Mengapa Mendengarkan Suara Hujan dapat Menenangkan?

Air hujan yang menetes membawa suara rintik yang begitu menenangkan, mengapa demikian?

oleh Elly Purnama diperbarui 17 Nov 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi Hujan
Ilustrasi hujan. (Photo by Keenan Barber on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini Indonesia sedang mengalami musim hujan. Menurut laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) www.bmkg.go.id, puncak musim penghujan diprakirakan terjadi pada Desember 2022 hingga Januari 2023 mendatang.

Namun tahukah kamu? Air hujan yang menetes membawa suara dengan irama yang terasa santai dan menenangkan.

Bahkan, suara rintik hujan banyak dibuat video dan audio khusus untuk menemani saat belajar, membantu lebih rileks, hingga membantu untuk tidur lelap.

Selain itu, beberapa orang menambahkan suara hujan di lagu sebagai latar belakangnya. Hal itu dilakukan agar mendapatkan suasana saat hujan.

Pluviophiles adalah orang yang menyukai hujan. Kata ini berasal dari kata pluvial dalam bahasa latin yang berarti hujan dan kata phile yang dapat diartikan cinta.

Entah kamu seorang pluviophiles atau bukan, kamu bisa saja sangat menyukai hujan dan suaranya.

Lalu, mengapa mendengarkan suara tetesan air hujan sangat menenangkan?

Dilansir Stylist, Kamis (17/11/2022), menurut seorang psikoterapis musik dan direktur North London Musix Therapy, Marianne Rizkallah, jawabannya sangat berkaitan dengan kualitas ritmis hujan.

Memang, terlepas dari sumbernya yang alami, suara hujan cukup konsisten dan dapat diprediksi, itulah yang membuatnya begitu menenangkan.

"Seperti bagaimana musik memengaruhi bagian otonom dan limbik dari sistem saraf kita (yang masing-masing menjaga detak jantung dan emosi kita), suara hujan yang konsisten dan dapat diprediksi dapat membantu mengatur respons sistem saraf kita," ujar Rizkallah menjelaskan.

Pengaruh Ritme Hujan

Ilustrasi minum minuman saat hujan
Ilustrasi minum minuman saat hujan. (Photo by Toa Heftiba on Unsplash)

Rizkallah mengatakan, pikiran kita menjadi terbiasa dengan irama gemericik yang cepat.

"Ritme ini tidak terlalu keras dan tidak disertai dengan kejutan suara yang besar --- kedua hal yang kita tahu bahwa otak kita peka terhadapnya," jelas dia.

Senada, seorang praktisi psikoterapis dan penulis buku How To Understand And Deal With Stress, Katerina Georgiou juga percaya bahwa curah hujan yang menarik bagi indera kita juga bisa membuatnya menenangkan untuk dirasakan.

Suara Rintik Hujan yang Menyentuh Indera Kita

Ilustrasi anak main hujan
Ilustrasi anak main hujan (Photo by Xavi Cabrera on Unsplash)

Georgiou menuturkan, kuncinya di sini yaitu bahwa suara rintik hujan menyentuh indera kita.

"Ketika kita merasa cemas tentang kehidupan atau bahkan dalam keadaan panik, kita bisa merasa terjebak dalam pikiran dan kepala kita, dan sudah dipahami dengan baik bahwa teknik grounding yang menempatkan kita terhubung dengan indera kita dapat membawa kita keluar dari pikiran dan kembali berhubungan dengan tubuh kita," ujar Georgiou.

Menurut Georgiou, suara tetesan air hujan di ambang jendela melibatkan pendengaran kita, sementara jika kita berada di luar saat hujan, sensasi fisik menambah sentuhan.

Begitulah mengapa suara air hujan dapat menenangkan. Ritme dan suara rintik hujan dapat terhubung dengan kita melalui indera kita.

Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan

Hujan - Vania
Ilustrasi Mimpi Hujan/https://unsplash.com/Gage Walker

Sementara itu, dokter umum dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Kristanti Diliasari menjelaskan 7 cara jaga daya tahan tubuh agar tetap sehat di musim hujan. Ketujuh cara jaga daya tahan tubuh tersebut adalah:

Mengelola stres

Menurut Kristanti, terkendala karena hujan, banjir, dan kemacetan untuk berangkat beraktivitas seperti kerja, kuliah, atau sekolah seringkali membuat stres.

Maka dari itu, manajemen stres yang baik sangat diperlukan agar tetap tenang menjalani kegiatan meski terkendala berbagai rintangan. Strategi fisik berupa relaksasi dapat diterapkan untuk menenangkan diri dari stres.

Menjaga tubuh tetap hangat

Tingginya intensitas hujan secara langsung menurunkan suhu udara. Membawa payung atau jas hujan, juga pakaian ganti saat perkiraan cuaca atau langit tampak mendung sebaiknya menjadi prioritas saat akan keluar rumah.

“Gunakan pakaian yang cukup tebal atau jaket. Selain itu, buatlah tubuh tetap hangat dengan meminum air hangat,” saran Kristanti mengutip keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com belum lama ini.

Jaga kebersihan diri dan lingkungan

Cara ketiga adalah menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dua kali sehari. Jika tubuh basah karena terkena air hujan, maka perlu segera mandi hingga bersih dengan air hangat.

“Tidak lupa untuk selalu mencuci tangan secara baik dan benar dengan sabun dan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah ke toilet, serta setelah memegang alat, bahan, atau benda yang dipegang bersama-sama,” katanya.

Selain itu, lakukan gerakan 3M rutin dengan menguras dan menutup bak air serta menimbun barang bekas atau benda yang memungkinkan menampung genangan air. Ini perlu dilakukan agar tidak menjadi tempat nyamuk penyebab demam berdarah dengue berkembang biak.

Selanjutnya

Cuaca Ekstrem Diperkirakan hingga Akhir Oktober
Kendaraan melintas saat hujan di Pedesterian Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada 15 hingga 21 Oktober 2022. Karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan kedepan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Melakukan vaksinasi

Musim hujan datang dengan sejumlah penyakit penyerta. Dalam kondisi ini, virus sangat mudah menyebar dan menular melalui tangan, tubuh, hingga masuk ke dalam sistem pernapasan.

“Pemberian vaksin merupakan langkah preventif untuk melindungi Anda dan keluarga virus, baik influenza, COVID-19, dan lainnya. Studi menunjukkan bahwa vaksin influenza mengurangi risiko penyakit influenza secara keseluruhan dan memperkecil kemungkinan Anda sakit parah jika memang terinfeksi.”

Menjaga pola makan

Asupan gizi yang seimbang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Memastikan asupan gizi harian dapat dilakukan dengan memerhatikan pola makan yang sehat dan tepat.

“Pastikan Anda mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, serta minum air putih yang cukup.”

Kristanti juga berpesan agar masyarakat rutin mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin B, vitamin C, seng, dan vitamin D. Batasi konsumsi gula, garam, dan minyak yang berlebih. Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi probiotik seperti yogurt, tahu, tempe, atau fermentasi sayuran seperti acar untuk membantu menjaga kesehatan usus agar sistem pencernaan tetap lancar.

Olahraga rutin

Cara jaga daya tahan tubuh yang kedua adalah olahraga rutin. Berbagai studi membuktikan bahwa berolahraga dapat memperbaiki suasana hati.

“Luangkanlah waktu untuk berolahraga secara rutin agar tubuh tetap hangat, sirkulasi darah lancar, dan massa otot tetap terjaga.”

Jaga kualitas tidur

Cara ketiga adalah tidur yang cukup dan berkualitas. Ini sangat penting untuk menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Kristanti melansir jurnal dari National Sleep Foundation, Washington USA, yang menyatakan bahwa rekomendasi waktu tidur per hari sesuai usia adalah:

- Anak usia 3-5 tahun selama 10-13 jam

- Anak usia 6-13 tahun selama 9-11 jam

- Anak usia 14-17 tahun selama 8-10 jam

- Dewasa usia 18-64 tahun selama 7-9 jam

- Usia lansia lebih dari 65 tahun, direkomendasikan tidur selama 7-8 jam.

Infografis 4 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Musim Hujan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Musim Hujan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya