Liputan6.com, Jakarta - Saat Anda menjelajahi akun media sosial teman, keluarga, dan bahkan public figure, apa yang mereka unggah tampak estetik dan enak dilihat. Saat melihatnya, tanpa disadari Anda membandingkan penampilan Anda dengan mereka.
Baca Juga
Advertisement
Menurut pakar body dysmorphia disorder (BDD) Hilary Weingarden, Ph.D, seseorang akan lebih condong menganggap apa yang dilihatnya di Instagram dan Zoom sebagai produk orisional yang nyata. Kondisi inilah yang menyebabkan seseorang mulai mengkritisi penampilannya untuk menjadi yang didambakan di media sosial karena merasa rendah diri.
Siapa sangka, pertemuan daring dapat membuat seseorang membandingkan diri mereka dengan orang lain yang mereka lihat di pertemuan daring itu. Berikut cara mencegah persepsi negatif yang mengancam citra diri Anda dilansir dari Vogue:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pertimbangkan Apa yang Menjadi Prioritas
Aktivitas yang serba terkoneksi dengan internet membuat diri Anda semakin menilai penampilan menjadi fokus utama. Pada akhirnya, ini mengaburkan pribadi Anda yang sebenarnya. Memilah-milah daftar prioritas bagi diri Anda sangat penting untuk diri sendiri. Pikirkan sekali lagi apakah penampilan Anda mampu menunjang hidup atau tidak? Apakah penampilan yang baik benar-benar penting?
Ben Buchanan, psikolog dan pakar body dysmorphia menganjurkan untuk menuliskan nilai-nilai apa yang ingin dikembangkan di dalam peran Anda semasa hidup. Daftar tersebut sebagai bentuk untuk menghargai pribadi dan meningkatkan kualitas diri lebih baik. Karena pada dasarnya penampilan Anda hanya sebagian kecil dari kepribadian yang sebenarnya.
Advertisement
Berlatih Mengalihkan Fokus Anda
Jika Anda telah terbiasa segala sesuatu didasarkan pada penampilan, langkah ini begitu sulit dilakukan. Berusahalah untuk mengabaikannya dan perlahan berlatih memusatkan perhatian pada materi yang dibicarakan lewat daring tanpa memperhatikan penampilan orang satu per satu dan membandingkannya dengan diri Anda.
Memang sesekali penyakit ini suka datang lagi, tetapi kuatkan niat Anda lebih lagi dan hal baik akan terjadi. Bila diperbolehkan mematikan tampilan di Zoom, hal ini dapat membantu Anda tetap fokus pada pesan-pesan yang disampaikan selama pertemuan atau belajar daring berlangsung.
Lebih Sedikit Menghabiskan Waktu Untuk Diri Sendiri
Menurut Buchanan, apa yang kita pilih untuk diperhatikan akan menciptakan hal itu jadi yang utama dan penting. Maka dari itu, ada baiknya Anda untuk sedikit demi sedikit mengurangi waktu untuk memusatkan perhatian penampilan adalah nomor satu.
Hal yang perlu dihindari yaitu bercermin, swafoto, dan meminta penilaian orang terkait bagaimana dirimu sekarang.
Manfaatkan waktumu untuk mengetahui apa yang sebenarnya Anda butuhkan dalam pengembangan diri bukan hanya sebatas penampilan saja.
Advertisement
Mulai dengan Skeptis yang Sehat
Sikap keingintahuan yang Anda miliki harus didasarkan pada fakta yang ada. Banyaknya unggahan foto yang berselancar di akun media sosial perlu Anda kritisi dengan mengetahui bagaimana kenyataannya. Begitu juga tampilan orang-orang di Zoom saat melakukan pertemuan daring.
Jangan mudah terobsesi hanya melihat sekilas karena hanya akan merugikan kamu. Mudahnya kamu terpengaruh, akan hanya menjadi beban pikiran yang menghambat pengembangan kualitas diri kamu yang sebenarnya.
Anda juga bisa membatasi aktivitas Anda di jejaring sosial sebagai upaya mempertahankan citra diri positif dan memberi ruang bagi kebiasaan yang lebih sehat.
Mencari Dukungan jika Dibutuhkan
Jika telah tertekan dengan penampilan Anda, cobalah mencari dukungan untuk mengarahkannya. Konsultasikan apa yang dirasakan pada psikolog ataupun terapis untuk mengembalikan dan mengubah pikiran yang telah menjebak Anda selama ini. Atau Anda bisa juga mengikuti situs online kesehatan mental yang ditawarkan di tengah masa pandemi COVID-19.
Penulis
Ignatia Ivani
Universitas Multimedia Nusantara
Advertisement