Sejarah Penemuan Lipstik, Ternyata Dulunya Terbuat dari Timah Putih dan Batu

Dari asal-usulnya sebagai penanda status hingga menjadi produk global, lipstik terus menciptakan kisah unik dalam ritual kecantikan perempuan, menerangi perjalanan waktu dengan warna dan inovasi terkini.

oleh Haneeza Afra Nur Zhafirah diperbarui 18 Des 2023, 20:46 WIB
Diterbitkan 18 Des 2023, 20:23 WIB
ilustrasi lipstick
Pastinya di dalam tas makeup atau kotak makeup di rumah seorang wanita mempunyai lebih dari satu jenis lipstik yang dipakai setiap hari. (Foto: Istock)

Liputan6.com, Jakarta Perempuan sepanjang sejarah selalu memandang penampilan sebagai salah satu ekspresi unik yang membedakan mereka dari orang lain. Dalam upaya untuk menciptakan identitas visual yang berbeda, perempuan telah mengadopsi berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan lipstik atau gincu. Lipstik bukanlah fenomena baru dalam peradaban manusia; sebaliknya, ia telah menyaksikan perjalanan panjang seiring berjalannya waktu, menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual kecantikan yang melibatkan transformasi wajah.

Ketika melacak asal-usul lipstik, kita menemukan fakta menarik bahwa pada awalnya, lipstik bukanlah sesuatu yang eksklusif untuk jenis kelamin tertentu. Sebaliknya, lipstik menjadi penanda status sosial, menandai perbedaan antara kelas dan pangkat dalam masyarakat. Meskipun seiring waktu, peran lipstik berubah menjadi lebih terkait dengan kecantikan perempuan, namun asal-usulnya sebagai indikator status sosial memberikan dimensi khusus pada perjalanan lipstik dalam sejarah.

Seiring peradaban berkembang, lipstik menjadi simbol kecantikan dan kemandirian perempuan. Transformasi lipstik dari alat penanda status sosial menjadi bagian integral dari ritual kecantikan perempuan mencerminkan evolusi pandangan masyarakat terhadap femininitas dan penampilan. Lipstik menjadi sarana ekspresi diri, memberikan perempuan kebebasan untuk merayakan keindahan alaminya dan mengekspresikan kreativitas melalui warna dan tekstur yang dipilih.

Saat ini, lipstik telah menjadi produk kecantikan yang mendunia, terus mewarnai perjalanan waktu dengan inovasi dan tren terkini. Dari nuansa klasik hingga warna-warna eksperimental, lipstik terus berfungsi sebagai alat yang memungkinkan perempuan menggambarkan identitas dan gaya pribadi mereka. Melalui lipstik, perempuan tidak hanya menghiasi bibir mereka tetapi juga melanjutkan tradisi kuno kecantikan sambil mengeksplorasi makna kecantikan dalam budaya modern yang terus berubah.

1. Lipstik Timah Putih dan Batuan Merah (2.600-2.500 SM)

Lipstik kuno
Foto: Cici Andersen

Sejarah listrik dan kecantikan memiliki titik temu menarik pada zaman kuno, khususnya di Mesopotamia selatan. Ratu Shub-Ad, yang juga dikenal sebagai Pu-Abi, menjadi pionir dalam mewarnai bibirnya dengan campuran halus timah putih dan batuan merah. Hidup sekitar tahun 2.600-2.500 SM, Ratu Sumeria ini tidak hanya memimpin dengan kebijaksanaan politiknya tetapi juga menandai perjalanan awal kecantikan elektrik yang memanfaatkan bahan-bahan alami.

Mesopotamia bukan hanya rumah bagi Ratu Shub-Ad tetapi juga tempat di mana perempuan menganggap bibir mereka sebagai kanvas seni. Selain timah putih dan batuan merah, perempuan Mesopotamia menemukan cara kreatif untuk mempercantik bibir mereka dengan tumbukan batu permata. Kesenian bibir ini bukan sekadar tindakan kosmetik, tetapi juga mencerminkan keanggunan dan kekayaan budaya peradaban Mesopotamia yang makmur.

Kisah Ratu Shub-Ad dan kecantikan bibir dalam peradaban Mesopotamia menjadi memori yang membawa kita melintasi waktu. Awal mula penggunaan bahan-bahan alami untuk mempercantik diri menciptakan landasan untuk perkembangan lebih lanjut dalam industri kecantikan. Dari debu zaman kuno hingga inovasi modern, perjalanan sejarah listrik dan kecantikan terus menarik, membawa cerita tentang keelokan yang dihargai sepanjang zaman.

2. Lipstik Ekstrak Kumbang Cochineal dan Carmine (50 SM)

Lipstik kuno
Foto: EA Law

Sejarah pewarna merah dalam lipstik membawa kita kembali ke tanah Mesir pada sekitar 50 SM, di mana penggunaan carmine sebagai pewarna merah pertama kali muncul. Kabarnya, Cleopatra, ratu yang terkenal karena kecantikannya, juga turut menggunakan pewarna bibir jenis ini. Carmine, yang dihasilkan dari ekstrak kumbang cochineal, menjadi simbol kemewahan dan keanggunan pada masa itu.

Carmine diperoleh dari kumbang cochineal, serangga yang memakan kaktus merah dan menghasilkan cairan berwarna merah pekat yang dikenal sebagai carmine. Proses pembuatan carmine melibatkan rebusan dan pengeringan kumbang cochineal, yang kemudian dihaluskan menjadi serbuk halus. Teknik ini, meski mungkin terdengar tidak lazim, masih bertahan hingga hari ini, menandai ketahanan dan kepopuleran carmine sebagai pewarna merah yang digunakan dalam berbagai produk kecantikan.

Ketenaran carmine sebagai pewarna merah dalam lipstik tidak hanya menjadi ciri khas Mesir kuno, tetapi juga mewarnai jejak kecantikan sepanjang sejarah. Dengan daya tahan yang luar biasa dan warna merah yang intens, carmine terus menjadi pilihan utama dalam industri kosmetik. Dari bibir Cleopatra hingga koleksi lipstik modern, carmine memberikan sentuhan kemewahan yang tak tergantikan, menjadi saksi bisu perjalanan panjang pewarna merah dalam dunia kecantikan.

3. Lipstik Oker, Bijih Besi, dan Fucus (150-31 SM)

Lipstik kuno
Foto: ThoughtCo

Pada era 150-31 SM, Poppaea Sabina, permaisuri Kaisar Nero, menunjukkan dedikasinya terhadap penampilan dengan memiliki tim kecantikan yang terdiri dari setidaknya 100 orang. Tujuannya tak lain adalah menjaga penampilan dan warna bibirnya setiap saat. Keanggunan Poppaea menjadi inspirasi bagi perempuan Romawi pada masa itu, memunculkan tren pewarna bibir yang digunakan oleh para bangsawan dan elit.

Setelah era Poppaea, perempuan Romawi melanjutkan kebiasaan penggunaan pewarna merah atau keunguan untuk mempercantik bibir mereka. Lipstik pada masa itu terbuat dari campuran bahan alami, termasuk oker, bijih besi, dan fucus, sejenis alga coklat. Kombinasi ini memberikan warna yang kaya dan tahan lama, menciptakan trend kecantikan yang dipelopori oleh kaum elit Romawi.

Pewarna bibir Romawi yang terbuat dari bahan alami mencerminkan citra kecantikan yang dihargai oleh masyarakat elit pada masa itu. Lipstik tidak hanya menjadi produk kecantikan, tetapi juga simbol status sosial dan keanggunan. Seiring berjalannya waktu, jejak lipstik dalam sejarah peradaban Romawi terus membuktikan bahwa keinginan untuk menonjolkan kecantikan bibir telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan panjang kecantikan perempuan.

4. Lipstik Padat Adhan (936-1013 M)

Lipstik kuno
Foto: StyleCraze

Pada abad ke-10 M, Abu Al-Qassim Al-Zahrawi, yang lebih dikenal sebagai Abulcassis, seorang fisikawan terkemuka, memberikan kontribusi berharga dalam dunia kecantikan dengan menciptakan lipstik padat. Temuannya terdokumentasi dalam ensiklopedia pengobatan Al-Tasreef yang terdiri dari 30 volume. Abulcassis tidak hanya mengeksplorasi penggunaan lipstik untuk tujuan kecantikan, tetapi juga memberikan petunjuk tentang pembuatan stik wangi yang digulung dan ditekan dalam cetakan khusus.

Salah satu inovasi Abulcassis dalam lipstik adalah penggunaan zat berminyak yang disebutnya Adhan. Zat ini tidak hanya digunakan untuk kecantikan tetapi juga untuk pengobatan. Adhan, yang mungkin merupakan campuran bahan-bahan alami, menjadi elemen kunci dalam formula lipstik padat yang diciptakan oleh Abulcassis. Inovasinya ini meresap dalam catatan sejarah, menciptakan landasan untuk perkembangan selanjutnya dalam dunia lipstik dan produk kecantikan.

Penciptaan lipstik padat oleh Abulcassis membuka lembaran baru dalam sejarah kecantikan. Inovasinya tidak hanya menciptakan produk kecantikan baru tetapi juga menggambarkan kemajuan dan pemahaman dalam penggunaan bahan-bahan alami untuk tujuan estetika. Warisan inovatif Abulcassis ini terus memberikan inspirasi bagi perkembangan industri kecantikan dan menunjukkan bahwa lipstik memiliki akar yang dalam dalam peradaban manusia.

5. Lipstik Lilin Lebah dan Tanaman Merah (Tahun 1600-an)

Lipstik kuno
Foto: Pinterest

Pada Zaman Kegelapan di Eropa, lipstik menjadi objek larangan dari gereja. Penggunaan lipstik, khususnya bibir berwarna, dihubungkan dengan ritual pemujaan setan, menciptakan stigma yang kuat. Gereja pada masa itu memandang bibir berwarna sebagai tanda kejahatan atau kebejatan, dan lipstik menjadi simbol ketidakmurnian. Sebagai akibatnya, pewarna bibir hanya dijumpai di kalangan masyarakat bawah, terutama pelacur, yang terpaksa mengabaikan larangan gereja untuk mengekspresikan diri melalui lipstik.

Perubahan signifikan dalam pandangan terhadap lipstik terjadi pada abad ke-17 ketika Ratu Elizabeth I mempopulerkan tren warna bibir merah bersamaan dengan kulit wajah yang dingin dan pucat. Ratu Elizabeth I menggunakan lipstik yang dibuat dari campuran lilin lebah dan tanaman merah untuk menciptakan efek dramatis. Meskipun pada awalnya terbatas pada perempuan kelas atas dan aktor/aktris teater, tren warna bibir merah segera menyebar dan menjadi simbol keanggunan dan status sosial.

Dengan populeritas yang meningkat pada abad ke-17, lipstik menjadi semakin terkait dengan status sosial. Hanya perempuan dari golongan atas yang mampu mengenakan lipstik, menandai perubahan signifikan dalam persepsi terhadap kecantikan. Lipstik tidak hanya menjadi produk kecantikan tetapi juga menjadi simbol pembebasan dan ekspresi diri. Perempuan mulai merayakan keindahan bibir berwarna sebagai manifestasi kebebasan individual dan perlawanan terhadap norma-norma ketat yang diberlakukan oleh gereja dan masyarakat pada masa itu.

6. Lipstik Kuas (Tahun 1880-an)

Lipstik kuno
Foto: Carousell

Pada 1880-an, sejarah lipstik mencatat peristiwa signifikan dengan mulai dikenakannya lipstik oleh aktris Amerika Serikat terkenal, Sarah Bernhardt, di depan umum. Sarah Bernhardt menjadi salah satu pionir dalam membawa lipstik ke dalam sorotan, menciptakan tren baru dalam dunia kecantikan. Saat itu, aplikasi lipstik masih menggunakan kuas, memberikan sentuhan artistik pada penampilan bibir.

Titik balik dalam sejarah lipstik terjadi pada tahun 1884, ketika perusahaan kosmetik Prancis, Guerlin, menjadi pelopor dalam memproduksi lipstik secara komersial. Inovasi ini menandai awal dari lipstik sebagai produk kecantikan yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Guerlin mengubah lipstik dari sekadar aksesori kelas atas menjadi barang konsumsi massal yang membuka pintu bagi perempuan dari berbagai lapisan masyarakat untuk mengekspresikan diri melalui warna bibir.

Dengan munculnya lipstik komersial, industri kecantikan melihat potensi pasar yang besar. Perusahaan-perusahaan kosmetik lainnya segera ikut meramaikan pasar lipstik, menyediakan berbagai warna dan formula yang menarik. Perkembangan teknologi produksi dan promosi membantu lipstik menjadi produk yang populer dan diinginkan oleh banyak perempuan di seluruh dunia. Guerlin dan perusahaan-perusahaan lainnya membuka babak baru dalam sejarah lipstik, menjadikannya sebagai ikon kecantikan yang tak lekang oleh waktu.

7. Lipstik Lemak Rusa, Minyak Jarak, dan Lilin Lebah (Tahun 1890-an)

Lipstik kuno
Foto: Paper and cardboard packaging

Pada akhir 1890-an, muncul inovasi dalam perdagangan lipstik ketika Sears, Roebuck & Co. dari Amerika Serikat memutuskan untuk membuat katalog khusus guna mengiklankan dan menjual produk lipstik mereka. Inisiatif ini menjadi langkah awal menuju pemasaran kosmetik secara massal, menjadikan lipstik lebih mudah diakses oleh konsumen dari berbagai kalangan. Produk ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti lemak rusa, minyak jarak, dan lilin lebah.

Sears, Roebuck & Co. menghadirkan lipstik dengan formula yang menggunakan bahan-bahan alami untuk memberikan warna dan kelembutan pada bibir. Lipstik tersebut kemudian dibungkus dalam kertas sutra dan ditempatkan dalam tabung kertas berwarna atau dijual dalam pot kecil. Pilihan kemasan yang beragam memberikan konsumen opsi untuk memilih lipstik sesuai preferensi dan gaya pribadi mereka. Perkembangan ini menciptakan dasar bagi tren lipstik yang semakin berkembang dalam industri kecantikan.

Langkah Sears, Roebuck & Co. dalam menciptakan katalog khusus untuk lipstik tidak hanya mengubah cara produk ini dipasarkan tetapi juga mencerminkan perubahan paradigma dalam industri kecantikan. Pemasaran melalui katalog memperluas jangkauan lipstik ke seluruh negeri, membawa kecantikan lebih dekat dengan konsumen. Dengan begitu, lipstik bukan lagi menjadi eksklusif bagi kalangan tertentu, melainkan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari perempuan pada akhir abad ke-19.

8. Lipstik Tabung Levy (Tahun 1915)

Lipstik kuno
Foto: Pinterest

Pada tahun 1915, industri lipstik menyaksikan terobosan signifikan dengan diciptakannya lipstik pertama yang dijual dalam wadah logam silinder. Penemu inovatif ini adalah Maurice Levy, seorang ahli manufaktur dari perusahaan Scovil di Amerika Serikat. Levy berhasil menciptakan sebuah wadah logam silinder dengan tuas kecil di sampingnya, yang memungkinkan pengguna menurunkan dan mengangkat lipstik dengan lebih praktis. Terobosan ini diberi nama "Tabung Levy."

Tabung Levy menjadi revolusi dalam desain wadah lipstik, membawa kemudahan penggunaan dan transportabilitas. Dengan tuas kecil yang inovatif, pengguna dapat mengeluarkan lipstik secara presisi tanpa perlu menyentuh langsung produknya. Desain yang sederhana namun efektif ini tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pengguna, tetapi juga membuka jalan bagi perkembangan desain wadah lipstik modern yang kita kenal saat ini.

Dengan diperkenalkannya Tabung Levy, perubahan signifikan dalam desain wadah lipstik menjadi bukti bahwa inovasi dapat membawa perubahan besar dalam industri kecantikan. Desain yang lebih fungsional tidak hanya memenuhi kebutuhan praktis pengguna tetapi juga menjadi fondasi untuk peningkatan desain produk-produk kecantikan lainnya. Perubahan ini mencerminkan komitmen industri untuk terus berkembang dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen dalam menggunakan produk kecantikan mereka sehari-hari.

9. Tabung Silinder Putar (Tahun 1923)

Lipstik kuno
Foto: Siloran

Pada tahun 1923, lipstik mendapatkan pembaruan signifikan dengan paten dari James Bruce Mason, Jr. di Nashville, Tennessee. Penemu ini berhasil menciptakan bentuk tabung silinder putar yang mendorong batangan pewarna bibir, sebuah desain yang sejak itu menjadi ciri khas lipstik modern. Penemuan ini memberikan kemudahan dalam penggunaan, karena pengguna dapat dengan mudah menerapkan lipstik dengan memutar tabungnya, menggantikan metode sebelumnya yang mungkin lebih rumit.

Inovasi tabung silinder putar oleh Mason mengubah cara perempuan menggunakan lipstik secara signifikan. Desain ini memberikan kemudahan dan kepraktisan, memungkinkan pengguna untuk mengontrol jumlah lipstik yang diaplikasikan dengan lebih baik. Kemudahan penggunaan ini menciptakan transformasi dalam pengalaman pengguna, menghilangkan kebutuhan akan alat aplikator tambahan dan membuat lipstik lebih portabel dan mudah dibawa ke mana-mana.

Peningkatan popularitas lipstik yang diusung oleh desain tabung silinder putar mencerminkan bagaimana inovasi dalam desain produk dapat mengubah industri kecantikan. Penemuan Mason tidak hanya memengaruhi cara lipstik diproduksi, tetapi juga meningkatkan daya tarik dan aksesibilitasnya bagi konsumen. Desain tabung silinder putar menjadi dasar untuk generasi-generasi lipstik selanjutnya, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu produk kecantikan yang paling ikonik dan terus berkembang hingga hari ini.

10. Lipstik Matte yang Digunakan hingga Saat Ini

Lipstik kuno
Foto: Glam

Lipstik matte, yang menawarkan efek bibir tanpa kilap, menciptakan kesan kering yang menarik dan tahan lama. Produk ini sebenarnya memiliki akar dalam sejarah lipstik, karena produk awal lipstik pada dasarnya memberikan kesan seperti lipstik matte yang kita kenal hari ini. Pada 2014-2015, lipstik matte kembali menjadi tren utama dalam industri kecantikan. Perusahaan kosmetik mulai merilis berbagai warna dan formula lipstik matte, menggambarkan bagaimana tren kecantikan dapat berputar dan kembali dalam siklus mode.

Meskipun menjadi tren yang diminati, lipstik matte membawa tantangan tersendiri dalam penggunaannya. Bibir yang terlihat kering dan efek tahan lama menjadi daya tarik, tetapi beberapa orang mungkin mengalami kesulitan dalam membersihkan lipstik ini. Kesenangan pengguna lipstik matte terletak pada kemampuannya untuk memberikan tampilan yang dramatis dan menonjol, menciptakan pernyataan yang kuat di bidang kecantikan.

Dengan berkembangnya tren lipstik matte, variasi lipstik pun semakin beragam. Kini, lipstik tidak hanya hadir dalam bentuk batangan konvensional. Pasta lipstik atau yang sering disebut lip cream, memberikan tekstur lembut dan padat, sementara lipstik bentuk krayon memberikan kemudahan aplikasi dan presisi. Evolusi ini mencerminkan adaptasi industri kecantikan terhadap preferensi dan kebutuhan konsumen, menghasilkan lipstik dalam berbagai bentuk yang dapat memenuhi beragam selera dan gaya.

Siapa penemu lipstik pertama kali di dunia?

Mengutip dari Britannica, bangsa pertama yang memakai lipstik atau pewarna bibir adalah dari bangsa Sumeria.

 

Kapan lipstik pertama kali ditemukan?

Sejarawan mencatat istilah lipstik sebenarnya baru digunakan pertama kali pada tahun 1880.

 

Lipstik jaman dulu terbuat dari apa?

Lipstik itu terbuat dari rumput laut, tanah liat, dan serangga kering rebus. Biasanya, wanita zaman dahulu menggunakan tepung khusus dari tanaman kering dan serangga. Namun, campuran tersebut beracun sehingga mereka harus sangat berhati-hati agar tidak terjilat.

 

Apa manfaat dari lipstik?

Lipstik berfungsi memberi warna bibir agar terwujud riasan yang cantik serta segar dan sehat sesuai yang diinginkan.

 

Apa arti dari lipstik?

Lipstik atau pewarna bibir ialah kosmetika yang terbuat dari lilin, zat warna, minyak, dll.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya