Kecanduan Minuman Penambah Stamina, Pria Ini Berubah Jadi "Hulk"

Pria 68 tahun asal China ini tak bisa berhenti minum minuman penambah stamina, hasilnya lehernya membengkak dan menyebabkan dirinya mirip Hulk.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2018, 09:00 WIB
Pria mirip Hulk (Metro.co.uk)
Pria mirip Hulk (Metro.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pensiunan pegawai swasta di China terlihat seperti Hulk karena kecanduan minum satu liter minuman ‘kuat’ penambah stamina setiap harinya selama tiga dekade. Pria berusia 68 tahun bernama Tan dari Kota Xiangyang, China ini mengatakan bahwa keluarga mengizinkannya untuk mulai minum minuman tersebut pada usia 13 tahun dan menyebabkannya kecanduan hingga saat ini.

Meminumnya dalam jumlah yang banyak bisa menyebabkan pertumbuhan tumor lemak di sekitar tubuh bagian atasnya, terutama di leher. Dokter Xiao Xuping dari Rumah Sakit Rakyat Provinsi Hunan di Changsha mendiagnosis penyakit Tan dengan Madelung atau dikenal sebagai lipomatosis simetris. Menurut Dokter Xiao penyakit itu muncul akibat keseringan minum-minuman berat seperti anggur dan kebanyakan diderita oleh pria paruh baya.

Dokter Xiao pun merencanakan resesi bedah untuk mengurangi pertumbuhan lemak di leher Tan dan kemungkinan akan dilakukan juga sedot lemak atau liposuction. Namun, benjolan lemak bisa muncul kembali kecuali jika Tan tak berhenti minum.

"Hanya ada 400 kasus penyakit ini di seluruh dunia, sekitar 200 di antaranya terjadi di China," kata Dokter Xiao seperti dilansir Metro.

Mirip Hulk

Pria mirip Hulk (Metro.co.uk)
Pria mirip Hulk (Metro.co.uk)

Tan kini terlihat seperti superhero Marvel berwarna hijau yang hebat, Hulk, karena ada benjolan lemak di leher dan bahunya, padahal itu adalah penyakit otot serius. Lehernya pun terlihat lebih tebal dari rata-rata pinggang pria. Tan mengaku pada dokter bahwa dia pertama kali melihat benjolan lemak kecil berkembang di tubuh bagian atasnya pada tahun 1997.

Mulai saat itu hingga tahun 2011 lehernya pun terus membengkak sampai saat ini. Dia pernah mengunjungi dokter untuk memeriksa kondisinya, namun diberitahu agar tidak perlu khawatir kecuali penyakit tersebut mulai mempengaruhi pernapasannya, dan itulah yang terjadi menjelang akhir tahun 2017 lalu.

Lemak jinak itu akhirnya mulai membatasi jalan napasnya dan menyebabkan dia menjadi sakit. Beruntung, penyakit lipomatosis simetris sangat jarang bersifat kanker dan dia bisa sembuh selama tidak lagi minum-minuman tersebut.

Penulis:

Dhita Koesno

**Jadilah bagian dari Forum Liputan6.com dengan mengirimkan artikel unik dan terkini melalui email Forum@liputan6.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya