Niat Puasa Asyura, Keutamaan Puasa Asyura dan Waktu Pelaksanaannya

Saat ini kita mungkin berada di bulan September. Namun, umat Islam juga memperingati bulan pertama di tahun baru Islam, yakni bulan Muharram. Momen pergantian tahun ini diperingati pada 11 September beberapa waktu yang lalu.

diperbarui 20 Sep 2018, 15:15 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2018, 15:15 WIB
[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-30, 14 Juni 2018
Sudah hari ke-30, Lebaran sudah di depan mata, puasa Ramadan akan segera berakhir. (Ilustrasi: Pexels.com)

Jakarta Saat ini kita mungkin berada di bulan September. Namun umat Islam juga memperingati bulan pertama di Tahun Baru Islam yakni Bulan Muharram. Momen pergantian tahun ini diperingati pada 11 September beberapa waktu yang lalu.

Bulan Muharram sendiri merupakan salah satu dari empat bulan yang mulia dalam kalender Hijriyah selain Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Di bulan-bulan tersebut manusia dilarang menzalimi diri sendiri dan melalukan perbuatan dosa. Alih-alih, ini adalah waktu yang tepat untuk menjalani Puasa Muharram.

Puasa Muharram ini ada dua yang paling utama, yaitu puasa Tasu'a dan Puasa Asyura. Mari kita membahas soal Puasa Asyura serta niat puasa asyura. Sebelumnya, mari kita ulas terlebih dahulu waktu pelaksanaan puasa asyura, pengertian puasa asyura, serta keutamaan puasa asyura seperti yang dilansir Liputan6.com pada Kamis (20/9/2018) dari Dream.co.id.

Puasa Asyura Dilaksanakan Pada Tanggal Berapa?

Puasa Asyura adalah puasa yang dijalankan di bulan Muharram yang jatuh pada tanggal 10.

Untuk lebih jelasnya soal puasa Asyura termasuk niat puasa Asyura, mari kita simak deretan penjelasan niat puasa asyura di bawah ini.

Puasa Asyura Adalah?

Bagi umat Islam, Asyura merupakan hari istimewa. Di hari ini, terdapat banyak sekali kemuliaan.

Dalam catatan sejarah, banyak peristiwa penting terjadi pada hari itu. Terutama ketika Islam belum diturunkan ke bumi.

Nama Asyura mengacu pada urutan hari kesepuluh di bulan Muharram. Nama ini berasal dari kata Asyrah yang artinya sepuluh.

Karena istimewa, Rasulullah Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan puasa sunah pada Hari Asyura.

Hukum Puasa Asyura

berbicara soal Hukum puasa Asyura adalah sunah. Meski demikian, puasa Muharram atau puasa asyura ini adalah puasa sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendorong kita melakukan puasa pada bulan Muharram sebagaimana sabdanya,

"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

Hadits Puasa Asyura

Sebelum masuk soal niat puasa asyura, ada beberapa hadits yang menyinggung soal keutamaan dari Asyura.

Dikutip dari Harakah Islamiyah, dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Musa Al Asy'ari, Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam berkisah mengenai kebiasaan orang-orang Quraisy berpuasa saat Hari Asyura di masa jahiliyah. Rasulullah kemudian menyuruh umat Islam puasa Asyura.

"Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, 'Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu'."

Kemudian dijelaskan oleh Ibnu Abbas RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim bahwa Ibnu Abbas menceritakan pertemuan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dengan orang Yahudi yang menjalankan puasa Asyura saat berada di Madinah.

Rasulullah bertanya alasan orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Lantas mereka menjawab demikian.

"'Allah telah melepaskan Musa dan umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah'. Nabi bersabda, 'Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka'. Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga."

Niat Puasa Asyura 10 Muharram

Berikut adalah niat puasa Muharram atau puasa Asyura yang dirangkum Liputan6.com dari Dream.co.id.

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.

Artinya,

"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Niat ini dianjurkan dibaca malam hari sebelum melaksanakan puasa. Tetapi, tidak batal puasa sunah jika niatnya dibaca usai matahari terbit.

Kewajiban membaca niat puasa di malam hari hanya berlaku untuk Puasa Ramadan. Selebihnya, termasuk niat puasa asyura, apabila kita ingin berpuasa sunah lalu mengucapkan niatnya meski sudah tampak matahari, ibadah kita tetap sah.

Keutamaan Puasa Asyura

Selepas mengawali puasa dengan niat puasa asyura, Ada satu manfaat puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.

Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, "Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura, dan beliau menjawab, Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162).

 

Sumber: Dream.co.id

Reporter: Sugiono

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya