Liputan6.com, Jakarta - Long distance relationship atau LDR adalah hubungan jarak jauh yang diukur dari jangkauannya, baik antar kota hingga negara.
Hubungan antara satu individu dengan individu lainnya bisa berawal dari pertemuan yang tak terduga. Rasa suka yang timbul bisa saja hadir secara tiba-tiba tanpa adanya aba-aba terlebih dahulu.
Baca Juga
Banyak orang yang mengatakan bahwa masa SMA adalah masa yang paling mengasyikan. Bahkan, zaman itu dikenal dengan masa-masa penuh romansa.
Advertisement
Kisah cinta mulai terjalin, tapi hambatan akan dirasakan ketika lulus. Memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi menjadi hal yang cukup krusial bagi mereka.
Bagaimana tidak? Kemungkinan besar mereka akan berpisah karena perbedaan kampus. Selain itu, posisi kampus yang jauh mengharuskan mereka berada dalam lingkaran LDR.
Tak heran jika banyak hubungan yang mulai runtuh saat berbeda kampus setelah lulus dari SMA.
"Pernah ngejalanin LDR terus putus karena masalah pribadi bukan orang ketiga kok," kata Rizqy Novallino (21) yang pernah menjalin hubungan jarak jauh selama hampir dua tahun kepada Citizen6 Liputan6.com Kamis, 27 Oktober 2022.
Dirinya pernah menjalin LDR saat duduk di bangku sekolah menengah atas hingga akhirnya memutuskan berpisah ketika melanjutkan studi di universitas masing-masing.
Berbeda dengan Rizqy, Ferlya Mawardha (21) baru saja memulai kisah asmaranya yang masih berjalan dua bulan.
"Kebetulan lagi ngejalanin, nih, baru dua bulan kurang yaa terbilang masih baru," katanya.
"Jarak hubungan aku sama si dia tuh dari Jakarta ke Surabaya, jauh banget kan? Dari ujung ke ujung," Ferlya menambahkan.
Pandangan Gen Z Tentang LDR Bikin Susah Langgeng
Banyak yang mengatakan bahwa hubungan jarak jauh sulit untuk dijalani. Bahkan, kerap kali dihadapkan pada sebuah masalah yang membuat mereka susah langgeng.
Rizqy pun membagikan pandangannya kepada para pejuang LDR yang baru saja memulai kisah asmara ini.
"Buat yang baru coba pasti sulit banget dan kebanyakan orang yang LDR tuh anggep hubungannya enggak mungkin, tapi nyatanya enggak seburuk itu kok," ujarnya.
"Sebenarnya, berhasil apa enggaknya LDR, tuh, tergantung masing-masing individu yang ngejalanin. Mereka harus bisa saling memahami, biar terjadi komunikasi dua arah," dia menambahkan.
Lebih lanjut Alifia, 20 tahun, yang pernah menjalani hubungan jarak jauh ini pun ikut memberikan pendapatnya terkait LDR yang bikin susah awet.
"Iya, susah langgeng soalnya enggak ketemu. Jadinya kalau ada masalah susah selesai, terus pasti kepercayaannya jadi cepat berkurang," kata Alifia.
Lain dengan Alifia dan Rizqy yang pernah menjalin LDR, Ferlya yang saat ini masih berada pada hubungan jarak jauh ikut menyampaikan pandangan pribadinya.
"Wah, LDR tuh susah banget ya. Banyak hal yang bikin gampang salah paham, belum lagi bikin diri sendiri jadi overthinking," katanya.
Ferlya pun menegaskan bahwa hubungan jarak jauh perlu memiliki komunikasi yang bagus agar bisa meminimalisasi kesalahpahaman yang mungkin dapat terjadi.
Advertisement
Alasan Gen Z Memilih Putus Setelah Lelah Menjadi Pejuang LDR
Terkait hubungan jarak jauh yang kerap dianggap sulit untuk dijalani, Citizen6 juga bertanya kepada mereka yang tidak berhasil menjalani hubungan ini.
Alifia gagal menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya saat duduk di bangku perkuliahan. Dirinya hanya bertahan menjadi pejuang LDR beberapa bulan saja.
"Pernah banget LDR, tapi lupa bertahan berapa lama, ya paling sih cuma beberapa bulan aja," kata Alifia.
Dirinya membuka alasan memilih putus dengan sang mantan, karena lelah menjalani LDR. Selain itu, Alifia pun merasakan hubungan tak sehat jika terus dipaksa berlanjut dengan mantan kekasihnya itu.
"Capek lah berantem terus, enggak sehat ini kalau dilanjutin malah jadi toxic buat ke depannya," kata Alifia.
Kebiasaan Yang Pernah Dilakukan Saat LDR
Berbatas oleh jarak membuat mereka harus melakukan aktivitas berjauhan, bahkan interaksi dilakukan melalui ponsel saja.
Komunikasi menjadi kunci bagi para pejuang LDR. Oleh sebab itu, mereka berusaha semaksimal mungkin agar bisa terus terhubung.
Sejalan dengan hal ini, terdapat kebiasaan yang kerap kali dilakukan oleh pejuang LDR agar tetap bisa berkomunikasi lancar dengan sang kekasih.
"Bakalan usaha biar terus ada interaksi tuh ya teleponan, videocall sama chat,” kata Alifia.
Sama halnya dengan Alifia, Ave (21) mengungkap kebiasaanya saat menjalani hubungan jarak jauh ini.
"Ya kalau cuma bisa chat, telepon, dan videocall aja palingan," kata Ave.
"Tapi kalo ada waktu buat ketemu, sama ada duit ya ketemuin," dia menambahkan.
Berbeda dengan Alifia dan Ave, Ferlya yang tengah menjalin LDR dengan jarak dari Jakarta ke Surabaya, membeberkan kebiasaan yang sering dilakukan bersama sang pacar, yakni berinteraksi secara verbal meskipun melalui virtual.
"Kebiasaan yang sering kita lakuin lebih sering telfonan sih, tapi kadang-kadang kita nge-zoom bareng gitu," kata Ferlya.
Advertisement