Liputan6.com, Jakarta - Pesawat merupakan salah satu kendaraan yang sering digunakan. Transportasi ini dipilih untuk alasan efisiensi waktu serta menjangkau wilayah yang sulit diakses melalui jalan darat.Â
Berbeda dengan moda transportasi darat seperti bus atau kereta api, pesawat dilengkapi alat keselamatan seperti pelampung hingga masker oksigen. Meski begitu, tidak disediakan perlengkapan keselamatan parasut di pesawat. Apa alasannya?
Baca Juga
Mengutip The Guardian, Selasa (20/12/2022), anggota British Parachute Association Phil Edwards menjebut, pesawat jet modern melaju dengan sangat cepat. Itu artinya, ketika penumpang melompat dari pintu darurat untuk mengenakan parasut, kemungkinan besar badan seseorang akan terkena baling-baling. Ada juga kemungkinan badan akan hancur ketika angin menghantam tubuh.Â
Advertisement
Berikut beberapa alasan lainnya mengapa pesawat komersial tidak dilengkapi parasut, mengutip dari Scienceabc:
1. Pemakaian Parasut Perlu Latihan yang Lama
Pesawat komersil domestik atau internasional, membawa penumpang masyarakat sipil yang tidak terlatih menggunakan parasut. Padahal, agar orang mahir dan selamat saat mendarat menggunakan parasut, mereka butuh latihan yang panjang. Hal inilah yang membuat pesawat komersial tak dilengkapi dengan parasut.Â
Terjun payung tidak semudah seperti di film. Terjun payung biasanya memiliki beberapa dasar latihan. Latihan yang dimaksud berawal dari terjun payung tandem, di mana seseorang diikat ke seorang ahli selama terjun payung.Â
Untuk pelatihan terjun payung bersama ahli sekali pun, setidaknya butuh waktu setengah jam untuk mendapatkan latihan dan instruksi dasar.
Selain itu, terjun payung yang sangat berisiko, di mana saat subjek melompat keluar dari pesawat terbang lebih dari 10.000 kaki di atas tanah, membutuhkan pelatihan dan latihan yang tepat selama berjam-jam sebelum melompat.
Â
Â
2. Pesawat Komersial di Ketinggian Sangat Tinggi
Terjun payung yang sangat tinggi hanya mencapai 10.000 kaki di atas tanah. Sementara, pesawat komersial terbang lebih dari 35.000 kaki. Pada ketinggian tersebut, Anda tidak akan menemukan udara untuk bisa bernapas.
Pesawat komersil juga terbang lebih cepat sehingga sulit bagi manusia untuk terjun di kecepatan tersebut. Agar penumpang yang terjun payung dari pesawat yang jatuh tidak pingsan karena hipoksia, mereka membutuhkan tabung oksigen.Â
3. Pesawat Terbang Komersial Tidak Dirancang untuk Terjun Payung
Pesawat yang dipakai untuk olahraga terjun payung biasanya berukuran kecil. Dengan begitu, penerjun payung bisa langsung melompat secara mudah. Sementara pesawat militer besar biasanya memiliki jalan di belakang. Pintu belakang ini biasanya dipakai oleh penerjun payung untuk dapat melompat dan menjauhi badan pesawat.
Sementara itu, pesawat komersil tidak memiliki badan kecil atau ramping. Melompat keluar dari pesawat komersil akan berisiko serius menabrak badan pesawat (sayap atau ekornya) dan mengalami cedera yang fatal.
Advertisement
4. Sebagian Besar Kecelakaan Terjadi Selama Pendaratan dan Lepas Landas
Berdasarkan data penerbangan, terungkap bahwa sebagian besar kecelakaan pesawat fatal terjadi selama pendaratan atau lepas landas. Hal tersebu membuat parasut tidak berguna.
5. Perlengkapan Terjun Payung Besar dan Mahal.
Alasan lain tidak adanya perlengkapan terjun payung di pesawat komersil karena peralatan tersebut selain tidak berguna untuk pesawat komersil juga karena harganya yang mahal.Â
Di samping itu, parasut terlalu besar untuk bisa disimpan di bawah kursi penerbangan komersial. Bobot parasut yang berat juga tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam pesawat karena akan menambah beban.Â
Tentu saja, itu akan memakan ruang yang cukup besar di pesawat. Selain itu, menambahkan parasut untuk setiap jiwa di pesawat komersial akan dengan mudah menambahkan sekitar 2.700 kg- 3.600 kg berat keseluruhannya.
Â
5 Hal yang Harus Disiapkan Saat Berpergian Jauh
1. Pastikan tubuh dalam keadaan sehat
Tips yang satu ini sangat fundamental. Kalau tubuh dalam keadaan tidak fit dan tetap memaksakan diri pergi, maka sama saja kamu membuka celah untuk penyakit masuk menyerang tubuhmu, termasuk virus Covid-19. Menjaga pola makan seimbang, olahraga, dan istirahat yang cukup harus dilakukan agar tubuh selalu fit.
2. Survei tujuan destinasi
Sebelum menentukan tujuan, ada baiknya kamu check and recheck lokasi di Indonesia yang sudah zona hijau. Pergi ke destinasi yang sudah berstatus zona hijau membuatmu relatif aman dari paparan virus. Kunjungi situs-situs terpercaya yang menyediakan informasi terkait daerah atau spot tujuanmu.
3. Masker dan face shield
Menghindari penularan melalui droplets, gunakan masker dimanapun kamu berada di luar ruangan. Kamu bisa menggunakan masker kain atau berbahan lain yang reusable nan fashionable.
4. Hand Sanitizer
Barang selanjutnya yang perlu ada di tas serbaguna adalah hand sanitizer. Saat berada di tempat umum, hand sanitizer dapat menjadi pengganti sabun dan air untuk membersihkan tangan.
5. Disinfektan
Tak ada salahnya kamu membawa disinfektan sendiri sebagai persiapan. Apalagi saat duduk atau berdiam diri di suatu tempat. Nah, supaya lebih nyaman dan aman disinfektan perlu kamu siapkan. Jadi kamu sendiri bisa memastikan spot yang kamu tempati sudah steril.
Advertisement