Prebunking Jadi Jurus Jitu Masyarakat untuk Tangkal Hoaks

Gejolak informasi di era digital membuat masyarakat makin sulit untuk mebedakan antara fakta dan hoaks. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait prebunking.

oleh Alifah Budihasanah diperbarui 19 Apr 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi hoaks, kabar bohong
Ilustrasi hoaks, kabar bohong. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Gejolak informasi di era digital membuat masyarakat makin sulit untuk mebedakan antara fakta dan hoaks. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait prebunking.

Hoaks yang umumnya beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu misinformasi dan disinformasi.

“Misinformasi adalah informasi keliru bisa dibuat tanpa ada unsur kesengajaan karena kekeliruan tersebut bisa jadi karena konteksnya disalahpahami, dibelokkan, meskipun mungkin sebagian informasinya benar,” ujar Profesor Psikologi Sosial University of Cambridge, van der Linden dilansir dari CNN.

Berbeda dengan disinformasi yang dibuat dan disebarkan secara sengaja, misinformasi lebih sulit untuk dihindari karena dibagikan murni atas dasar ketidaktahuan.

“Masyarakat harus didorong untuk memastikan kebenaran informasi yang diterima sebelum membagikannya,” kata Linden.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cara Efektif Terapkan Prebunking

Menurut Linden, masyarakat perlu diberikan edukasi terkait metode prebunking untuk menghadapi misinformasi. Untuk menerapkannya, masyarakat perlu mendapatkan edukasi terkait contoh-contoh misinformasi dan disinformasi.

“Prebunking adalah upaya untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap hoaks dengan mengajarkan upaya pencegahan, karena begitu seseorang terpapar hoaks, hal tersebut akan terjerat dengan keyakinan pribadi dan sudut pandangnya” ucapnya menambahkan.

Linden menjelaskan bahwa untuk menerapkan pendekatan yang lebih efektif masyarakat juga harus diberikan edukasi terlebih dahulu terkait bagaimana algoritma media sosial dan teknik yang digunakan oleh para penyebar hoaks untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya