8 Ritual Kematian Paling Mengejutkan di Indonesia, Bikin Bulu Kuduk Merinding

Berikut ini ritual kematian di berbagai suku di Indonesia

oleh Nanda Rabita Nur Ilahiyah diperbarui 04 Nov 2022, 10:19 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 09:30 WIB
Ritual Tolak Bala untuk Hentikan Kematian Ganjil di Gligir Sapi
12 orang mengarak sapi yang telah dipotong ke lokasi ritual selamatan. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Ritual di Indonesia merupakan kekayaan budaya yang seharusnya terus dilestarikan sampai sekarang. Meskipun zaman telah modern, namun orang Indonesia tetap mempertahankan adat asli mereka yang menjadi tradisi lokal dari suku tersebut.

Sebagian besar adat Indonesia memiliki ritual-ritual unik yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Bahkan ada suku yang memiliki kepercayaan akan suatu ritual yang harus diikuti. Sebab jika tidak, mereka akan mendapatkan kesialan.

Indonesia memiliki begitu banyak ritual, mulai dari ritual kelahiran, pernikahan, bahkan ritual kematian. Ritual kematian menjadi satu dari sekian banyak hal unik di Indonesia. Melansir dari Factsofindonesia.com, berikut ini beberapa upacara kematian unik di Indonesia yang mungkin terdengar menakutkan, Apa saja?

1. Marapu

Marapu adalah upacara kematian yang berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur. Saat anggota keluarga meninggal, mereka akan menyembelih hewan, seperti kerbau dan kuda.

Orang Sumba percaya bahwa roh nenek moyang ikut menghadiri acara penguburan tersebut dan karenanya penyembelihan  dipersembahkan kepada mereka. Adapun dagingnya untuk dimakan bagi orang yang masih hidup. Setelah upacara selesai, mayat akan dimakamkan tepat di bawah tempat leluhur keluarga mereka terakhir bersemayam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Trunyan

FOTO: Prosesi Upacara Ngaben Raja Pemecutan XI di Bali
Sebuah sarkofagus dibakar dalam upacara ngaben untuk mendiang Raja Ida Cokorda Pemecutan XI atau Anak Agung Ngurah Manik Parasara di Denpasar, Bali, 21 Januari 2022. Anak Agung Ngurah Manik Parasara meninggal pada Desember lalu di usia 76 tahun. (SONY TUMBELAKA/AFP)

Trunyan adalah sebuah tempat di Bali yang biasa digunakan untuk meletakkan jenazah orang-orang yang sudah meninggal di daerah Bangli. Ini merupakan sebuah tradisi meletakkan mayat keluarga mereka di sana.

Hal yang unik dari pemakaman Trunyan adalah tentang jenazah yang tidak dikubur tapi hanya diletakan begitu saja atau paling tidak hanya menggunakan anyaman bambu untuk menutupi jenazah. Meskipun begitu mayat tidak menimbulkan bau busuk sebab adanya pohon Taru Menyan, yang konon katanya dapat menetralisir bau busuk.

3. Ngaben

Ngaben adalah ritual kematian umat Hindu. Di mana upacara tersebut dimulai ketika keluarga menyiapkan semua sesaji seperti bunga, patung, dan banyak lagi untuk dibakar bersama jenazah.

Bagi umat Hindu, Ngaben merupakan simbol keikhlasan dari keluarga untuk merelakan. Mereka percaya dengan  ritual itu adalah cara untuk melepaskan roh dari dunia untuk kembali kepada Tuhan mereka yang disebut sebagai Panca Maha Butha.

 

 


4. Rambu Solok

Rambu Solo
Rambu Solo, ritual kematian dalam masyarakat adat Tana Toraja. (dok. Istimewa/Liputan6.com)

Rambu Solok adalah ritual kematian bagi suku Toraja di selatan Sulawesi. Upacara itu dimulai setelah mereka menyembelih beberapa kerbau sebagai persembahan kepada Tuhan. Selain menyembelih, pihak keluarga juga membuat patung yang menyerupai orang yang sudah meninggal. Mayat tersebut kemudian diletakkan di tebing.

5. Passiliran

Passiliran adalah kuburan bayi, di mana orang-orang dari suku Toraja di Kambira, Sulawesi Selatan meletakkan mayat bayi di pohon Tara. Mereka menganggap bahwa pohon Tara memiliki getah paling banyak dan dapat dijadikan sebagai susu untuk bayi di alam baka.

Pohon Tara diibaratkan sebagai ovarium bagi jenazah bayi agar tetap nyaman di sana. Bagi orang Kambiran, setiap mayat bayi yang tidak tumbuh gigi harus dikubur di pohon Tara. Mereka percaya bahwa suatu hari bayi itu akan dilahirkan lagi dari ibu yang sama.


6. Tiwah

Aneka Tengkorak Dihias dan Diarak Saat Festival Natitas di Bolivia
Tengkorak manusia dihias dengan bunga dan dipakaikan kacamata saat Festival Natitas di La Paz, Bolivia (8/11). Ritual ini digelar seminggu setelah Hari Mati di Bolivia. (AP Photo/Juan Karita)

Tiwah adalah ritual kematian suku Dayak di Kalimantan tengah. Pada ritual ini, mereka akan mengambil tulang dari kubur orang yang sudah meninggal dan disimpan selama berhari-hari antara tujuh sampai empat puluh hari.

Tiwah diklaim sebagai upacara terakhir untuk mengantarkan ruh kepada dewa ke Lewu Liaw di langit ketujuh. Pada upacara tersebut, keluarga akan menyiapkan sesajen, makanan, daging, dan lain-lain.

7. Potong Jari

Suku Dani di Papua memiliki upacara kematian paling mengerikan di Indonesia. Ketika salah satu anggota keluarga meninggal, beberapa anggota keluarga akan memotong jari mereka.

Memotong jari bagi suku Dani menjadi simbol kesedihan terdalam mereka. Ritual ini akan dimulai setelah anggota keluarga memotong jari mereka. Setelah itu, mereka akan mandi lumpur dan berjalan di sekitar mayat dengan berlinang air mata. Upacara ini adalah simbol kesedihan terdalam mereka kepada orang yang meninggal.

 


8. Mayat Mumi

Aneka Tengkorak Dihias dan Diarak Saat Festival Natitas di Bolivia
Sejumlah tengkorak manusia ditaburi bunga saat Festival Natitas di La Paz, Bolivia (8/11). Ritual ini digelar seminggu setelah Hari Mati di Bolivia. (AP Photo/Juan Karita)

Mayat mumi adalah ritual kematian di Papua dari suku Asmat. Biasanya, ritual jenazah mumi akan diadakan untuk beberapa orang di suku Asmat yang memiliki posisi tinggi di masyarakat seperti untuk beberapa kepala atau panglima perang.

Prosesinya yakni setelah kepala suku meninggal, keluarga akan mengolesi jenazah dengan formula unik dari suku Asmat di Papua. Mayat itu kemudian harus diletakkan di atas perapian sehingga asap akan mengelilinginya.

Setelah beberapa tahun, mayat kemudian harus diposisikan seolah-olah sedang duduk. Laki-laki dari anggota keluarga akan menyimpannya sehingga mereka dapat menunjukkan mayat mumi kepada tamu yang datang ke sana.

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya