menyebarkan disinformasi maupun misinformasi. Sebagai penerima informasi, menurutnya, masyarakat perlu memiliki filter terhadap informasi atau konten yang meragukan.

Terlebih, penggunaan teknologi kecerdasan buatan, seperti deepfake, yang saat ini marak digunakan dan berpotensi disalahgunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menyebarkan berita palsu di tengah masyarakat.

Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong menambahkan telah tercatat sebanyak 171 hoaks ditemukan dalam periode Januari hingga 12 Desember 2023. Konten hoaks yang paling banyak ditemukan adalah berupa gambar dan video.

Terkait temuan tersebut, Usman menyebut Kementerian Kominfo telah mengambil tindakan berupa meminta penghapusan konten kepada platform dan memberikan stempel hoaks.

Sedangkan, untuk tindakan hukum lebih lanjut, ia menjelaskan, hal itu akan dilakukan oleh pihak berwenang, seperti Polri, Kejaksaan, dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu).

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya