Gunung Api Banda Level Waspada, Masyarakat Diimbau Tak Percaya dan Sebar Hoaks

Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) meminta untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Hal itu dikatakannya melalui Surat Edaran Nomor 361/55/SE/2024 tertanggal 20 November 2024.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Nov 2024, 11:15 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2024, 11:15 WIB
Gunung Api Banda
Gunung Api Banda

Liputan6.com, Jakarta- Masyarakat Banda Neira, Maluku Tengah diimbau untuk tidak mempercayai dan menyebar hoaks atas status gunung api Banda yang telah masuk level II atau waspada.

Penjabat Bupati Maluku Tengah Rakib Sahubawa mengatakan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) meminta untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Hal itu dikatakannya melalui Surat Edaran Nomor 361/55/SE/2024 tertanggal 20 November 2024.

"Kami mengimbau masyarakat untuk jangan panik dan tetap beraktivitas seperti biasa seperti ke sekolah, melaut, berdagang dan sebagainya," kata Rakib, dikutip dari Antara, Jumat (22/11/2024).

Selain itu masyarakat juga diimbau agar menjaga kondusifitas suasana dengan tidak menyebarkan narasi bohong atau hoaks dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

"Masyarakat diharapkan selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah," ujarnya.

 

 

Tidak Berkativitas Dalam Radius 1 Km

Rakib mengungkapkan, masyarakat di sekitar Gunung api Banda dan pengunjung atau wisatawan diimbau tidak beraktivitas di dalam radius 1 kilometer dari puncak Gunung Banda Api untuk menghindari potensi ancaman jika terjadi letusan yang dapat berupa lontaran batu pijar, aliran guguran lava, awan panas dan/atau gas beracun.

Saat ini dilaporkan aktivitas pariwisata di Banda Neira masih berjalan seperti biasanya. Hanya saja masyarakat setempat secara pro aktif mengikuti instruksi edaran pemerintah demi menjaga keselamatan bersama.

Gunung Api Banda merupakan gunung berapi yang masih aktif dan memiliki ketinggian 656 meter dari permukaan laut. Gunung ini merupakan bagian dari Kepulauan Banda, yang pernah menjadi lokasi utama perdagangan rempah-rempah.

Dalam sejarahnya letusan besar terakhir yang pernah terjadi pada gunung ini yakni pada 9 Mei 1988 pukul 06.30 WIT.

Letusan ini melontarkan kolom gas dan tefra setinggi tiga sampai lima kilometer, disertai dengan aliran lava yang bergerak ke arah timur menuju Pulau Neira. Letusan ini menewaskan tiga orang, merobohkan 430 rumah, dua masjid, dan dua gedung sekolah.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya