Liputan6.com, Jakarta - Dengan kondisi yang penuh sesak, makanan menjijikkan, dan penghuni yang melampaui batas, penjara dikenal menjadi tempat yang menyeramkan. Namun, apa iya demikian?
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Jan Banning, seorang fotografer dari Amsterdam mengunjungi sel di Kolombia, Prancis, Uganda, dan Amerika Serikat untuk mencari tahu kebenarannya. Ia mendokumentasikan apa yang ia lihat dalam sebuah buku yang berjudul, Law and Order: The World of Criminal Justice.
Dilansir dari Takepart, Jumat (14/10/2016), Banning menemukan bahwa seluruh rumah tahanan tersebut setidaknya memiliki satu kesamaan: memberi efek jera. Pertanyaannya, apakah hukuman kurungan benar-benar cara terbaik untuk menangani kejahatan?
Berikut pengalaman Jan Banning mengunjungi -penjara-penjara mengerikan, namun memiliki fasilitas yang menakjubkan tersebut.
1. Penjara di Kolombia
Dua narapidana berpose di sebuah sel di penjara perempuan di San Diego, Cartagena, Kolombia. Satu sel diisi oleh 10 perempuan. Sementara itu, di sel pria, banyak narapidana yang terpaksa tidur di lantai karena kapasitas yang melebihi batas.
Menurut Banning, staf penjara hanya membawanya ke tempat berkumpul dan taman. Ia seperti dicegah mengambil foto di penjara-penjara yang sesak dan pengap.
2. Penjara di Prancis
2. Penjara di Prancis
Sebuah menara pusat pemantauan di Maison d’arrêt de Bois-d’Arcy di Bois-d’Arcy, Prancis yang digunakan untuk mengontrol perilaku narapidana. Penjara ini dirancang sebagai Panopticon yakni sebuah konsep yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham pada akhir abad ke-18.
Konsep ini memungkinkan semua narapidana untuk dipantau dari lokasi pusat. Meski tidak setiap tahanan dapat dilihat sekaligus, tapi para narapidana tahu mereka sedang diawasi. Penjara ini juga penuh sesak dengan 770 orang untuk kapasitas 500 orang.
Advertisement
3. Penjara di Uganda
3. Penjara di Uganda
Tahanan pria mempelajari bisnis statistik tingkat universitas di Penjara Luzira Atas di Kampala, Uganda. Banning terkejut saat mendapati semua penjara di Uganda yang ia kunjungi, interaksi antara penjaga dengan narapidananya sangat baik.
"Saya tidak merekomendasikan Uganda sebagai hotel. Tapi hubungan antara penjaga dan narapidana yang manusiawi, baik, dan ramah, sangat menyentuh saya," kata Banning.
4. Penjara di Amerika Serikat
4. Penjara di Amerika Serikat
Kontras dengan penjara di Uganda yang dicat dengan warna-warni cerah, penjara di Amerika Serikat justru sebaliknya. Menurut Banning, di Amerika Serikat, semua penjara seperti beton dan stainless. Seperti kulkas raksasa.
"Saya rasa ini tak akan membantu membuat narapidana menjadi orang yang lebih baik nantinya," tutur dia.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Advertisement