Liputan6.com, Lombok - Reaksi alam yang menggoncangkan masyarakat di Lombok menyisakan duka mendalam. Puncak gempa yang terjadi pada hari Minggu, 5 Agustus 2018 dengan kekuatan mencapai 7 SR, meratakan hampir seluruh rumah hunian dan juga menghilangkan banyak nyawa di Lombok, terutama Lombok Utara.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu desa yang terkena dampak hebat dari gempa adalah Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara yang memiliki 10 dusun dengan rekap total dihuni oleh 776 kepala keluarga, 2.813 warga. Hingga saat ini korban meninggal mencapai angka 16 orang dan total jumlah kerugian materil masih belum dapat diketahui.
Duka yang melanda tidak hanya dikarenakan kehilangan anggota keluarga dan harta benda namun juga menyisakan trauma yang sangat mendalam bagi setiap individu korban di desa ini. Berjalannya waktu, Negara Republik Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 2018.
Namun di tengah keadaan yang sangat memprihatinkan ini, seluruh warga Desa Dangiang tetap akan ikut merayakan kemerdekaan negara Indonesia dengan semangat. Mereka akan mengadakan acara 17-an yang bertempat di Posko Pengungsian Dusun Dangiang Timur, Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Acara dibuka dengan upacara bendera pk. 08.00 WITA dan kemudian berbagai perlombaan juga akan diadakan.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Turut terlibat juga Kepala Daerah setempat, Organisasi Indonesia Bangkit, Relawan Universitas Atma Jaya Jakarta, dan relawan-relawan lain yang berada di Desa Dangiang untuk membantu dalam pelaksanaan acara 17-an.
Harapannya semua korban dapat menciptakan kembali semangat dan harapan-harapan baru. Selain itu, bagi elemen pihak eksternal juga tergambarkan keadaan yang sebenarnya dari dampak gempa Lombok di Desa Dangiang sebagai usaha untuk menciptakan rasa nasionalisme bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Reporter:
Meidy Rumondor
Advertisement