Masih Malu? Ini 6 Alasan Kamu Harus Bangga Berbahasa Indonesia

Terkesan malu, generasi kekinian ini merasa bahasa Indonesia tidak sekeren atau segaul bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.

oleh Hotnida Novita Sary diperbarui 17 Agu 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2016, 07:00 WIB
Bahasa Indonesia
Masih Malu? Ini 6 Alasan Kamu Harus Bangga Berbahasa Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Republik Indonesia genap sudah berusia 71 tahun. Sepanjang masa itu, bahasa Indonesia digunakan oleh bangsa kita. Namun sayang, generasi muda Indonesia saat ini atau yang kerap kita sebut dengan generasi kekinian terkesan kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia. Salah satunya tercermin dalam budaya pergaulan sehari-hari, khususnya penggunaan bahasa.

Terkesan malu, generasi kekinian ini merasa bahasa Indonesia tidak sekeren atau segaul bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Padahal, bahasa Indonesia memiliki banyak hal yang membuatmu sepantasnya bangga. Simak enam hal yang akan membuatmu bangga berbahasa Indonesia berikut ini.

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan diraih dengan perjuangan.

Mungkin tidak ada bahasa yang pantas menyandang predikat “keren" selain bahasa Indonesia. Iya, mungkin hanya bahasa Indonesia bahasa yang harus melalui perjuangan “berdarah-darah” untuk diakui sebagai bahasa nasional, bahasa resmi, sekaligus bahasa persatuan. Tentu kita masih ingat 88 tahun silam, tepatnya pada 1928, bangsa ini pernah bersumpah, berjanji terhadap ibu pertiwi, selalu menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Proses ini tidaklah mudah. Para pemuda Indonesia harus terbelenggu oleh kaum imperialis dan kolonialis, mengalami penghinaan dan penindasan, terinjak harkat dan martabatnya selama ratusan tahun. Ketika keberanian muncul, para pejuang Tanah Air mendeklarasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk mengangkat kembali harkat dan martabat bangsa Indonesia. Harga yang harus dibayar saat itu tidaklah murah.

2. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

Salah satu keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan adalah bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Iya, bahasa Melayu dipakai di hampir seluruh wilayah Asia Tenggara. Maka tak heran apabila kita masih bisa berkomunikasi dengan orang Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Tak hanya itu, beberapa kosakata bahasa Indonesia (yang satu rumpun dengan bahasa Melayu) memiliki kemiripan dengan bahasa Filipina, misalnya ako atau aku dalam bahasa Indonesia; dan gulong atau gulung dalam bahasa Indonesia.

3. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat kaya.
Seperti yang disinggung sebelumnya, bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu, dengan daerah Riau sebagai pusatnya perkembangannya. Namun seiring waktu berjalan, bahasa Melayu mendapat banyak pengaruh dari pedagang dari Arab, Tiongkok, India, dan sebagainya. Ini yang pada akhirnya memperkaya kosakata bahasa Melayu yang mempengaruhi banyak kosakata dalam bahasa Indonesia.

Tak cuma bahasa asing, ratusan bahasa daerah terdapat di Nusantara yang sedikit banyak mempengaruhi perbendaharaan bahasa Indonesia sendiri. Pengaruh dari bahasa asing dan bahasa daerah menyebabkan perbendaharaan bahasa Indonesia sangat kaya. Karena itu, bila ada yang menyebutkan kekurangan kosakata untuk mendeskripsikan sesuatu, mungkin ia kurang mengenal bahasanya.

Selanjutnya

4. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah sekaligus rumit.
Setiap bahasa memiliki ciri dan kekhasan sendiri, demikian juga dengan bahasa Indonesia. Jika dalam bahasa Inggris kamu harus mengingat-ingat bentuk perubahan verba lampau dan saat ini, dalam bahasa Indonesia kamu bebas dari kewajiban itu. Bagaimana? Mudah kan?

Tapi jangan keburu senang. Kerumitan bahasa Indonesia bukan terletak pada unsur sintaksis dan gramatikal. “Keseruan” bahasa Indonesia akan dimulai ketika kita belajar pembentukan kata dan maknanya. Misalnya, apa beda pertumbuhan dan penumbuhan atau bernyanyi dan menyanyi. Tak usah bule, penutur asli saja mungkin masih kebingungan mengenai perbedaan ini.

5. Bahasa Indonesia juga dipelajari bangsa lain.
Tak hanya di dalam negeri, bahasa Indonesia ternyata juga dipelajari oleh banyak negara di dunia. Menurut brilio.net, setidaknya ada empat universitas besar dunia yang memiliki mata kuliah Bahasa Indonesia, yaitu Tokyo University of Foreign Studies (Jepang), University of Shouthern Queensland (Australia), Taras Shevchenko National University of Kyiv (Ukraina), dan Hankuk Univeristy of Foreign Studies (Korea Selatan).

Mahasiswa Australia, misalnya, mengatakan motivasinya ingin lancar berbahasa Indonesia karena tertarik dengan budaya Indonesia sekaligus ingin memperdalam pengetahuan tentang Indonesia. Bahkan, sebagian lagi menganggap, belajar bahasa Indonesia akan memudahkan mereka dalam mencari pekerjaan dan relasi.

Tak hanya itu, pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, bahkan mengumumkan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua di negara itu secara resmi pada Desember 2007. “Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis, dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan” (Irdamis Ahmad, Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode 2007-2008).

6. Bahasa Indonesia akan menjadi bahasa resmi ASEAN
Ide agar bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di kawasan ASEAN memang masih diusulkan. Akan tetapi, bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional di kawasan ASEAN memiliki peluang yang cukup besar.

Menurut Prof Berthold Damshauser (Rahardjo, 2011), syarat pertama sebuah bahasa menjadi bahasa internasional harus digunakan dalam diplomasi dan perdagangan internasional dan perdagangan internasional. Kedua, berperan besar dalam penyebaran ilmu pengetahuan; ketiga, jumlah penuturnya banyak; keempat, tingginya budi dan keagungan budaya penuturnya atau peradabannya. Kelima, kesederhanaan sistem bunyi dan gramatikalnya sehingga mudah dipelajari. Keenam, pemiliknya memiliki rasa percaya diri terhadap bahasanya sendiri.

Syarat-syarat itu rasanya tidak terlalu sulit untuk dipenuhi oleh bahasa Indonesia. Tinggal bagaimana setiap generasi percaya diri dan bangga berbahasa Indonesia. Mari cintai Indonesia dengan bahasa.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya