Polisi Kalianda Ajari Siswa Tangkal Hipnotis

Belasan siswa yang sedang duduk-duduk di bundaran lampu merah di dekat pos Polisi Intan terkena hipnotis. Tak disangka sang penghipnotis adalah seorang polisi.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Apr 2013, 09:50 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2013, 09:50 WIB
130404ahipnotis1.jpg
Citizen6, Kaliada: Belasan siswa yang sedang duduk-duduk di bundaran lampu merah di dekat pos Polisi Intan terkena hipnotis. Tak disangka sang penghipnotis adalah seorang polisi.

Saat itu Agus, siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Kalianda menuruti kemauan sang penghipnotis. Ia bahkan memberikan handphone, kunci motor, dompet, bahkan melepaskan baju seragamnya. Sedangkan temannya yang juga terkena hipnotis tampak tertidur pulas di bangku luar Stadion Raden Intan II Kalianda.

Sontak, kejadian tersebut sempat menimbulkan rasa penasaran pengguna jalan di bundaran pos Polisi Intan. Bahkan banyak yang berhenti karena ingin tahu apa yang terjadi.

Usut punya usut ternyata aksi hipnotis tersebut dilakukan karena maraknya berbagai kasus penipuan dengan modus hipnotis di Kalianda. Baik itu berpapasan langsung di jalan maupun lewat telepon. Kebanyakan orang-orang kecil yang tidak paham dan relatif mudah percaya yang akan terkena bujuk rayu.

Berangkat dari pengalaman itu Sang Polisi Raja Hipnotis Brigadir Polisi Rosali SH tergerak untuk memberikan ilmu penangkal hipnotis kepada masyarakat. Sebutan Polisi Raja Hipnotis memang sudah lama melekat di dalam dirinya. Apalagi karena ia sudah berkali-kali melakukan pertemuan dengan pelajar atau masyarakat umum untuk mengetahui hipnotis dan cara-cara agar terhindar dari tindak kejahahatan hipnotis.

Selain itu, ia ingin memberikan pengertian kepada masyarakat agar tak semakin banyak jatuh korban kejahatan hipnotis.

"Hipnotis sebenarnya bertujuan baik, namun faktanya ada orang yang memanfaatkan hipnotis untuk melakukan tindak kejahatan. Karenanya sebagai polisi dan panggilan hati, saya tergerak untuk membentengi masyarakat dengan bekal penangkal hipnotis," terangnya, Rabu (3 April 2013).

Selain memberi pengertian tentang pembentengan diri terhadap aksi kejahatan hipnotis, Brigadir Polisi (Brigpol) Rosali juga mengaplikasikan hipnotis kepada para pelajar untuk motivasi. Apalagi saat ini para siswa kelas III SMP, SMA sedang mempersiapkan diri menghadapi Ujian Akhir Nasional (UN).

Brigpol Rosali mengungkapkan ia ingin membantu agar para siswa mudah berkonsentrasi dalam menangkap pelajaran. Karena salah satu tujuan hipnotis adalah untuk konsentrasi dan juga sugesti diri. Selain alasan itu ia juga prihatin dengan banyaknya polisi menerima laporan korban kejahatan hipnotis. Sehingga ia mengaku sudah saatnya dirinya yang adalah polisi pengayom masyarakat menularkan ilmu yang benar tentang hipnotis untuk tujuan positif.

"Siswa yang selama ini mengalami depresi atau ketakutan hadapi UN, saya motivasi untuk semangat, dan keberhasilan mereka harus disugesti dalam alam bawah sadar. Mereka mampu dan pasti bisa, " tegasnya.

Keahlian Rosali sebagai anggota Polres Lampung Selatan (Lamsel) dalam menghipnotis diakuinya belajar dari Mr Chikung GMH, yang sudah melakukan berbagai eksibisi di sekolah-sekolah daerah Natar, Kamung Tegineneng, Lampung Selatan dan beberapa sekolah lain baik SMP atau SMA.

Dalam praktinya ia bahkan mensugesti siswa SMK Pembangunan terkait pelajaran Matematika yang menjadi momok. Ia meyakinkan pelajaran tersebut sangat mudah dan bisa dikerjakan, demikian juga pelajaran-pelajaran yang lain.

Selain pelajar, Brigpol Rosali juga melakukan seminar ataupun secara spontan memberikan aplikasi hipnotis ke sekolah, masyarakat umum, dan juga kepada rekan-rekannya sesama anggota korps Bhayangkara.  

Brigpol Rosali juga memberikan trik-trik dan tips kepada warga agar tak mudah terkena hipnotis. Di tempat umum ia menganjurkan agar tak mudah percaya kepada orang yang baru dikenal, jangan melamun, dan melakukan pijatan pada jari-jari tangan agar syaraf selalu sadar.

Sedangkan untuk hipnotis yang menggunakan media telepon atau Short Service Message (SMS)  ia berpesan agar mengabaikan setiap SMS atau telepon yang diperkirakan untuk minta
mentransfer sejumlah uang.

"Kunci agar tak terhipnotis adalah bentengi diri kita dengan keyakinan dan tentunya rajin berdoa kepada Tuhan agar tak mudah dimasuki sugesti-sugesti apalagi yang negatif," tutupnya. (Hendricus Widiantoro/Mar)

Hendricus Widiantoro adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya