Liputan6.com, Jakarta - Mungkin Anda pernah bertemu dengan orang yang selalu mementingkan urusan pribadinya hingga lupa bila ia memiliki tanggung jawab lain dalam suatu kelompok. Nah, bisa jadi orang tersebut memiliki keegoisan yang tinggi.
Keegoisan ditandai dengan hanya memedulikan kebutuhan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Hal ini seringkali ditandai dengan kepedulian yang berlebihan terhadap kepentingan, kebutuhan, dan kesejahteraan seseorang tanpa memperhatikan orang lain.
Baca Juga
Setiap orang terkadang sedikit egois dan hal ini sebenarnya tidak selalu berarti buruk. Merawat diri sendiri, fokus pada diri sendiri, dan memenuhi kebutuhanmu sangat penting untuk kesejahteraan mental.
Advertisement
Masalahnya yakni bila Anda selalu mendahulukan kepentingan diri sendiri di atas segalanya, ini dapat berdampak buruk pada hubungan sosialmu. Perlu diingat bahwa saling memberi dan menerima itu sangat penting bagi kesehatan mentalmu.
Belajar berhenti bersikap egois akan membantumu lebih fokus pada orang-orang yang penting bagimu. Hal ini juga dapat membantumu memperoleh manfaat psikologis dengan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain. Pada akhirnya, ini dapat meningkatkan hubunganmu dan memastikan bahwa kebutuhanmu terpenuhi.
Lantas, bagaimana cara berhenti menjadi egois? Berikut ulasannya, seperti dilansir dari Verywell Mind, Jumat (29/9/2023).
1. Evaluasi Perilakumu
Penting untuk diingat bahwa bersikap egois dari waktu ke waktu adalah hal yang wajar. Terkadang, orang melewati fase kehidupan yang menuntun mereka lebih fokus pada diri sendiri pada periode tertentu, seperti remaja dan dewasa awal.
Apabila Anda curiga bahwa Anda mungkin terlalu egois, penting untuk mengevaluasi perilakumu dan mempertimbangkan cara-cara yang mungkin bisa Anda ubah. Anda bisa memulainya dengan menanyakan hal-hal sederhana, seperti "Apakah Anda egois dengan waktu dan perhatianmu?" atau "Apakah Anda mengabaikan kebutuhan orang lain yang bergantung pada kamu?"
Setelah Anda menemukan masalahnya, Anda dapat melakukan upaya bersama untuk berubah. Ini mungkin memerlukan waktu dan latihan yang cukup lama. Namun, perlahan Anda akan menyadari bahwa Anda lebih mampu mengenali perilaku egois dan lebih mahir dalam mengatasinya sebelum masalah serius.
2. Perhatikan Orang Lain
Memperhatikan orang lain dan mendengarkan apa yang mereka katakan merupakan hal penting bila Anda ingin berhenti bersikap egois. Mendengarkan secara aktif adalah keterampilan yang dapat membantumu fokus pada orang lain, membantu mereka merasa dihargai, dan mengalihkan fokus dari diri sendiri.
Untuk mendengarkan secara aktif, Anda harus hadir sepenuhnya pada saat itu. Perhatikan apa yang mereka katakan dan cara mereka mengatakannya. Bahasa tubuh, ekspresi, gerakan juga dapat menyampaikan banyak makna.
Tunjukkanlah ketertarikanmu pada orang lain dengan menjaga kontak mata yang baik dan mengajukan pertanyaan terbuka agar percakapan tetap berjalan. Saat Anda mempraktikkan keterampilan ini, Anda mungkin akan lebih tertarik pada apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.
Satu hal sederhana yang dapat Anda lakukan adalah menghubungi teman dan orang terkasih secara rutin. Kirim pesan atau telepon ke seseorang dan beri tahu dia bahwa Anda memikirkannya. Tunjukkan ketertarikan pada hidupnya dan beri tahu dia bahwa Anda peduli.
Advertisement
3. Meningkatkan Empati
Empati merupakan apa yang memungkinkanmu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang orang lain dan fokus pada hal-hal di luar kebutuhan Anda sendiri.
Mengembangkan kemampuan berempati merupakan cara yang baik untuk berhenti bersikap egois. Strategi yang dapat membantumu membangun empati, seperti membayangkan begaimana perasaanmu bila berada di posisi orang lain atau memperluas lingkaran sosialmu.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berempati lebih besar kemungkinannya untuk terlibat dalam aktivitas sosial. Dengan kata lain, mereka cenderung lebih tidak mementingkan diri sendiri dan tidak egois.
4. Perhatikan Bias Kognitif
Bias kognitif adalah kesalahan berpikir yang memengaruhi cara kita menafsirkan dan berinteraksi dengan dunia. Bias seperti ini dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk, tetapi juga dapat menyebabkan perilaku egois.
Misalnya, kesalahan yang mendasar adalah bias yang dapat menyebabkanmu menyalahkan perilaku orang lain pada karakternya sambil menghubungkan kesalahanmu dengan kekuatan eksternal.
Demikian pula, bias yang mementingkan diri sendiri dapat membuatmu mengaitkan kesuksesanmu dengan bakat bawaan dan kerja kerasmu, sekaligus menyalahkan orang lain atas kesalahan dan kegagalanmu.
Bias seperti ini seringkali berakar pada orang yang melihat sesuatu hanya dari sudut pandangnya sendiri. Menyadari kesalahan berpikir ini dan berusaha mempertimbangkan berbagai cara dalam melihat situasi dapat membantu mengurangi bias dan keegoisan.
5. Rela Membantu Orang Lain
Menjadi relawan merupakan cara yang baik untuk mengalihkan fokusmu ke dunia luar. Hal ini tentu membantumu memahami bahwa dunia menjadi tempat yang lebih baik sehingga menjadi relawan menuai manfaat yang penting bagi lingkungan sosialmu, seperti meningkatkan dukungan sosial, melawan depresi, meningkatkan kebahagiaan, dan membentuk persahabatan yang baru.
Dengan membantu orang lain, Anda akan fokus pada sesuatu di luar dirimu, ini bisa sangat membantumu dalam mengurangi sikap egois.
6. Tunjukkan Rasa Terima Kasih
Rasa syukur melibatkan sikap menghargai hal-hal baik dalam hidupmu. Mempraktikkan rasa syukur dapat mengurangi sikap egois dengan membantumu memusatkan perhatian pada hal-hal yang Anda sukai dan hormati pada orang lain. Salah satu strategi untuk membantu meningkatkan penghargaan terhadap orang lain adalah menjaga rasa syukur.
Luangkan beberapa menit setiap hari untuk menuliskan beberapa hal yang Anda syukuri. Berfokus pada orang-orang yang membawa kebahagiaan dalam hidupmu dapat mengurangi sikap egoismu.
Advertisement