Liputan6.com, Jakarta- Mudik Lebaran adalah salah satu tradisi yang sangat dinantikan oleh masyarakat Indonesia. Setiap tahun, jutaan orang berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari raya bersama keluarga. Namun, di balik momen bahagia ini, ada risiko yang harus diwaspadai, yaitu penipuan. Para pelaku kejahatan sering memanfaatkan situasi ramai dan kelengahan pemudik untuk melakukan aksinya, khususnya melalui mesin ATM dan penjualan tiket transportasi.
Salah satu modus penipuan yang sering terjadi adalah penipuan di mesin ATM. Selama musim mudik, banyak orang yang melakukan transaksi di ATM untuk menarik uang tunai. Sayangnya, pelaku penipuan telah mengembangkan berbagai cara untuk menipu korban. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali modus-modus ini agar tidak terjebak dalam perangkap mereka.
Advertisement
Berdasarkan data yang dihimpun, ada beberapa modus penipuan yang perlu diwaspadai. Pertama, skimming, di mana pelaku memasang alat pada mesin ATM untuk mencuri data kartu. Kedua, penutupan slot uang keluar, di mana pelaku menutup slot uang agar korban tidak menyadari bahwa uang mereka tidak keluar. Ketiga, penipuan stiker call center palsu, di mana pelaku menempelkan stiker palsu dengan nomor telepon yang mengarahkan korban untuk menghubungi mereka.
Advertisement
Keempat, penukaran kartu ATM, di mana pelaku berpura-pura membantu korban dan menukar kartu ATM mereka dengan kartu yang telah dimodifikasi. Kelima, hipnotis, di mana pelaku menggunakan teknik hipnosis untuk mengalihkan perhatian korban. Terakhir, penukaran uang tunai, di mana pelaku berpura-pura memberi uang dengan jumlah yang lebih besar tetapi sebenarnya telah melakukan penipuan.
Ikuti Aktivasi cover lagu "Ruang Gema" Liputan6.com di Instagram dan campaign Cek Fakta #LawanRuangGema di TikTok dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Klik link terkait untuk ikutan dan informasi selengkapnya:
Modus Penipuan Tiket Mudik di Media Sosial
Selain penipuan di ATM, modus penipuan lain yang perlu diwaspadai adalah penipuan tiket mudik yang marak terjadi di media sosial. Jelang Lebaran, banyak orang mencari tiket transportasi, terutama tiket kereta api, yang seringkali cepat habis. Pelaku penipuan memanfaatkan situasi ini dengan menawarkan tiket murah melalui iklan di platform media sosial.
Modus ini semakin canggih dari tahun ke tahun. Para pelaku menyebarkan iklan tiket mudik dengan harga yang sangat menarik. Mereka menargetkan calon pemudik yang mungkin kesulitan mendapatkan tiket melalui jalur resmi. Setelah calon korban tertarik, pelaku akan menghubungi mereka melalui pesan pribadi atau aplikasi percakapan.
Setelah itu, pelaku akan meminta korban untuk melakukan transfer uang sebagai pembayaran tiket. Sayangnya, setelah uang ditransfer, tiket yang dijanjikan tidak pernah diterima. Kejadian penipuan ini telah tersebar luas dan menjangkau banyak orang, sehingga penting bagi kita untuk lebih berhati-hati.
Advertisement
Cara Menghindari Penipuan
Agar tidak menjadi korban penipuan, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Pertama, selalu periksa mesin ATM sebelum melakukan transaksi. Pastikan tidak ada alat tambahan yang mencurigakan. Kedua, jangan pernah memberikan informasi pribadi atau nomor PIN kepada siapapun, termasuk jika ada yang mengaku sebagai petugas bank.
Ketiga, saat membeli tiket transportasi, pastikan untuk menggunakan saluran resmi. Hindari membeli tiket dari individu atau akun yang tidak dikenal di media sosial. Keempat, selalu lakukan verifikasi sebelum mentransfer uang. Jika harga tiket terlalu murah, ada baiknya untuk skeptis dan mencari informasi lebih lanjut.
Dengan mengenali dan memahami modus penipuan yang ada, kita bisa lebih waspada dan menghindari kerugian. Mudik Lebaran seharusnya menjadi momen yang penuh kebahagiaan, bukan menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan. Mari kita jaga diri dan orang-orang terkasih agar tetap aman selama perjalanan mudik.
