Efek Rumah Kaca Sampaikan Pesan lewat Konser Tunggal

Setelah dua tahun lamanya tidak menggelar konser di Semarang, ERK datang dengan formasi lengkap.

oleh Sulistyo Hadi diperbarui 22 Agu 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 14:00 WIB
Efek Rumah Kaca
Konser Tunggal Efek Rumah di Semarang. Photo: Julian Fikri

Liputan6.com, Jakarta Merah, Biru, Jingga, Hijau, Putih, dan Kuning bukan hanya sekadar warna bagi Efek Rumah Kaca. Grup musik indie asal Jakarta ini menjadikan warna-warna tersebut sebagai judul lagu di album ketiga mereka yang bertajuk “Sinestesia”.

Masih dalam rangka menggemakan sinestesia kepada pendengar, pada Sabtu malam (19/8) Efek Rumah Kaca atau biasa disingkat ERK mengadakan konser tunggal di Semarang. Gelaran konser tersebut merupakan rangkaian tur ERK di kota-kota besar Indonesia.

Setelah dua tahun lamanya tidak menggelar konser di Semarang, ERK datang dengan formasi lengkap, setelah sebelumnya sang vokalis Cholil beberapa waktu lalu masih berada di Amerika. Membawa tema “Semarang Bisa Dikonserkan”, ERK sajikan sinestesia secara full set, berkolaborasi dengan orchestra lokal Semarang Cognatio Orkest, dan musikalisasi puisi oleh petani kendeng menambah suasana konser makin bermakna.

Hal ini serupa dengan pernyataan Akbar, drummer ERK yang mengatakan bahwa di setiap konser pasti ada pesan yang ingin disampaikan tetapi kembali lagi dengan bagaimana penonton memaknainya.

“Malam ini kami undang secara khusus ibu-ibu petani kendeng, kami ingin kasih kesempatan mereka untuk berpesan kepada teman-teman di Semarang. Apalagi kita tau sendiri kan kondisinya memang memprihatinkan,” jelas Akbar.

Dipromotori oleh event production lokal bernama Helium 3, konser tunggal ERK ini memiliki tujuan tersendiri. Rijal selaku ketua dari Helium 3 menyatakan bahwa konser ini diadakan dengan harapan ingin mendewasakan penonton konser di Semarang.

“Intinya saat konser gak rusuh dan bisa diatur, kami yang kerjanya seperti ini tuh pengen kasih tau kalau bikin acara itu susah jadi mulai belajar menghargai minimal dengan tertib saat konser berlangsung,” tambah Rijal.

Konser yang berlangsung selama tiga jam tersebut mendapat antusias yang luar biasa dari penonton. Hal ini bisa dilihat dari jumlah 1.200 tiket terjual habis. Tak hanya itu, penonton yang datang juga memberikan tanggapan positif dengan adanya gelaran konser tunggal ERK tersebut. Salah satunya Rio Norman, mahasiswa asal Semarang ini mengaku tidak menyesal datang dan membeli tiket konser ERK seharga seratus ribu rupiah itu.

“Ini memorable banget. Sangat jarang grup musik indie sekelas ERK yang mengadakan konser tunggal. Mungkin ke depannya pemilihan tempat bisa yang lebih intim dan megah lagi supaya kesan yang didapatkan juga lebih dari hari ini,” tutup Rio.

Penulis:

Julian Fikri

Citizen Journalist Academy

Energi Muda Semarang

 

Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya