Kasus Misterius Wanita yang Muntah 30 Kali Sehari dan Tak Bisa Berhenti

Seorang wanita mengalami kasus muntah 30 kali sehari yang tak diketahui sebabnya

oleh Sulung Lahitani diperbarui 11 Jan 2023, 16:04 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2023, 16:04 WIB
Penyebab Perut Mual
Ilustrasi Penyebab Perut Mual Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta Para dokter bingung ketika salah satu pasien mereka muncul di rumah sakit dan tidak bisa berhenti muntah. Wanita muda itu terkadang muntah sebanyak 30 kali sehari. Pada hari yang sangat buruk, pasien mengaku dapat muntah hingga 6 liter dalam sehari.

Menurut sebuah studi kasus yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers In Endocrinology bulan lalu, wanita berusia 27 tahun itu mengalami episode muntah tersebut sebulan sekali.

Pasien mengaku merasakan "malapetaka yang akan datang" sebelum setiap muntahan dari dalam dirinya,. Ini membuatnya mengetahui bahwa muntahan pertama tidak mungkin menjadi yang terakhir baginya.

Wanita yang juga menderita diabetes tipe 1, mengunjungi rumah sakit pada tahun 2016 dalam keadaan "panik" tentang apa yang dia alami. Dengan kondisinya yang sangat buruk, dokter mulai mencari tahu apa yang menyebabkan muntah-muntah ini.

Tim dokter kemudian mendiagnosisnya dengan "sindrom muntah siklik" (CVS), suatu kondisi yang ditandai dengan serangan muntah tiba-tiba yang diselingi dengan waktu yang lama tanpa gejala.

Penyebab pasti CVS tidak diketahui. Tapi, para peneliti berpikir sindrom itu mungkin timbul dari sinyal saraf yang salah antara otak ke sistem pencernaan.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, ini mungkin juga merupakan respon hormonal disfungsional terhadap stres atau berdasarkan mutasi genetik tertentu. Para ahli menduga gejala wanita itu kemungkinan berasal dari kelainan autoimun yang mendasarinya.

 

Pengobatan yang diberikan

Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon
Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon

Setelah masuk rumah sakit, muntahnya biasanya mereda selama beberapa hari. Tapi, yang mengkhawatirkan bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin, gula darahnya akan anjlok, dan tetap rendah selama berhari-hari.

Dr Wei Liang, seorang dokter di departemen endokrinologi di Rumah Sakit Universitas Hong Kong-Shenzhen, mengatakan kepada Live Science bahwa pemeriksaan seluruh tubuh menemukan "tidak ada yang signifikan".

Namun pemeriksaan lebih dekat terhadap darah pasien mengungkapkan tingkat autoantibodi GAD yang "sangat tinggi." Ini merupakan molekul kekebalan yang secara tidak sengaja menyerang jaringan tubuh sendiri dan ditemukan pada pasien dengan diabetes tipe 1.

Kehadiran antibodi membantu menjelaskan mengapa gula darah pasien turun rendah, sehingga dokter menguranginya dengan menggunakan obat yang disebut rituximab.

Mereka tidak benar-benar berpikir bahwa itu akan mengatasi siklus muntah yang ekstrim, tetapi pasien, selama pertemuan lanjutannya, ternyata merasa jauh lebih baik.

“Gejala muntah sangat berkurang pada pasien kami dalam delapan bulan tindak lanjut setelah satu rangkaian pengobatan rituximab,” kata Dr Liang.

 

Tidak terkait dengan diabetes

Ilustrasi Rumah Sakit
Ilustrasi Rumah Sakit (pixabay.com)

Tim medis Hong Kong menduga bahwa autoantibodi dalam darah pasien entah bagaimana menggerakkan CVS-nya. Artinya, ketika antibodi berkurang, episode muntah pasien juga berkurang.

"Menurut pendapat kami, sindrom muntah siklik kemungkinan tidak terkait dengan diabetes atau penggunaan insulin, karena sindrom ini tidak lebih umum pada penderita diabetes daripada masyarakat umum," kata Liang.

"Oleh karena itu, menurut kami CVS mungkin merupakan kelainan autoimun yang terpisah."

Mereka berencana untuk menguji teori mereka dengan mempelajari kasus pasien dan autoantibodi lebih lanjut.

 

Kebiasaan Sehari-hari Ini Sebenarnya Berbahaya Bagi Tubuh

Hidup ini penuh dengan kejutan, dan beberapa di antaranya bisa sangat mencengangkan. Misalnya, ketika hal-hal yang Anda lakukan setiap hari selama bertahun-tahun ternyata secara perlahan tapi pasti dapat membahayakan kesehatan tubuh. 

Ya, siapa yang pernah mengira hal-hal yang tampaknya tidak berisiko itu bisa membahayakan Anda. Nah, lebih baik terlambat mencari tahu daripada tidak sama sekali.

Berikut ini beberapa kebiasaan sehari-hari yang secara tak disadari dapat berbahaya bagi tubuh, seperti dilansir dari Brightside, Senin (9/1/2023). 

1. Memakai sandal jepit

Ilustrasi Sandal Jepit
Ilustrasi sandal jepit. (Public Domain)

Jari-jari kaki Anda menekuk secara berlebihan untuk tetap memakai sandal jepit dan lebih rentan terhadap infeksi jamur. Selain itu, tidak jarang mengalami peradangan dan nyeri otot. 

Sakit tumit, punggung, dan lutut juga sudah tidak asing lagi bagi pecinta sandal jepit. Masalah umum lainnya adalah mencengkeram sendi jari kaki secara berlebihan dapat memperburuk bunion yang sudah ada.

2. Menggunakan obat kumur setelah menyikat gigi

Gunakan obat kumur hanya setelah makan atau sebelum menyikat gigi. Saat Anda membilas gigi dengan itu, Anda membilas fluorida konsentrasi tinggi untuk fluorida konsentrasi rendah, yang menarik mikroba. Akhirnya, kebiasaan ini akan menyebabkan kerusakan gigi.

3. Mengenakan skinny jeans

Jeans ketat atau skinny jeans mengurangi aliran darah dan pada dasarnya membuat otot Anda terengah-engah untuk mendapatkan lebih banyak oksigen.

Skinny jeans juga menyebabkan infeksi jamur seperti sariawan. Selain itu, mereka menyebabkan lebih sering buang air kecil dan bahkan kelemahan kandung kemih.

4. Mencetak di rumah

Printer laser yang menggunakan toner printer secara keseluruhan melepaskan partikel yang sangat kecil yang dapat menyebabkan kerusakan kardiovaskular atau pernapasan saat Anda berada di dekatnya.

Satu studi yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa paparan partikel toner selama 21 hari mengganggu metabolisme, respons imun, dan proses biologis lainnya.

5. Membaca sambil berbaring di tempat tidur

Ilustrasi membaca, buku, kumpulan pantun
Ilustrasi membaca, buku, kumpulan pantun. (Photo by Amy Benton Blake on Unsplash)

Membaca sebelum tidur terdengar seperti hal yang santai untuk dilakukan, namun sebenarnya cukup berbahaya. Ini membuat banyak ketegangan pada mata. Posisinya tidak sesuai karena jarak baca harus sekitar 15 inci dengan sudut 60 derajat.

Saat Anda membaca sambil berbaring, mata Anda harus fokus ke atas dan mempertahankan sudut yang tidak nyaman untuk waktu yang lama. Ini menyebabkan ketidaknyamanan, penglihatan kabur, dan sakit kepala.

6. Menggunakan penyegar udara

Kebanyakan penyegar mengandung bahan kimia berbahaya yang menetralkan bau. Mereka juga merupakan alergen potensial dan racun lingkungan. Penggunaan wewangian buatan yang sering dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan asma.

Anda juga disarankan untuk menjauh dari mereka karena industri pengharum ruangan hampir tidak dikontrol dan tentunya kita tidak tahu apakah produk itu aman atau tidak.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya