Mengenal Binge Eating Disorder, Gejala, Penyebab dan Cara Mencegahnya

Binge eating disorder (BED) adalah gangguan perilaku makan yang mempengaruhi 2% dari populasi di seluruh dunia.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 05 Agu 2022, 17:05 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2022, 17:05 WIB
Memerhatikan Pola Makan dan Asupan Gizi yang Seimbang
Ilustrasi Pola Makan Sehat Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Liputan6.com, Jakarta - Binge eating disorder (BED) adalah gangguan perilaku makan yang mempengaruhi 2% dari populasi di seluruh dunia. Kebanyakan individu yang mengidapnya akan makan berlebihan selama beberapa jam tanpa memikirkan konsekuensinya.

Ini bukan hanya tentang makan sebanyak mungkin, tapi bagi banyak individu yang mengidapnya, ini melibatkan menutupi masalah psikologis yang lebih dalam. Ini adalah mekanisme pertahanan yang bisa menciptakan berbagai masalah lain.

Melansir dari Bright Side, Jumat (5/8/2022), adapun beberapa gejala BED yang sering diabaikan, di antaranya:

  • Anda makan makanan dalam jumlah besar selama waktu yang terbatas.
  • Anda makan bahkan jika Anda tidak lapar ke titik di mana itu menjadi sangat tidak nyaman.
  • Anda makan dengan kecepatan yang sangat cepat dan seringkali menyembunyikan saat Anda makan dari orang-orang di sekitarmu.
  • Setelah makan, Anda merasa bersalah, malu dan tertekan tentang apa yang baru saja Anda konsumsi.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang berurusan dengan gangguan makan ini.

1. Genetika

Pada banyak kesempatan, kelainan ini diturunkan dan ada hubungannya dengan dopamin. Ini adalah bahan kimia di otak kita yang terhubung dengan penghargaan dan kesenangan, dan beberapa individu memiliki kepekaan yang meningkat terhadapnya.

2. Perubahan otak dan jenis kelamin

Wanita lebih rentan terhadap binge eating disorder daripada pria. Di AS saja, 2,6% wanita mengidapnya, dibandingkan dengan 2% pria.

Juga, mereka yang memiliki gangguan tersebut tampaknya memiliki struktur otak yang berubah dan kontrol diri yang kurang terhadap apa yang mereka makan.

3. Masalah tubuh dan obesitas

Individu yang makan berlebihan biasanya memiliki pendapat yang sangat negative tentang tubuh mereka dan, dalam banyak kasus, kelebihan berat badan.

4. Masalah prikologis

Trauma masa kecil, fobia, depresi, atau PTSD bisa menyebabkan individu beralih ke makanan sebagai mekanisme koping.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Risiko kesehatan

Memperbaiki Pola Makan
Ilustrasi Pola Makan Sehat Credit: freepik.com

Hampir 50% dari individu yang mengidap BED juga mengalami obesitas, menempatkan diri mereka pada risiko yang sangat tinggi untuk berbagai masalah kesehatan.

Diabetes, masalah tidur, sakit kronis, asma dan sindrom iritasi usus adalah beberapa masalah yang paling umum. Karena faktor-faktor ini, mereka lebih cenderung menjalani perawatan medis. Juga, individu yang mengalami BED telah melaporkan mengalami masalah dengan interaksi sosial.

Cara mencegahnya

Ilustrasi makan
Ilustrasi makan. (Photo by RODNAE Productions: https://www.pexels.com/photo/people-eating-using-chopsticks-6646211/)

Mencegah gangguan makan berlebihan sebenarnya tidak mungkin, tapi ada acara untuk mengatasinya sejak dini. Jika Anda melihat salah satu gejala yang disebutkan di atas, Anda bisa segera konsultasi ke dokter.

Jika Anda memiliki anak dan menyadari sejak awal bahwa hubungannya dengan makanan semakin tidak sehat, sebaiknya bicarakan dengan ahli medis.

Mengatasi masalah pada tahap awal akan membantumu dan anakmu mengidentifikasi dan mengobatinya.

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya