Gajang `Yongki` Mati, Publik Tuntut Pelaku Dihukum Berat

Gajah "Yongki" merupakan salah satu anggota flying squad di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Lampung. Foto: wwf.or.id

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 23 Sep 2015, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2015, 16:00 WIB
Gajang `Yongki` Mati, Publik Tuntut Pelaku Dihukum Berat
Gajah "Yongki" merupakan salah satu anggota flying squad di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Lampung. Foto: wwf.or.id

Citizen6, Jakarta Setelah kematian singa Cecil, kucing besar kesayangan warga Zimbabwe pada 1 Juli 2015 lalu, kini masyarakat dunia kembali dihebohkan dengan kabar meninggalnya gajah Sumatera yang menjadi salah satu satwa terancam punah.

Ya, Yongki merupakan salah satu anggota flying squad di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Lampung. Sayangnya, gajah berusia 34 tahun itu ditemukan dalam kondisi mati dan kedua gadingnya hilang pada Jumat, 18 September 2015 di dekat TNBBS.

Kematian gajah "Yongki" pun sontak menjadi perhatian warga dunia. Pasalnya, Yongki adalah pahlawan di tiap konflik gajah dan manusia di TNBBS. Yongki juga menjadi salah satu gajah Sumatera yang terancam punah akibat rusak dan berkurangnya habitat serta perburuan dan perdagangan ilegal untuk diambil gadingnya.

Para pecinta hewan pun merasa geram mengetahui kabar tersebut, mereka juga tak segan mengutuk pembunuh Yongki. Nampak, hingga kini dalam linimasa Twitter publik menuturkan beragam ciapan kekesalannya dan menyarankan hukuman yang tepat bagi si pelaku pembunuhan.

 

 

 

 

 

Bahkan, hastag #RIPYongki, #NasibGajah dan #Elephant pun sempat menjadi topik yang paling banyak dibahas onliner di dunia. Saking banyaknya onliner yang mencantumkan hastag tersebut, #RIPYongki, #NasibGajah dan #Elephant masuk dalam deretan trending topic Twitter.

 

 

 

 

 

Gajah Sumatera saat ini terutama seluruh gajah Asia dan sub-spesiesnya, termasuk satwa terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam punah yang keluarkan oleh Lembaga Konservasi Dunia –IUCN. Masuknya Gajah Sumatera dalam daftar tersebut disebabkan oleh aktivitas pembalakan liar, penyusutan dan fragmentasi habitat, serta pembunuhan akibat konflik dan perburuan. Perburuan biasanya hanya diambil gadingnya saja, sedangkan sisa tubuhnya dibiarkan membusuk di lokasi, seperti dikutip wwf.or.id pada Rabu (23/9/2015). (ul/kw)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya