Liputan6.com, Jakarta - Pembengkakan pada kaki bisa terjadi karena banyak hal. Namun, penting untuk memperhatikan tanda ini dan berkonsultasi dengan dokter untuk membantumu mengetahui apa yang menyebabkan pembengkakan kaki yang Anda alami.
Faktanya, kondisi jantung bisa muncul dengan sendirinya melalui pembengkakan di kaki. Jadi, penting bagi Anda berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Baca Juga
Melansir dari Times of India, Rabu (26/4/2023), gagal jantung kongestif merupakan kondisi jangka panjang. Itu terjadi ketika jantungmu tidak bisa memompa darah dengan cukup baik untuk suplai darah yang normal.
Advertisement
Jantungmu masih bekerja tapi karena tidak bisa menangani jumlah darah yang seharusnya, darah menumpuk di bagian tubuhmu yang lain. Darah dan cairan terkumpul di paru-paru dan kakimu dari waktu ke waktu.
Ketika gagal jantung kongestif terjadi, salah satu atau kedua bilik bawah jantungmu berhenti memompa darah dengan baik. Akibatnya, aliran darah melambat dan kembali ke pembuluh darah di kaki, pergelangan kaki dan telapak kaki.
Hal ini menyebabkan edema--pembengkakan yang disebabkan oleh terlalu banyak cairan yang terperangkap di jaringan tubuh.
Mengetahui tanda-tanda peringatan pembengkakan kaki (edema) bisa membantu dalam deteksi, diagnosis dan pengobatan tepat waktu. Menurut Verywell Health, tanda-tanda awal edema perifer antara lain:
- Kakimu mulai terasa penuh atau berat
- Kaki dan betismu mulai terlihat bengkak
- Menekan kulit yang bengkak akan meninggalkan lekukan
- Kaus kaki, legging, atau celanamu akan terasa ketat dan tidak nyaman
- Kulitmu akan terasa kencang atau hangat
- Lebih sulit untuk melenturkan pergelangan kaki, jari kaki atau kakimu
Dampak pada perut dan paru-paru
Gagal jantung kongestif juga bisa menyebabkan pembengkakan di area perut dan Anda akan melihat beberapa kenaikan berat badan.
Ini juga bisa menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru yang bisa menyebabkan sesak napas.
Advertisement
Kenali Gejala Penyakit Jantung Bawaan yang Sering Diabaikan
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah jenis cacat lahir yang memengaruhi struktur dan fungsi jantung. Ini adalah kondisi umum yang memengaruhi sekitar 1% kelahiran hidup di seluruh dunia.
Tingkat keparahan kondisi penyakit jantung bawaan bisa sangat bervariasi, mulai dari cacat ringan yang tidak menimbulkan gejala hingga kondisi yang mengancam jiwa yang memerlukan penanganan segera.
Tapan Kumar Dash, Direktur Klinis dan Kepala Departemen - Bedah Kadiotoraks Anak, Rumah Sakit Care Banjaran Hills, Hyderabad mengatakan, diagnosisi penyakit jantung bawaan sering dibuat pada masa bayi atau bahkan sebelum kelahiran.
"Dalam beberapa kasus, kondisi tersebut bisa dideteksi selama pemeriksaan ultasonografi prenatal rutin," ungkapnya.
Hal ini memungkinkan dokter untuk memantau perkembangan jantung bayi dan merencanakan penatalaksaan dan pengobatan yang tepat setelah lahir.
"Bayi baru lahir dengan PJB bisa menunjukkan berbagai gejala, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan cacatnya," sambungnya.
Tanda dan gejala PJBTanda dan gejala penyakit jantung bawaan termasuk cepat marah, tangisan yang tidak bisa dihibur, napas cepat, keringat berlebih, kesulitan makan dan penambahan berat badan.
Beberapa bayi mungkin juga mengalami perubahan warna kebiruan pada kulit (sianosis), penumpukan air di dada, pembengkakan kaki, dan denyut nadi yang tidak ada atau cepat.
Pada anak-anak yang lebih besar dan remaja, penyakit jantung bawaan bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dan menghasilkan kelemahan, kelelahan, dan sesak napas selama aktivitas normal dan olahraga.
Sementara itu, beberapa anak mungkin juga mengalami nyeri dada, pusing, atau pingsan.