Liputan6.com, Jakarta Dewan Perkeretaapian India mengatakan bahwa kecelakaan kereta api mengerikan yang menewaskan 275 penumpang dan menyebabkan 900 orang terluka di negara bagian Odisha timur disebabkan oleh masalah dengan sinyal dan kereta penumpang, Coromandel Express, yang mengalami kecelakaan tersebut.
Dalam konferensi pers di ibu kota New Delhi, Jaya Varma Sinha, Anggota Operasi dan Pengembangan Bisnis, menjelaskan bagaimana peristiwa tersebut menyebabkan kecelakaan kereta api paling mematikan di India dalam 20 tahun.
Sinha mengatakan bahwa fungsi sistem interlocking, prima facie, mungkin menjadi bagian dari masalah.
Advertisement
Petugas perkeretaapian mengatakan hanya Coromandal Express yang melaju dengan kecepatan sekitar 128 kilometer per jam yang mengalami kecelakaan. Sinha mengatakan arah, rute, dan sinyal telah ditetapkan untuk Coromandel Express.
Dia, bagaimanapun, menegaskan bahwa temuan mereka bersifat awal, dan penilaian terperinci tentang masalah ini sedang menunggu.
Menurutnya, kecelakaan kereta India itu terjadi di dekat stasiun Bahanaga Bazar di Balasore, Odisha, sekitar pukul 19.00 waktu setempat pada Jumat.
Tabrakan itu melibatkan tiga kereta—Yesvantpur-Howrah Superfast Express (12862), Shalimar-Chennai Central Coromandel Express (12841), dan sebuah kereta barang.
“Lokasi terjadinya kecelakaan memiliki dua jalur utama dan dua jalur melingkar di kedua sisinya,” katanya seperti dilaporkan oleh Wionews.
Jalur utama dilalui kereta supercepat ini dan jalur melingkar ditempati oleh dua kereta barang.
Detail menit demi menit
Pukul 6.40 sore, Coromandel Express meninggalkan Balasore menuju Bhadrakh di Odisha, India. Pukul 18.52, kereta mendekati stasiun Bahanaga setelah sinyal hijau.
Pukul 18.55, kereta Yesvantpur-Howrah Express, kereta lain yang datang dari arah lain di jalur kedua, mendekati stasiun Bahanaga.
Namun, Coromandel Express, yang seharusnya melanjutkan jalur utama, secara tidak sengaja mengubah jalur dan memasuki jalur melingkar, di mana kereta barang yang sarat dengan bijih besi sudah dihentikan, dan menabrak kereta barang.
Tragedi Kereta Api Odisha: 129 kereta dibatalkan, 81 kereta dialihkan
Dia mengatakan bahwa Coromandel Express 'tidak terlalu ngebut' dan menerima sinyal hijau untuk memasuki jalur melingkar tempat kereta barang berhenti.
Namun karena kecepatan penuhnya, dampak tabrakan tersebut sangat tinggi, yang menyebabkan banyak gerbong Coromandel Express tergelincir. Beberapa gerbong berbalik arah dan menabrak tiga gerbong terakhir Yesvantpur-Howrah Express, yang sedang melintas di jalur utama lainnya.
“Hanya satu kereta yang terlibat dalam kecelakaan itu, yaitu Coromandel Express. Coromandel Express menabrak kereta barang dan gerbongnya naik ke atas kereta barang. Itu adalah kereta yang sarat bijih besi, kereta yang berat, sehingga seluruh dampak tabrakan ada di kereta, ”tambahnya.
Sinyal interlock yang salah?
Interlocking elektronik adalah seperangkat peralatan sinyal yang menghindari gerakan yang bertentangan antara kereta yang sedang berjalan dengan pengaturan jalur. Pada dasarnya, ini adalah tindakan pengamanan yang menghentikan sinyal agar tidak berubah dalam urutan yang tidak tepat.
Para pejabat mengklaim bahwa sistem tersebut adalah "bukti kesalahan dan bukti kerusakan".
“Ini disebut sistem fail-safe, artinya kalaupun gagal, semua sinyal akan berubah menjadi merah dan semua operasi kereta akan berhenti. Nah, seperti yang dikatakan menteri (Ashwini Vaishnaw) ada masalah dengan sistem persinyalan. Itu bisa jadi kesalahan fisik, di mana seseorang melakukan penggalian tanpa melihat kabelnya," pungkas Sinha seperti dilaporkan kantor berita PTI.
Advertisement
Tragedi Kereta Api Odisha: 129 kereta dibatalkan, 81 kereta dialihkan
Mohammad Afzal (19) selamat dari salah satu kecelakaan kereta terburuk dalam sejarah India. Namun, ia tetap dalam keadaan sangat cemas, tidak dapat menemukan temannya yang berada di gerbong yang sama.
Dikutip dari Al Jazaeera, Minggu (4/6/2023), Afzal pergi dari satu rumah sakit ke rumah sakit berikutnya di negara bagian timur Odisha, India tempat bencana terjadi pada Jumat, 2 Juni 2023 untuk mencari temannya Mohmmad Mazhar (19) yang naik kereta bersamanya.
Keluarga Mazhar termasuk orangtua, paman, bibi dari Kolkata di negara bagian Benggala Barat hampir 200 kilometer dari lokasi kecelakaan juga mencari dengan panik.
Namun, keberadaan Mazhar tidak diketahui bahkan lebih dari 20 jam setelah tumpukan tiga kereta, karena jumlah korban tewas terus meningkat. “Kami naik ke kompartemen umum kereta, kereta benar-benar penuh. Kami tidak punya tempat duduk, kadi kami berdiri,” ujar Afzal.
Keluarga Korban Meninggal Kecelakaan Kereta di India yang Tewaskan Lebih dari 200 Orang Bakal Dapat Santunan Rp 180 Juta
Tim penyelamat dan keluarga mencari melalui gerbong kereta yang hancur pada hari Minggu untuk mencari lebih banyak korban kecelakaan kereta api terburuk di India dalam lebih dari dua dekade dengan kegagalan sinyal muncul sebagai kemungkinan penyebabnya.
Dilansir dari Reuters, setidaknya 288 orang tewas pada hari Jumat ketika sebuah kereta penumpang keluar jalur dan menabrak satu lagi di dekat distrik Balasore di negara bagian timur Odisha.
Lima mayat lagi dibawa ke sekolah yang digunakan sebagai kamar mayat di dekat lokasi kecelakaan kereta India pada Minggu pagi.
"Kami tidak tahu berapa banyak lagi jenazah yang akan datang," kata seorang petugas kesehatan.
Advertisement