Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda pernah melihat seseorang menuliskan INTJ atau INTP di profil media sosial mereka? Tahukah Anda apa makna huruf-huruf tersebut? Ya, banyak orang sudah mengenalinya sebagai tipe kepribadian yang dikategorikan dalam MBTI (Myers-Briggs Type Indicator).
Menurut informasi yang dihimpun dari Very Well Mind pada Jumat (31/1/2025), MBTI adalah sebuah inventaris laporan diri yang dibuat untuk mengidentifikasi tipe kepribadian, kekuatan, dan preferensi seseorang.
Advertisement
Baca Juga
Kuesioner ini dikembangkan oleh Isabel Myers dan ibunya, Katherine Briggs, yang mengacu pada teori tipe kepribadian Carl Jung. Kini, tes MBTI telah menjadi salah satu instrumen psikologis yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Advertisement
Saat ini, sudah banyak tes MBTI yang tersedia secara online dan dapat diakses secara gratis. Namun, terkadang hasil tes yang dilakukan lebih dari sekali bisa menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini bisa membingungkan seseorang dalam menentukan tipe kepribadian mereka yang sebenarnya, karena hasil MBTI yang berubah-ubah.
Menurut teori Myers-Briggs yang dilansir dari Psychology Junkie, tipe kepribadian seseorang sebenarnya merupakan bawaan sejak lahir dan tidak berubah. Namun, cara seseorang mengekspresikan tipe kepribadiannya bisa berubah seiring berjalannya waktu. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata ada beberapa alasan yang bisa memengaruhi perubahan hasil tes tersebut. Yuk, simak penjelasan lebih lanjut!
Bertambahnya Usia dan Perubahan Fungsi Kognitif
Setiap tipe kepribadian MBTI memiliki tumpukan fungsi kognitif. Hal ini dapat mencakup empat fungsi utama dan empat fungsi bayangan dengan total 8 fungsi. Saat Anda menjalani hidup, Anda akan mengembangkan fungsi tertentu dan menikmatinya lebih dari yang Anda lakukan di waktu lain dalam hidup Anda.
Seiring pertambahan usia bisa membuat pengalaman seseorang pun ikut bertambah dan berubah. Dalam kasus di sini, pertambahan dan proses dalam pencarian pengalaman baru bisa memengaruhi kepribadian dominan seseorang saat mereka melakukan tes MBTI yang kedua.
Padahal bisa jadi yang sebenarnya adalah fungsi tersembunyi itu muncul ke permukaan sehingga menggeser fungsi dominan karena sering digunakan atau kurang berkembang. Alasannya karena kita mungkin tidak melihat banyak pemikiran, perasaan, atau penginderaan pada usia muda.
Advertisement
Berdasarkan Fungsi Dominan dan Tersier
Alasan lain kenapa tes MBTI bisa berubah yaitu adanya kecenderungan bertindak berdasarkan fungsi tersier dan dominan. Bisa dikatakan bahwa hal ini merupakan alasan kenapa seseorang bisa memiliki jenis MBTI yang sama.
Jadi, jika seseorang memiliki kepribadian introvert, maka mereka akan memiliki fungsi dominan dan tersier seorang introvert. Begitu pula sebaliknya, dengan pemilik kepribadian extrovert.
Adanya jenis kepribadian yang sama, bisa memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan karena berdasarkan pada fungsi dominan dan tersier ini. Dalam praktiknya, bertindak berdasarkan fungsi tersier memang dapat memberikan perasaan nyaman saat Anda melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dapat dilihat pula alasan yang sesungguhnya kenapa seseorang kerap salah menentukan tipe kepribadiannya. Sebab untuk mengetahui fungsi dominan yang sesungguhnya, Anda hanya perlu bertanya pada diri sendiri mengenai fungsi mana yang secara alami akan dilakukan tanpa banyak berpikir.
Masalah Judging/Perceiving
Alasan terakhir kenapa saat tes MBTI ulang hasilnya bisa berubah yaitu adanya masalah pada judging atau perceiving. Padahal, preferensi J/P dapat memberitahu kita bagaimana kita diorientasikan ke dunia luar, bukan bagaimana kita diorientasikan secara internal.
Seperti contohnya, ada seseorang introvert yang mengalami kesalahan ketika menentukan tipe kepribadiannya. Sebab, ia merasakan kebingungan mengenai preferensi judging (J) dan perceiving (P). Tipe IJ memiliki fungsi perceiving (P) yang dominan, yaitu dalam hal sensing (S) serta intuition (N).
Namun, mereka tidak bisa dikategorikan dalam kategori "P" karena mereka punya fungsi extroverted judging yaitu feeling (F) dan thinking (T) alhasil mereka tetap dikategorikan dengan "J". Hal yang sama berlaku pula pada tipe IP yang memiliki fungsi dominan judging (J), tetapi memiliki fungsi extroverted perceiving yang membuat mereka tetap dikategorikan dalam "P".
Advertisement