Program Cek Fakta Bakal Dihapus Meta, Bagaimana Sebenarnya Cara Kerja Pemeriksa Fakta Pihak Ketiga di Platform Itu?

Meta akan menghentikan program Cek Fakta di platformnya, termasuk mengakhiri kerjasama dengan pemeriksa fakta pihak ketiga.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 08 Jan 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2025, 14:00 WIB
Ilustrasi like di media sosial Facebook
Ilustrasi Meta (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Meta akan menghentikan program Cek Fakta di platformnya, termasuk mengakhiri kerjasama dengan pemeriksa fakta pihak ketiga. Lalu bagaimana sebenarnya cara kerja pemeriksa fakta pihak ketiga di platform Meta?

Dilansir dari Poynter, CEO Meta, Mark Zuckerberg menyebut penghapusan program Cek Fakta karena ada kekhawatiran penyensoran bagi para pengguna di platformnya. Bahkan kata 'penyensoran' beberapa kali diulang Zuckerberg dalam videonya.

Namun sebenarnya kebijakan untuk menghapus konten dari platform Meta bukanlah keputusan dari pemeriksa fakta pihak ketiga. Bahkan Meta secara jelas menyatakan dalam deskripsi programnya bahwa "Pemeriksa fakta tidak menghapus konten, akun, atau Halaman dari Facebook."

Dalam program ini Meta menyorot potensi misinformasi yang beredar di platformnya berdasarkan apa yang digambarkannya sebagai umpan balik komunitas dan sinyal lainnya, termasuk seberapa cepat konten tersebut menyebar dan bagaimana orang-orang meresponsnya.

Meta juga menggunakan deteksi kata kunci selama peristiwa berita besar atau ketika topik tertentu sedang menjadi tren.

Pemeriksa fakta kemudian meninjau informasi yang dimunculkan Meta dan, menggunakan standar editorial organisasi mereka sendiri untuk apa yang layak diperiksa faktanya, memilih klaim untuk diperiksa.

Pemeriksa fakta lalu menghasilkan pelaporan asli menggunakan sumber utama, wawancara, data publik, dan analisis. Mereka menggunakan pemeriksaan fakta ini untuk meninjau dan menilai keakuratan klaim yang sedang tren di platform Meta.

Setelah pemeriksa fakta pihak ketiga memeriksa fakta suatu konten Meta, Meta mengurangi distribusi konten tersebut "sehingga lebih sedikit orang yang melihatnya."

Seperti yang ditulis Meta, "Kami memberi tahu orang-orang yang sebelumnya membagikan konten atau mencoba membagikannya bahwa informasi tersebut salah, dan menerapkan label peringatan yang menautkan ke artikel pemeriksa fakta, membantah klaim tersebut dengan pelaporan asli."

Meta juga menggunakan kecerdasan buatan untuk menyebarkan pemeriksaan fakta, menyaring platformnya sendiri untuk klaim serupa, dan melampirkan pemeriksaan fakta pihak ketiga ke konten berdasarkan kecocokan tersebut.

Program ini mencakup proses banding di mana orang-orang yang postingannya ditandai dengan pemeriksaan fakta dapat mengajukan banding atas keputusan pemeringkatan pemeriksaan fakta dan, jika memang layak, memperbaiki postingan tersebut dan menghapus pemeringkatan pemeriksaan fakta.

Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.

Caranya mudah:

* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse

* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”

* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”

* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya