Jangan Abai, Ini Pentingnya Mengunyah Makanan dengan Benar bagi Pencernaan

Perlu diperhatikan, mengunyah makanan ternyata bisa berdampak pada pencernaan Anda.

oleh Sefan Angeline Reba diperbarui 24 Des 2022, 08:05 WIB
Diterbitkan 24 Des 2022, 08:05 WIB
ilustrasi ganguan makan
ilustrasi ganguan makan (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan orang mungkin mengabaikan hal-hal kecil yang sebenarnya berdampak besar bagi kesehatan, salah satunya yakni cara mengunyah makanan. Ternyata, mengunyah makanan secara perlahan itu bukan hanya suatu kebiasaan, tetapi juga untuk menghindari berbagai masalah pencernaan dan juga masalah kesehatan.

Menurut seorang ahli gizi Healing Nutrition, Johanna P. Salazar, proses pencernaan tidak dimulai dari dalam perut, namun dimulai dari mulut.

"Langkah pertama pencernaan adalah mengunyah, kemudian yang kedua adalah mengelola ukuran makanan dan mengaktifkan kelenjar ludah untuk mengeluarkan lebih banyak air liur. Selanjutnya, air liur memicu produksi asam klorida di perut, membantu menyiapkan makanan yang masuk," kata Salazar, dikutip dari Realsimple, pada Jumat (23/12/2022).

Namun, di zaman yang serba cekatan dan multitasking ini, banyak orang cenderung makan dengan cepat agar tidak menyita waktu untuk aktivitas lainnya. Akibatnya, kita tidak berpikir dua kali tentang seberapa baik kita mengunyah makanan, apalagi kecepatan kita melakukannya.

Selain dari bahaya tersedak, tidak mengunyah dengan baik bisa menjadi penyebab tersembunyi di balik berbagai masalah yang merugikan. Apa saja itu? Ini dia.

1. Gampang Sakit Perut

Setiap orang pun paham bahwa mulas atau sakit perut sangat menjengkelkan, apalagi terjadi di waktu yang kurang tepat, seperti di dalam kereta atau sedang meeting. 

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, mengunyah memicu produksi asam klorida di perut. Ini membuat perut siap untuk memecah makanan. Tetapi jika Anda tidak mengunyah makanan Anda sepenuhnya, tidak akan ada banyak asam di perut Anda untuk membantu pencernaan dengan baik.

Apalagi jika Anda tengah mengalami asam lambung naik dan makanan tidak dikunyah, itu menyebabkan gelembung gas yang naik ke kerongkongan dan tenggorokan, sehingga menyebabkan mulas.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Mengalami Gangguan Pencernaan

Mudah Mengalami Gangguan Pencernaan
Ilustrasi Gangguan Pencernaan Credit: unsplash.com/Ksenia

Mengunyah yang tidak cukup adalah berita buruk bagi usus. Mengapa demikian? Saat makanan bergerak dari perut ke usus, pankreas mengeluarkan enzim dan kantong empedu melepaskan empedu.

Kedua komponen tersebut selanjutnya memecah makanan, tetapi mereka hanya dapat melakukan begitu banyak.

Jadi, jika partikel makanan terlalu besar, dalam artian belum dikunyah sepenuhnya, bakteri alami di usus Anda dapat memfermentasi makanan yang tidak tercerna dan berkembang biak. Hal inilah yang dapat menyebabkan kembung dan gangguan pencernaan.

3. Tidak menyerap banyak nutrisi penting

Menurut Salazar, mengunyah membantu tubuh memecah karbohidrat, protein, dan lemak (yaitu makronutrien, atau nutrisi pembangun yang Anda butuhkan dalam jumlah terbesar) menjadi molekul yang masing-masing disebut monosakarida, asam amino, dan asam lemak.

Molekul-molekul ini diserap oleh usus, tempat penyerapan nutrisi utama terjadi. Tetapi, ketika makanan tidak cukup dikunyah, karbohidrat, protein, dan lemak tidak akan sepenuhnya dipecah, sehingga usus sulit menyerap nutrisi ini.


4. Makan Berlebihan

Ilustrasi makan banyak
Ilustrasi makan banyak/Copyright unsplash/Jarritos Mexican Soda

Jika Anda tidak mengunyah makanan secara menyeluruh, kemungkinan besar Anda akan makan terlalu cepat, yang dapat menyebabkan makan terlalu banyak. Ini dapat mempersulit untuk mendengarkan isyarat kenyang tubuh Anda yang memberi sinyal saat Anda kenyang.

Menurut dokter bersertifikat, ahli gastroenterologi di Konsultan Gastroenterologi Terpadu, Supriya Rao, Anda mungkin akan makan berlebihan bila tidak mengunyah makanan dengan benar.

Ini tidak hanya membuat Anda merasa sakit dan lesu, tetapi juga meningkatkan risiko sindrom metabolik, yakni suatu kondisi yang ditandai dengan obesitas sentral, kadar kolesterol tinggi, tekanan darah, dan kadar glukosa.

5. Sulit untuk menikmati makanan.

Mengunyah terlalu cepat dapat menghambat kenikmatan makan. Sebaliknya, saat Anda makan dan mengunyah dengan hati-hati dan perlahan, Anda dapat menggunakan semua indera Anda, mulai dari tampilan makanan, baunya, teksturnya, dan rasanya.

"Ini tidak hanya akan membantu Anda benar-benar menikmati makanan, tetapi juga memudahkan perut Anda untuk menentukan kapan Anda kenyang," kata Dr. Rao.


3 Tips Kebiasaan Mengunyah yang Lebih Sehat

Perempuan makan
Ilustrasi perempuan makan/copyright freepik.com/tirachardz
  • Kunyah setiap gigitan sekitar 20 hingga 30 kali.

Menurut Salazar, rata-rata makanan harus dikunyah sekitar 30 kali sebelum ditelan, tetapi jumlah pastinya bergantung pada konsistensi makanan. Misalnya, makan oatmeal membutuhkan 20 kunyahan, sedangkan kacang-kacangan bisa memakan waktu hingga 30 kunyahan.

  • Kunyah sampai makanan Anda sampai bertekstur seperti bubur.

Jangan terlalu memikirkan tentang menghitung jumlah persis kunyahan untuk setiap apa yang Anda makan. Yang paling penting adalah mencoba mengunyah sampai makanan Anda benar-benar cair layaknya makanan bayi.

Dr. Rao mengatakan bahwa Anda dapat mengetahui makanan Anda telah dikunyah dengan benar jika teksturnya benar-benar hilang. Selain itu, Anda tidak akan kesulitan menelannya.

  • Mulailah dengan memperhatikan kebiasaan Anda.

Jika mengunyah perlahan terasa sulit, apalagi saat Anda kelaparan, ketahuilah bahwa langkah pertama yang harus ditanamkan dalam otak adalah kewaspadaan. "Jika kita menyadari bagaimana sistem tubuh kita bekerja ketika makanan dikunyah dengan benar, itu mungkin membantu kita memperlambat dan menjadi lebih sadar," kata Salazar. 

Infografis Alasan Makan Bersama Berisiko Tinggi Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Alasan Makan Bersama Berisiko Tinggi Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya