Liputan6.com, Jakarta Pernah mengunjungi tempat makan atau tempat belanja yang memutarkan musik? Berdasarkan penelitian, hal itu bisa berefek terhadap pemilihan makanan.
Baca Juga
Advertisement
Beberapa penelitian memang telah menunjukkan efek atau manfaat musik. Begitu pun penelitian yang dilakukan Dipayan Biswas, Kaisa Lund, dan Courtney Szocs dalam Journal of the Academy of Marketing Science (2018).
Penelitian itu menunjukkan pengaruh musik, khususnya volume di tempat makan terhadap pemilihan dan penjualan makanan. Hasilnya ada perbedaan antara musik dengan volume tinggi dan rendah dengan pemilihan makanan sehat dan tidak sehat.
Klasifikasi makanan sehat misalnya salad, daging rendah lemak, dan sayuran. Kue, cokelat, dan sandwich daging merah diklasifikasikan makanan tidak sehat. Sedangkan kopi dan teh netral.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Volume musik dan pilihan makanan
Penelitian itu dua di antaranya dilakukan di kafe dan supermarket. Hasilnya ditemukan volume yang rendah berdampak pada pilihan makanan sehat. Namun ketika volume musik tinggi dan berisik, pemilihan makanan sehat berkurang, tapi justru meningkatkan level ketertarikan terhadap makanan tidak sehat.
Seperti juga rangkumannya dalam artikel Psychology Today dari Wendy L. Patrick, hal itu bisa dilihat dari hubungan volume, stres/emosi, dan makanan.
Advertisement
Volume, emosi, dan makanan
Musik yang keras bisa menimbulkan stres, kegembiraan, dan gairah. Musik dengan volume rendah meningkatkan ketenangan. Emosi itu pun memengaruhi pemilihan makanan.
Beberapa orang juga mungkin pernah merasakan keinginan makan-makanan tidak sehat ketika stres. Misalnya makan ayam goreng dan kentang cepat saji ketika stres. Begitu pun dalam penelitian ini.
Bukan faktor satu-satunya
Meski begitu, volume musik bukan faktor satu-satunya yang memengaruhi pemilihan makanan, misalnya tempo musik. Belum lagi faktor lain seperti informasi nutrisi makanan atau dekorasi ruangan.
Namun, bagi orang yang ingin memerhatikan pemilihan makanan sehat dan tidak sehat, hal ini bisa menjadi referensi. Anda misalnya bisa mencoba menghindari restoran yang berisik dan memutar musik dengan volume tinggi jika ingin menghindari makanan tidak sehat.
Penulis:
Santi Muhrianti
Universitas Padjadjaran
Advertisement