Kartu Kuning Jokowi Berlalu, Ketua BEM UI Kembali Tuai Protes

Kartu kuning Jokowi membuat nama Zaadit Taqwa mendadak viral. Kini dia kembali memancing protes atas pernyataan soal jalan Trans Papua.

oleh Stella Maria YN diperbarui 08 Feb 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 18:15 WIB
Pengakuan Ketua BEM UI yang Acungkan Kartu Kuning ke Jokowi
Pengakuan Ketua BEM UI yang Acungkan Kartu Kuning ke Jokowi

Liputan6.com, Jakarta Nama Ketua BEM UI Zaadit Taqwa mendadak viral karena aksinya mengacungkan kartu kuning ke arah Presiden Jokowi. Kejadian kartu kuning Jokowi itu bermula usai Presiden memberikan pidato pada acara Dies Natalis UI ke 68 di Balairung UI, Depok, Jawa Barat, pada Jumat, 2 Februari 2018.

Ketua BEM UI tersebut tiba-tiba berdiri dan maju ke baris depan sambil membunyikan peluit dan mengacungkan kartu kuning Jokowi. Pemuda itu tetap mengacungkan kartu kuning tersebut walau digiring oleh Paspampres ke belakang.

Setelah kejadian itu, namanya mulai banyak dicari di sosial media. Ada yang memuji keberaniannya, tapi tak sedikit pula yang mengejek dan menganggap aksinya hanya untuk mencari sensasi semata.

Dia kemudian diundang dalam program Mata Najwa pada Rabu (8/2/2018). Beberapa ketua BEM dari universitas lain juga diundang dalam acara itu.

Pernyataan yang Menuai Protes

Sang pemberi kartu kuning Jokowi itu menilai bahwa fasilitas yang dibangun pemerintah di Papua hanya dapat dinikmati oleh orang-orang kaya saja.

"Menanggapi Pak Moeldoko, pemerintah sudah turun dan hadir untuk menanggulangi KLB di Asmat. Sebenarnya dengan adanya KLB itu di Asmat, sudah menunjukkan bahwa sebenarnya apa yang dilakukan pemerintah itu belum optimal untuk membangun Papua," ujar Zaadit.

"Dan kalau tadi sempat dibilang oleh Pak Moeldoko, selama kepemimpinan Pak Presiden sekarang sudah membangun beribu-ribu kilometer jalan tol, yang kemudian hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang menggunakan mobil."

"Kemudian fasilitas-fasilitas yang kemudian hanya bisa digunakan oleh segelintir orang. Sementara teman-teman kita di Papua yang membutuhkan fasilitas-fasilitas umum, fasilitas kesehatan yang ternyata di sana masih jauh dan sudah disampaikan sendiri oleh Pak Moeldoko."

Zaadit menambahkan, "Saya lebih berharap, saya mendorong pemerintah untuk kemudian lebih aktif dan lebih optimal lagi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Papua," tutur Zaadit.

Warganet Geram

Pernyataan Zaadit menuai banyak kecaman dari warganet.

Warganet merasa geram karena pernyataan tersebut bukanlah sesuatu yang layak dikeluarkan seorang mahasiswa. Mereka merasa jalan tol di Papua justru dibangun Jokowi sebagai awal pemerataan pembangunan dan bukan sesuatu yang hanya dapat dinikmati orang-orang kaya.

 

 

 

 

 

Bahkan, ada beberapa warganet yang menyarankan Zaadit bermain Sim City untuk memahami fungsi jalan sebagai awal dari pembangunan infrastruktur selanjutnya.

 

 

 

 

 **Jadilah bagian dari Forum Liputan6.com dengan berbagi informasi terbaru dan unik melalui email: Forum@liputan6.com.  

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya