Kolaborasi untuk Kudus Apik dan Resik, Olah Sampah Alam Lestari

Hadirnya gerakan Kudus ASIK merupakan inisiatif dan bentuk langkah strategis mewujudkan Kabupaten Kudus yang lebih bersih, sehat dan berkelanjutan

oleh Tim Regional Diperbarui 27 Feb 2025, 09:40 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 09:30 WIB
Inagurasi gerakan digital Kudus Asik dan apresiasi 370 mitra PPO, Kudus. (Foto: Liputan6.com/Arief Pramono)
Inagurasi gerakan digital Kudus Asik dan apresiasi 370 mitra PPO, Kudus. (Foto: Liputan6.com/Arief Pramono)... Selengkapnya

Liputan6.com, Kudus - Pusat Pengolahan Organik (PPO) dibangun di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada tahun 2018. Kehadiran PPO tersebut, sebagai bukti dan komitmen BLDF mendukung aksi pelestarian lingkungan, khususnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Kota Kretek.

Paparan tersebut diungkapkan Director Communications Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara, saat acara Inagurasi Gerakan Digital Kudus Asik dan Apresiasi 370 Mitra PPO. Kegiatan tersebut bertempat di Ruang Samanae Saman, Djarum Oasis Kretek Factory, Kudus pada Rabu (26/2/2025).

Mutiara menjelaskan, sampah organik yang telah berada di PPO ini kemudian didaur ulang menjadi pupuk organik. Sampah-sampah organik yang dikelola PPO BLDF, berasal dari 370 mitra yakni rumah makan, pasar tradisional, masyarakat desa, hotel, korporasi dan sektor lainnya yang ada di Kudus.

Untuk meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap pentingnya pemilahan sampah di Kota Kretek ini, kata Mutiara, kemudian dibentuk gerakan generasi muda berbasis digital “Kudus ASIK (Apik Resik)” pada tahun 2022 lalu.

Menurut Mutiara, inisiatif Kudus ASIK merupakan bentuk sinergi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus melalui Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Linkungan Hidup (PKPLH) sebagai perencana aksi daerah.

Melalui gerakan digital Kudus ASIK, Mutiara berharap menjadi motivasi masyarakat Kudus khususnya generasi muda berpartisipasi dalam memilah sampah demi menjaga lingkungannya tetap bersih.

“Kami berharap keterlibatan seluruh elemen masyarakat Kudus untuk memilah sampah dan bisa menjadi bagian dari keseharian,” ujar Mutiara Diah Asmara.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Revlisianto Subekti yang hadir mewakili Bupati Kudus menambahkan, hadirnya gerakan Kudus ASIK merupakan inisiatif dan bentuk langkah strategis mewujudkan Kabupaten Kudus yang lebih bersih, sehat dan berkelanjutan.

“Optimalisasi pengelolaan sampah menjadi fokus utama kami, dan hal ini membutuhkan kerja sama berbagai pihak, sehingga dapat terus berkembang dan memberikan manfaat besar,” ucap Revli.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Mendorong Kesadaran Warga

Revli menyebut, Kudus ASIK dapat menjadi motor penggerak dalam mendorong kesadaran warga, yang mana program ini sejalan dengan rancangan grand design pengelolaan sampah berkelanjutan di Kudus.

“Saya mengapresiasi upaya BLDF yang terus menunjukkan komitmen luar biasa dalam menciptakan perubahan nyata sekaligus memberdayakan masyarakat Kudus,” imbuh Revlisianto.

Sementara itu, Isman Ridhwansah sebagai influencer Kudus ASIK menilai bahwa masyarakat Kudus saat ini sudah semakin sadar akan pentingnya memilah dan mengelola sampah.

Karena itu, konten-konten edukasi mengenai pengelolaan sampah melalui media sosial harus dirancang secara kreatif. Hal ini akan memudahkan masyarakat dalam memahami isu tersebut.

Diskusi kali ini juga dihadiri oleh Deputy Program Manager Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Redi J. Prasetyo. Dalam acara ini merupakan sesi yang mengedepankan pencapaian para mitra sekaligus pemberian apresiasi atas komitmen mereka dalam memilah sampah di Kabupaten Kudus.

“Kami berharap mitra yang terlibat akan terus bertambah, sehingga timbulan sampah organik di Kabupaten Kudus bisa terolah dengan baik,” terang Redi.

Dalam kegiatan kali ini, juga sebagai rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025. Pihak BLDF mengadakan diskusi bertema “Kudus ASIK menuju Kudus Ciamik” dan juga diisi lokakarya mitra bank sampah.

Agenda lokakarya tersebut untuk meningkatkan kapasitas mereka, dalam menciptakan solusi inovatif dan menghasilkan produk kreatif bernilai dari limbah yang dapat didaur ulang yang difasilitasi Ikbal Alexander, pendiri Kertabumi Recycling Center.

Untuk diketahui, Bakti Lingkungan Djarum Foundation memulai inisiasi penghijauan di Kota Kudus sejak tahun 1979. Hingga saat ini, Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui program Djarum Trees for Life telah menanam lebih dari 2 juta pohon yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Selain itu, BLDF melakukan penanaman pohon trembesi di sepanjang pantai utara (Pantura) Pulau Jawa, Pulau Lombok, Trans Jawa serta jalur Trans Sumatera.

Pihak BLDF juga melakukan konservasi Mangrove, konservasi lereng Gunung Muria dan Perbukitan Patiayam, penanaman di situs-situs bersejarah Indonesia serta lahan-lahan kritis.

(Arief Pramono)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya