Pakar Sebut Literasi Digital Perlu Difokuskan pada Lansia Sebab Lebih Rentan Terpapar Hoaks

Profesor di The University of Mexico, Jessica Feezell menyebut bahwa kemampuan literasi digital perlu lebih difokuskan pada kelompok lansia karena lebih rentan termakan hoaks.

oleh Alifah Budihasanah diperbarui 21 Apr 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi Literasi Digital
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Profesor di The University of Mexico, Jessica Feezell menyebut bahwa kemampuan literasi digital perlu lebih difokuskan pada generasi lansia, karena lebih rentan termakan hoaks.

Studi yang dilakukan oleh Feezell menunjukkan bahwa kelompok usia 65 tahun ke atas menyebarkan hoaks tujuh kali lebih banyak dibandingkan dengan generasi muda.

"Ini karena mereka tumbuh di era media yang berbeda, sumber beritanya lebih sedikit. Sekarang di era digital informasinya lebih masif, makin sulit untuk memilah informasi," kata Feezell dikutip dari UNM Newsroom, Sabtu (20/4/2024).

Berbeda dengan generasi muda yang mungkin sudah gencar mendapatkan pelatihan literasi digital misalnya di institusi pendidikan, atau akses lainnya. Namun, pelatihan literasi digital untuk kelompok lansia masih kurang mendapat perhatian.

"Generasi lansia seringkali menjadi sasaran hoaks, phishing, dan manipulasi politik karena mereka dianggap tidak paham digital," ujarnya menambahkan.

Feezell mengimbau, agar kelompok lansia dapat diberikan edukasi terkait metode cek fakta sederha, misalnya seperti memeriksa tautan atau link dari informasi yang mereka terima, mempertimbangkan sumbernya, dan membaca isu-isu penting untuk mengeksplorasi berbagai perspektif.

"Cara ini membantu melawan efek framing media dan membantu mereka mengidentifikasi misinformasi dan disinformasi. Ini penting untuk menstimulasi mereka, di samping itu agar mereka juga terus mempelajari hal-hal baru," tutur Feezell.

"Ini juga merupakan tantangan besar mengingat bahwa mereka mengalami dan memahami sejarah dan konteks politik yang berbeda," tambah dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya