Liputan6.com, Jakarta - Nama Issei Sagawa amat terkenal di Jepang. Bukan karena ia merupakan publik figur, tapi karena kisahnya sebagai kanibal yang juga memerkosa mayat perempuan.
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian, ia juga menjadi "selebritas kanibal" karena menciptakan karya-karya dari pembunuhan yang pernah ia lakukan. Dilansir dari Ranker, berikut beberapa fakta menarik terkait Issei Sagawa.
1. Mulai tertarik dengan kanibalisme saat masih anak-anak
Lahir pada April 1949, Issei Sagawa lahir dalam keadaan prematur. Ini membuatnya menderita sejumlah masalah kesehatan serius.
Keluarganya sangat kaya. Sebagai anak kecil, ayah dan pamannya sering bermain dengan Sagawa dengan berpura-pura jadi raksasa yang ingin memakannya. Ini menyumbang obsesi Sagawa terhadap kanibalisme. Namun, ketika beranjak dewasa, bentuk ketertarikan tersebut berubah ke arah yang gelap.
2. Mencoba memakan seorang wanita saat berusia 23 tahun
Setelah memasuki masa pubertas, ketertarikan Sagawa terhadap kanibalisme bercampur dengan hasrat seksual. Ia mulai berfantasi memakan daging wanita.
Sampai tahun 1972, saat seorang wanita masuk ke apartemennya di Tokyo. Ia mencoba menyerang wanita itu saat ditinggal tidur, tapi sang wanita berhasil dikalahkan. Sagawa ditangkap karena tuduhan percobaan pemerkosaan, tanpa ada yang tahu bahwa Sagawa sesungguhnya mencoba memakan wanita itu. Ayah Sagawa kemudian menawari wanita itu uang untuk membatalkan laporannya.
Â
3. Membunuh teman sekelasnya saat kuliah di Sorbone
Lima tahun setelah itu, Sagawa pindah ke Paris untuk kuliah di Universitas Sorbonne. Ia berkenalan dengan Renee Hartevelt pada 1981 yang mengajarkannya bahasa Jerman. Di sana, insting kanibalnya kembali tumbuh.
Pada suatu malam, Sagawa menembak leher wanita itu dengan senapan. Tak berhenti di sana, pria keji itu juga memperkosa mayat Renee baru kemudian memakan dagingnya.
4. Mulai membunuh wanita lainnya
Setelah usaha membunuh, memerkosa, dan memakan daging mayat pertamanya sukses, Sagawa mulai ketagihan. Ia mulai menjebak teman sekelas yang lain untuk melakukan hal yang sama.
Beberapa bagian mayat dimakan olehnya mentah-mentah, sementara bagian lain ia masak setelah disimpan terlebih dahulu.
5. Ditangkap saat mencoba melenyapkan jejak pembunuhan
Sagawa ditangkap saat mencoba melenyapkan jejak pembunuhan. Sebuah koper yang berisi potongan mayat ditemukan di taman. Dari pernyataan sopir taksi, semua mengarah ke Sagawa. Ia pun ditangkap dan dikirim ke lembaga kejiwaan.
Advertisement
6. Menulis novel berdasarkan kisah pembunuhannya
Selama di institusi kejiwaan, Sagawa menulis novel yang juga berisi ilustrasinya. Novel berjudul In the Fog itu mengisahkan apa yang ia lakukan dengan gambar ilustrasi mengerikan. Lucunya, novel yang ia tulis menjadi bestseller dan membuatnya terkenal di Prancis dan Jepang.
7. Dideportasi dan tak pernah dipenjara
Setelah menghabiskan empat tahun di institusi kejiwaan, pengacara yang disewa ayahnya berhasil meyakinkan pihak Prancis untuk memulangkan Sagawa. Alasannya, pengobatan akan lebih mudah dilakukan di kampung halaman pria itu.
Tahun 1984, Sagawa kembali ke Jepang. Psikiater di Jepang mengonfirmasi kalau pria itu memiliki kepribadian ganda, tapi tidak gila. Dan karena pihak Prancis tak mau membantu, pihak kepolisian Jepang mengusut kasus Sagawa di Paris, Sagawa pun tak pernah di penjara atas tindakannya tersebut.
Sejak itu, kehidupan Sagawa terlihat normal. Ia menulis kolom di koran dan hampir 20 buku. Ia juga pernah bermain di film dewasa yang berpura-pura ada adegan kanibalismenya.
Meski demikian, pria itu mengaku, hingga akhir hayatnya, hasrat untuk memakan daging manusia masih ada. Terlebih, bila ia melihat wanita cantik dan penasaran bagaimana rasanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: