Waspada, Kenali 4 Tanda Kamu Sedang Alami Krisis Kepercayaan

Ternyata penyebab utama dari masalah kepercayaan (trust issues) ada pada tindakan yang dilakukan oleh orang-orang terdekat.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 07 Apr 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2019, 18:00 WIB
Depresi
Ilustrasi depresi (iStockphoto/AntonioGuillem)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika kamu pernah dikhianati seseorang, terlebih dia adalah orang yang sangat kamu percaya, tentu kamu akan memiliki trauma dan memiliki masalah kepercayaan. Kamu akan menutup diri dan membatasi interaksi dengan orang lain. Kamu juga akan sulit untuk menaruh rasa percaya pada orang lain sehingga kamu hanya akan mengandalkan diri sendiri.

Hal ini biasanya dialami seseorang yang pernah merasakan pengkhianatan, melewati berbagai pengalaman buruk, atau pernah berada dalam suatu hubungan yang tidak sehat. Pengalaman buruk tersebut sudah pasti meninggalkan beberapa trauma secara psikologis. Hingga pada akhirnya membuat seseorang memiliki masalah kepercayaan dan lebih suka mengasingkan diri.

Kamu mungkin bertanya-tanya hal spesifik apa yang menjadikan seseorang bisa memiliki masalah kepercayaan terhadap orang lain. Dilansir dari Elite Daily, Minggu (7/4/2019), berikut hal-hal yang memiliki kemungkinan dan kontribusi besar pada sumber masalah kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang.

1. Sering Dibohongi

"Percayalah padaku," merupakan salah satu kalimat yang paling rentan menimbulkan masalah kepercayaan, apalagi jika seseorang mengatakannya dengan tidak sungguh-sungguh. Menurut Celia Schweyer, seorang pakar dalam hubungan dan percintaan, kalimat tersebut digunakan untuk memanipulasi emosi pendengarnya secara psikologis.

Jika kalimat tersebut merupakan sebuah kebohongan, tetapi kamu masih tetap memercayainya, hal tersebut akan menimbulkan keraguan pada dirimu sendiri dan juga memengaruhi perasaanmu terhadap orang lain.

Lain kali ketika kamu mendengar kalimat tersebut dari orang lain, kamu mungkin akan sulit untuk langsung percaya kepada orang tersebut. Meski yang dikatakan mungkin saja jujur dan akan ditepati, tetapi kamu akan merasakan keraguan. Terlebih jika yang mengatakannya merupakan orang yang belum lama kamu kenal.

2. Sering Menerima Sindiran

Jika seseorang sering mengatakan padamu bahwa kamu memiliki "kerusakan" secara emosional, secara perlahan ujaran tersebut akan menjadi kenyataan dengan sendirinya. Sindiran tersebut akan memberikan impuls kepada otak hingga akhirnya kamu meyakini bahwa apa yang dikatakan memang benar.

Akhirnya, secara tidak langsung sindiran tersebut akan membentuk kepribadian dan karakter baru yang kamu yakini sebagai hal yang seharusnya. Orang yang mengalami kerusakan secara emosional akan sulit untuk melakukan interaksi sosial.

Mereka akan cenderung lebih sulit untuk berinteraksi dengan orang-orang baru. Itu karena, pada saat seseorang mengatakan hal tersebut, kamu akan bertanya-tanya apakah yang mereka katakan merupakan suatu kebenaran.

Namun satu hal yang pasti, kamu tidak boleh mudah percaya pada seseorang hanya karena kamu telah diberi tahu oleh mereka bahwa kamu tidak bisa menangani emosimu sendiri.

3. Sering Disalahkan

Terus-menerus dituduh melakukan kesalahan yang tidak kamu lakukan, terlebih tuduhan tersebut datang dari orang yang penting bagimu, akan menimbulkan masalah tersendiri pada dirimu. Jika setiap konflik yang terjadi dalam hidupmu merupakan "kesalahanmu" maka secara tidak langsung hal ini akan memengaruhi harga dirimu.

Tidak hanya kehilangan rasa percaya pada diri sendiri, hal ini juga dapat merusak keseimbangan dalam menjalin sebuah hubungan. Kamu akan menjadi pribadi yang lebih lemah dan itu diakibatkan oleh tuduhan tak berdasar yang dilontarkan kepadamu.

4. Sering Dikucilkan Tanpa Alasan

Ilustrasi depresi
Ilustrasi depresi (iStock)

Terkadang salah satu hal yang akan menciptakan masalah kepercayaan jangka panjang adalah kebiasaan untuk menyembunyikan sesuatu. Sering kali seseorang merasa dikucilkan atau ditinggalkan tanpa sebab yang jelas.

Memang ada beberapa hal yang mungkin tidak seharusnya dikatakan dan lebih baik disimpan sendiri, tetapi tidak ada yang lebih menyakitkan daripada dikucilkan dan ditinggalkan tanpa alasan yang jelas.

Kamu mungkin akan merenung dan memikirkan berbagai kemungkinan yang ada. Kamu akan mulai mempertanyakan apakah ada sesuatu yang salah dan mungkin saja kamu akan mulai menyalahkan dirimu sendiri.

Padahal, belum tentu apa yang terjadi merupakan kesalahanmu. Namun, tanpa suatu alasan yang "jelas" tentu kamu akan merasa kesulitan untuk mencari tahu mengapa berbagai hal tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya, hal ini pun akan memengaruhi cara kamu untuk bersosialisasi atau menjalin hubungan di masa yang akan datang.

 

Jika Kamu Alami, Ini yang Perlu Dilakukan

Jika hal-hal tersebut terasa cukup familiar dengan apa yang kamu alami, jangan merasa khawatir. Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mengobati masalah kepercayaan adalah menyadari dan mengakui bahwa kamu memilikinya, kemudian memikirkan faktor apa saja yang menjadi penyebabnya.

Kamu harus memastikan terlebih dahulu, apakah semua tudingan yang kamu terima merupakan sebuah kebenaran atau bukan. Kamu harus bersikap lebih lembut terhadap dirimu sendiri pada saat mengobati masalah kepercayaan. Selain itu, kamu juga harus memaafkan dirimu sendiri untuk semua yang telah kamu rasakan atau sebabkan.

Refleksi diri juga penting dilakukan, kamu tidak boleh membiarkan ujaran orang lain memengaruhi dirimu hingga lebih jauh. Hal itu dilakukan untuk membantumu agar menjadi pribadi yang lebih percaya pada kemampuan dan keputusan yang kamu buat untuk diri sendiri.

Jadikan proses ini sebagai kesempatan untuk mengenali dirimu dengan lebih dalam. Tidak masalah jika kamu tidak bisa mempercayai orang lain dengan mudah. Sampai tiba saatnya kamu memiliki komitmen dengan seseorang, sampaikanlah padanya hal yang membuatmu khawatir atau gelisah. Namun, jangan penah mencari-cari kesalahan jika memang tidak ada yang perlu dipermasalahkan.

Hal yang terpenting, ketahuilah bahwa semua orang pantas untuk merasa dihargai dan dicintai, termasuk dirimu. Kamu juga harus lebih mencintai dirimu sendiri dan meluangkan waktu untuk menyembuhkan "luka" yang kamu miliki sampai tiba waktunya kamu siap untuk membuka diri lagi. Ingatlah selalu, bahwa kamu lebih kuat dari yang kamu kira. 

Reporter:

Rahma Wulan Mei Anjaeni

Universitas Pendidikan Indonesia

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya