Teater Monolog Unik #3Perempuanku, Bukan Bunga Lelaki

Teater monolog ini pertama kalinya dilakonkan oleh tiga orang dalam satu pentas

oleh Sulung Lahitani diperbarui 27 Feb 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2015, 10:06 WIB
Teater Monolog Unik #3Perempuanku, Bukan Bunga Lelaki
Teater monolog ini pertama kalinya dilakonkan oleh tiga orang dalam satu pentas

Citizen6, Jakarta Keberadaan seni pertunjukkan teater masih jarang diminati oleh masyarakat Indonesia. Pertunjukan teater dianggap hanyalah konsumsi kalangan terbatas, padahal tidak demikian. Pementasan monolog "#3Perempuanku, Bunga Bukan Lelaki" yang terselenggara berkat kerja sama Arcana Foundation dan Djarum Apresiasi Budaya, mencoba untuk membantah hal tersebut.

- 

Di dalam teater monolog yang dipentaskan Sabtu, 26 September 2015 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, ini terdapat tiga tokoh perempuan yang menjadi pemeran utama namun tidak saling kenal. Cerita yang diangkat dari buku Monolog Politik karya Putu Fajar Arcana ini alurnya dihubungkan oleh relasi yang tak pernah diketahui perempuan tersebut. Bahwa sebenarnya mereka adalah istri dari satu lelaki yang sama.

- 

Tiga orang perempuan yang memainkan lakon tersebut yakni Inayah Wahid sebagai Wagiyem; Olga Lydia sebagai Renata, dan Happy Salma sebagai Liza Sasya. Bila Inayah berperan sebagai wanita Jawa dengan cengkok yang kental, maka Olga Lydia memerankan perempuan kelas menengah dan Happy Salma berperan sebagai penyanyi dangdut Pantura.

Menurut sang sutradara Rangga Bhuana Riantiarno, lakon monolog ini terbilang unik karena biasanya monolog hanya dimainkan oleh satu orang dengan karakter yang berganti-ganti.

- 

“Ini lakon monolog dengan tiga pemeran dengan karakter yang berbeda, tetapi tidak terjadi dialog diantara mereka. Hubungan ketiganya baru ketahuan pada akhir pentas, di mana ketiganya adalah istri dari seorang anggota parlemen yang korup," ujar Rangga.

Bagi Joan Arcana, sang produser, lakon ini dipentaskan karena adanya keinginan untuk turut serta mengampanyekan perilaku anti korupsi. Selain itu, bertindak sebagai direktur musik seluruh pertunjukan, Dewa Budjana mengatakan ia menciptakan beberapa komposisi khusus untuk menyesuaikan dengan karakter naskah dan para pemerannya.“Ini pengalaman pertama saya menggarap musik untuk teater dan semuanya dibawakan live. Saya beruntung bekerja dengan orang-orang hebat dalam tim ini,” tukas Budjana. (sul)

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya