SMK di Kudus Kembangkan Ahli Las Bersertifikat Internasional

Dalam pembangunan infastruktur di Indonesia, dibutuhkan banyak tenaga ahli pengelasan pada seluruh proyek infrastruktur strategis.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 23 Jan 2019, 15:15 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2019, 15:15 WIB
SMK di Kudus Kembangkan Ahli Las Bersertifikat Internasional
SMK NU Ma’arif Kudus, Jawa Tengah

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menghadapi tantangan globalisasi, Indonesia menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai pondasi dalam meningkatkan daya saing bangsa. Pembangunan infrastruktur ini tidak hanya membutuhkan modal yang besar, tapi juga sumber daya manusia yang unggul sebagai penopang proses pembangunannya.

Tentu dalam proses tersebut dibutuhkan banyak tenaga ahli pengelasan pada seluruh proyek infrastruktur strategis. Proyek pembangkit tenaga listrik 35,000 Megawatt, kilang migas lepas pantai, serta pembangunan galangan kapal dalam rangka mendukung program tol laut Presiden Joko Widodo, membutuhkan tenaga ahli pengelasan dengan jumlah yang tidak sedikit.

Menurut M. Moenir, selaku Indonesia Country Representative pada Asian Welding Federation (AWF), saat ini ada sekitar 500,000 tenaga pengelasan di Indonesia. Namun sayangnya, hanya 10% dari mereka yang memiliki sertifikasi yang diakui oleh dunia internasional.

“Dengan laju pertumbuhan proyek infrastruktur yang masif saat ini, masih dibutuhkan tambahan 50,000 tenaga ahli pengelasan yang tersertifikasi”, kata Moenir.

Untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan bersaings secara global, Djarum Foundation bersama dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) berinisiatif untuk turut mencetak tenaga ahli pengelasan di Indonesia dengan mengembangkan program keahlian Teknik Pengelasan di SMK NU Ma’arif Kudus, Jawa Tengah.

Terapkan Kurikulum Teknik Pengelasan

SMK di Kudus Kembangkan Ahli Las Bersertifikat Internasional
SMK NU Ma’arif Kudus, Jawa Tengah

Dengan berkolaborasi bersama Kampuh Welding Indonesia, suatu institusi pengelasan terbaik di negeri ini, Djarum Foundation dan SMBC menyiapkan kurikulum teknik pengelasan yang memungkinkan siswanya tidak hanya mampu melakukan teknik pengelasan 3G, tapi juga hingga teknik pengelasan pipa 6G. Teknik pengelasan pipa 6G inilah yang saat ini banyak dibutuhkan oleh proyek-proyek infrastruktur strategis di Indonesia dan mancanegara.

Para guru sebelumnya mendapatkan pelatihan khusus selama enam bulan oleh para ahli pengelasan di Kampuh Welding, sehingga mereka mampu membekali para siswa dengan teknik pengelasan terkini dengan sertifikasi yang diakui dunia internasional.

Setelah itu, dibangun gedung bengkel pengelasan (welding shop) berstandar internasional, yang dilengkapi dengan berbagai mesin pengelasan terbaik di dunia buatan OTC Daihen Jepang, seperti mesin-mesin pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW), Gas Metal Arc Welding (GMAW), serta Gas Tungsten Arc Welding (GTAW).

Peresmian welding shop pun berlangsung di SMK NU Ma’arif Kudus, Selasa (22/1/2019). Acara ini dihadiri oleh Bupati Kudus, Ir. H.M. Tamzil, MT., yang sekaligus meresmikan welding shop dan automation engineering lab SMK NU Ma’arif Kudus. Acara peresmian juga dihadiri oleh President Director PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Kazuhisa Miyagawa, Director PT OTC Daihen Indonesia, Seiji Ichikawa, serta Managing Director PT Omron Electronics, Don Teng.

Primadi Serad, Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, menjelaskan kolaborasi antara Djarum Foundation, SMBC, dan Kampuh Welding ini merupakan satu contoh bagaimana dunia industri bisa turut membantu meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan di Indonesia.

“Dengan kolaborasi ini, diharapkan akan lahir banyak tenaga ahli pengelasan sebagai bagian dari proses pembangunan pondasi infrastruktur yang kuat bagi Indonesia untuk segera lepas landas menuju negara yang memiliki daya saing tinggi dalam perekonomian dunia”, jelas Primadi.

Welding shop memiliki beberapa fasilitas pendukung lainnya, seperti mesin bending, mesin shearing, mesin pemotong pelat baca CNC Plasma Cutting, dan mesin pengelasan spot welding guna menunjang produktifitas siswa SMK NU Maarif Kudus dalam meningkatkan keahlian yang dimiliki.

Setelah menempuh pendidikan selama tiga tahun, lulusan SMK NU Maarif Kudus akan memperoleh sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Indonesia (BNSP) dan juga sertifikasi Nippon Kaiji Kyokai (Class NK) dari Jepang, sebagai bekal untuk bekerja secara profesional di Jepang yang saat ini banyak membutuhkan tenaga ahli pengelasan dari Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya