Liputan6.com, Jakarta Kutukan Piala dunia, banyak dibicarakan oleh masyarakat Eropa. Mereka meyakini beberapa hal yang mungkin terjadi di Piala Dunia, berdasarkan pengalaman yang terjadi secara berturut-turut.Â
Melansir laman SBS News, Selasa (13/12/2022) ada beberapa kutukan piala dunia FIFA yang dipercaya oleh pecinta sepak bola, berdasarkan kejadian yang terjadi di turnamen-turnamen ajang empat tahun sekali ini.Â
Baca Juga
Selama tiga Piala Dunia terakhir, tim yang memenangkan laga sebelumnya tersingkir di babak penyisihan grup turnamen berikutnya. Kejadian seperti ini dikenal sebagai 'kutukan Piala Dunia'. Italia menang sebagai juara dunia tahun 2006 dan di laga piala dunia 2010, Italia tersingkir di babak awal pada tahun 2010.
Advertisement
Ditambah lagi, Spanyol yang menjadi juara Piala Dunia 2010, juga kalah di babak penyisihan grup pada tahun 2014. Kutukan Piala Dunia masih dipercaya oleh beberapa masyarakat sebab lagi-lagi Jerman yang menjadi pemenang Piala Dunia pada tahun 2014 tersingkir di babak penyisihan grup di Piala Dunia pada tahun 2018 dan tahun ini 2022.
Namun, kutukan ini rupanya tidak terjadi pada Piala Dunia 2022. Lantaran Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar, berhasil membuat Prancis lolos sampai babak semifinal Piala Dunia 2022.
Bahkan Prancis yang sebelumnya menjadi peraih Piala Dunia 2018, berpeluang besar mendapat gelar yang sama di tahun ini. Hal ini juga menjadi hal yang mematahkan kutukan kedua bagi piala dunia yang pernah terjadi selama ini.Â
Kutukan Kedua
Selain itu, yang menjadi kutukan Piala Dunia selanjutnya adalah berhubungan dengan kutukan yang sebelumnya yakni pemenang piala dunia sebelumnya, tidak akan menjadi pemenang di laga Piala Dunia berikutnya karena sudah tersisihkan di babak penyisihan grup.Â
Namun, dengan lolosnya Prancis ke semifinal dan tidak bertemu dengan Kroasia, mematahkan kutukan itu. Momen ini memungkinkan keduanya mengulang momen piala dunia 2018. Yakni Prancis menjadi pemenang piala dunia 2018 dan Kroasia menjadi runner-up.Â
Advertisement
Mitos Piala Dunia
Mitos tentang kutukan ini dimulai pada tahun 2002 dengan kegagalan Prancis untuk mempertahankan mahkota mereka. Pecinta Piala Dunia mulai mencocokkan kejadian yang terjadi selama turnamen berlangsung, sampai tahun ini.Â
Berdasarkan rekam jejak peraih gelar juara piala dunia secara berturut-turut akan mengalami kemunduran yang lebih buruk. Namun, melansir laman Sportskeeda, banyak hal yang terjadi selama jeda empat tahun sebelum memulai lagi pertandingan piala dunia selanjutnya, yang membuat tim yang diunggulkan mengalami kemunduran di babak awal game.Â
Hal yang Terjadi pada Tim Pemenang Piala Dunia
Empat tahun adalah waktu yang lama bagi pemain baru untuk menjadi pusat perhatian atau veteran untuk menghilang (mengalami kemunduran). Selain generasi pemain yang berbeda, tapi ini juga menjadi dilema bagi para pelatih.
Mereka cenderung terjebak dengan formula kemenangan mereka dan memilih untuk mempertahankan pemikiran lama mereka. Tanpa mereka sadari, negara lain yang juga ingin menorehkan sejarah, berupaya untuk membuat formula baru dan membentuk pertahanan dan serangan yang kuat.Â
Advertisement