Liputan6.com, Jakarta - Persahabatan tidak selamanya berjalan mulus. Terkadang secara tidak sadar kita masuk dalam lingkaran toxic.
Setelah anggota keluarga, sahabat adalah support system kedua yang dapat dipercaya. Tidak selamanya harus bersenang-senang, namun memiliki ikatan emosional dengan seorang sahabat adalah hal yang sangat penting.
Persahabatan yang sehat dapat meningkatkan kebahagian dan rasa memiliki serta menurunkan tingkat stres. Singkatnya, memiliki teman yang baik membuat kita merasa memiliki kehidupan yang baik juga, bukan malah menjadi pengaruh buruk terhadap yang lain.
Advertisement
Pasalnya, tidak semua orang beruntung memiliki sahabat yang suportif, karena ada beberapa lingkaran persahabatan juga yang beracun, dalam arti toxic friendship.
Mengutip dari Healthline, Selasa (1/11/2022), toxic friendship adalah bentuk lingkaran pertemanan tidak sehat yang dapat menguras mental seseorang.
Mereka tidak hanya dapat menguras fisik dan emosional, tetapi toxic friendship juga dapat mempengaruhi cara kalian berperilaku dan berpikir.
Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi toxic friendship dan berakhir untuk memutuskan hubungan dengan teman-teman toxic untuk menjalani hidup yang sehat, baik secara fisik maupun mental.
Pengaruhi Kesehatan Mental
Toxic friendship memiliki dampak yang cukup signifikan pada kesehatan mental. Menghabiskan waktu dengan orang yang tidak menghargai perasaan kalian pada akhirnya dapat mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik.
Toxic Friendship Bikin Stres
Menurut Dr Chibber dilansir Health Shots pada (1/11/2022), dalam toxic relationship, yang hilang adalah kemampuan untuk berkomunikasi atau berekspresi dengan bebas.
Ada penipisan kepercayaan dan ada dampak pada cara-cara di mana hubungan dialami oleh kedua individu. Seringkali, kejujuran mungkin bukan nilai dasar inti dari hubungan itu sehingga menimbulkan reaksi emosional.
Salah satunya adalah meningkatkan stres. Mengurangi stres adalah salah satu manfaat utama dari persahabatan yang kuat. Lain halnya dengan sahabat yang malah meningkatkan stres.
Bahkan ketika kalian tidak bersama, kemungkinan besar kalian akan menghabiskan banyak waktu untuk merasa bersalah sehingga merasa tegang, mudah tersinggung, bahkan hal buruk lainnya.
Lantas, apa tanda-tanda kalian berada di dalam lingkaran toxic friendship? Berikut adalah 5 di antaranya:
Advertisement
1. Tidak ada Feedback
Persahabatan yang sehat adalah give and take (memberi dan menerima). Berbeda halnya dengan salah satu saja yang memberi dan tidak menerima, maka itu pertanda yang tidak sehat.
Dilansir Seventeen.com, salah satu contoh umum dari persahabatan yang tidak ada timbal balik (feedback) adalah jika kalian menghabiskan waktu untuk mendengarkan dan mendukung sahabat kalian, tetapi di waktu lain, mereka sibuk ketika kalian sendiri membutuhkan telinga yang mendengarkan atau tangan yang mendukung.
2. Mengatur Batas Hubungan Dengan yang Lain
Seorang sahabat yang toxic berusaha mengisolasi kalian dari pertemanan lain. Mereka mungkin melakukan ini dengan tujuan untuk mengungkapkan opini negatif tentang orang-orang tertentu dalam hidup kalian.
Persahabatan yang sehat adalah persahabatan di mana hal-hal ini dapat dibicarakan atau diselesaikan tanpa berusaha mengendalikan orang lain untuk membuat kalian merasa lebih baik.
Mereka ingin mengisolasi kalian dari orang lain, sehingga mereka dapat lebih mudah mengontrol tindakan kalian.
3. Merusak Reputasi
Jika seorang teman mengungkapkan pernyataan mengenai kalian yang dapat merusak reputasi atau membuat kalian merasa malu, maka hal tersebut salah satu tanda toxic friendship.
Apalagi jika hal tersebut tidak benar adanya, sehingga dapat membawa kesengsaraan dalam hidup kalian.
4. Selalu Merasa Benar
Dalam hubungan jangka panjang, menyetujui semua yang dikatakan sahabat bisa jadi membosankan dan akhirnya akan menyadari betapa pentingnya memiliki hak pilihan dan mempertahankan pendirian kalian.
5. Melanggar Kepercayaanmu
Faktanya, memang sangat menyakitkan jika kalian mengungkapkan sesuatu yang pribadi dengan sahabat kalian, namun mereka membagikannya kepada orang lain.
“Setiap orang mungkin bisa saja tak sengaja ‘tergelincir’ sesekali. Seorang teman mungkin tidak menyadari bahwa apa yang dikatakan itu harus dirahasiakan,” Dr. Carlson dilansir dari Seventeen pada (1/11/2022).
Sahabat adalah seseorang yang harus dapat dipercayai, jadi jika mereka terus-menerus membicarakan ke orang lain untuk menyiarkan informasi pribadi kalian, maka itu merupakan toxic relationship.
Advertisement