Mencicipi Lezatnya Sarapan Soto Segeer Hj Fatimah, Boyolali

Kuliner satu ini terkenal banget di Kota Solo. Dahulunya tempat ini bernama Soto Mbok Giyem.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 26 Des 2016, 13:50 WIB
Diterbitkan 26 Des 2016, 13:50 WIB
Mencicipi Lezatnya Sarapan dengan Soto Seger Hj Fatimah, Boyolali
Kuliner satu ini terkenal banget di kota Solo. Dahulunya tempat ini bernama Soto Mbok Giyem

Liputan6.com, Jakarta - Setiap akhir pekan, saya dan keluarga selalu mencoba kuliner di Kota Solo ini. Walaupun sudah 4 tahun menjadi penduduk kota ini tapi masih banyak tempat kuliner yang belum kami datangi. Ada satu tempat kuliner yang menjadi langganan kami untuk sarapan pagi di akhir pekan namanya Soto Segeer Hj. Fatimah, Boyolali.

Kuliner satu ini terkenal banget di Kota Solo. Dahulunya tempat ini bernama Soto Mbok Giyem. Dengar kasak-kusuk, penggantian nama ini karena ada masalah internal. Tak apalah ganti nama, yang penting nggak pindah tempat saja nanti bingung carinya. Soto ini pusatnya nggak di Solo tapi di Boyolali, jadi nggak heran jika nama Boyolali dicantumkan di bagian bawahnya.

Pagi itu, cuaca sangat bersahabat. Ketika mendekati tempatnya, laju mobil kami memelan. Saya sedikit kaget, karena jarak beratus meter bagian kanan dan kiri jalan sudah berderet mobil-mobil yang pastinya singgah makan Soto Segeer Hj. Fatimah.

Letak restoran ini memang di pinggir jalan, ada teras yang nggak terlalu lebar dijadikan parkir motor, sedangkan untuk parkir mobil berada di sisi kiri dan kanan jalan ataupun jika di akhir pekan biasanya mobil diparkir di kantor seberangnya yang nggak buka. Kami pun kebingungan mencari tempat parkir.

Ada tiga tukang parkir, tapi mereka pun sibuk melayani banyaknya pengunjung. Berjarak sekitar dua ratus meter, akhirnya kami mendapatkan tempat parkir.

Restoran ini nggak besar, khas tempat soto di Kota Solo. Saat langkah kaki menapak di lapangan parkir motor, bau kaldu menguar. Bikin perut ini semakin lapar. Tapi, kami pun harus bersabar untuk mendapatkan tempat duduk.

Dua baris bangku dan meja panjang dari kayu diisi penuh oleh pengunjung. Pun dengan sisi kanan di mana mejanya menempel di dinding, penuh! Kami berjalan ke bagian belakang, syukurlah ada pengunjung yang baru selesai makan. Jadi, untuk satu bangku panjang bisa diisi dua atau tiga keluarga pengunjung, nggak ada keeksklusifan di tempat ini, semua sama rata.

Selengkapnya, baca langsung di sini

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya