Studi: Anda Lebih Mungkin Tertular Covid-19 dari Orang dengan Usia Ini

Studi terbaru menunjukkan Anda lebih mungkin terinfeksi Covid-19 dari orang dengan kelompok usia tertentu

oleh Sulung Lahitani diperbarui 09 Okt 2020, 14:01 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 14:01 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Salah satu kunci untuk memperlambat penularan virus Corona adalah melacak asalnya. Apakah Anda tertular dari tetangga, rekan kerja, sesama pembeli di pasar, atau malah dari anak Anda sendiri?

Penelitian baru telah memberikan gambaran yang lebih jelas tetang kelompok usia mana yang sebenarnya paling berpotensi menularkan Covid-19. Berdasarkan studi tersebut, orang dewasa berusia antara 20-45 adalah sumber utama penyebaran virus tersebut.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Studinya

[Fimela] ilustrasi masker
masker untuk menghindari virus corona | pexels.com/@cottonbro

Studi pelacakan kontak besar yang melibatkan lebih dari tiga juta orang di India diterbitkan dalam jurnal Science pada 30 September 2020. Para peneliti mengumpulkan data hingga 1 Agustus dan menemukan bahwa sebagian besar kasus sekunder adalah hasil kontak denggan kasus pada orang berusia 20-45 tahun.

"Kelompok usia muda hingga dewasa menengah adalah kelompok yang paling banyak melakukan kontak dengan orang-orang. Mereka adalah orang-orang yang paling mungkin berada di luar rumah, membawa penyakit dari satu tempat ke tempat lain," tulis pemimpin studi Ramanan Laxminarayan, PhD, pendiri dan direktur Center for Disease Dynamics, Economics, & Policy mengatakan kepada CNN seperti dilaporkan oleh Bestlifeonline.

Para peneliti juga menemukan bahwa sebagian besar pasien virus Corona (70,7 persen), tidak pernah benar-benar menulari orang lain. Menurut Laxminarayan dan rekan-rekannya, 60 persen infeksi baru disebabkan oleh hanya 8 persen pasien virus Corona yang ada.

"Itu efek yang sangat tak proporsional. Superspreader telah dicurigai, tapi tak benar-benar didokumentasikan," jelasnya.

 

Skenario superspreader

Kelemahan Virus Corona
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Skenario superspreader telah menjadi topik utama diskusi seputar penyebaran virus Corona. Ada banyak insiden yang dilaporkan secara luas yang melibatkan satu orang positif Covid yang menginfeksi puluhan orang lainnya.

Misalnya, salah satu kasus penyebaran virus Corona pertama yang paling banyak dilaporkan terjadi di Washington, di mana satu pasien dengan gejala menginfeksi lebih dari 50 orang selama latihan paduan suara.

Kemudian di Chicago, saat satu orang menjadi menjadi superspreader setelah menularkan virus ke 15 orang lainnya ketika menghadiri makan malam, pemakaman, dan pesta ulang tahun.

 

Anak-anak juga penyebar virus

[Fimela] ilustrasi virus Corona
ilustrasi virus Corona | pexels.com/@cottonbro

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak cenderung menyebarkan virus Corona, ini sejalan dengan laporan terbaru dari CDC. Ini bertentangan dengan penelitian dan keyakinan sebelumnya bahwa anak-anak tak berperan besar dalam pandemi Corona.

Akan tetapi, anak-anak bukanlah sumber utama penularan secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan kemungkinan besar mereka hanya menginfeksi anak-anak lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya