Inisiatif, Peneliti Korea Selatan Kembangkan Nasi Super dengan Injeksi Daging Sapi

Sebuah varietas beras inovatif telah dikembangkan oleh para ilmuwan di Universitas Yonsei Korea Selatan. Beras tersebut tidak hanya memiliki kulit berwarna merah muda yang menarik, tetapi juga mengandung protein dan lemak dari daging sapi.

oleh Azzahra Ilka Aulia diperbarui 20 Apr 2024, 22:13 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 22:00 WIB
Inisiatif, Peneliti Korea Selatan Kembangkan Nasi Super dengan Injeksi Daging Sapi
Foto: Yonsei University

Liputan6.com, Jakarta Tingkat protein pada varietas padi hibrida saat ini masih tergolong rendah. Untuk menggantikan daging secara penuh, peneliti harus meningkatkan kandungan proteinnya secara signifikan.

Transformasi ilmiah telah memperbarui peran beras sebagai sumber gizi utama. Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, telah berhasil menciptakan varietas beras hibrida yang menggabungkan protein daging sapi dan sel lemak.

Berikut informasi selengkapnya yang dikutip dari odditycentral.com pada (18/4).  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengembangan Varietas Baru Beras Hibrida

Sebuah tim pakar peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil menciptakan varietas beras terbaru yang menggabungkan protein daging sapi dengan sel lemak.

Beras terkini ini mempunyai warna merah muda serta mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi sebesar 8% dan lemak 7% lebih tinggi daripada nasi biasa.

Walaupun belum memiliki rasa sepenuhnya seperti daging sapi, beras ini menampilkan kombinasi aroma yang unik, termasuk sentuhan pedas dan citarasa umami yang khas daging.


Kandungan Khusus dari Jenis Beras Hibrida Terbaru

Dengan penggabungan sel-sel hewan, beras merah muda ini memiliki potensi menjadi alternatif pangan komprehensif pada masa depan, yang mampu menyediakan persediaan pangan yang berkesinambungan bagi seluruh populasi dunia.

"Bayangkan memperoleh segala nutrisi yang diperlukan dari beras yang diperkaya dengan protein melalui teknik kultur sel," kata Park So-hyeon, salah satu peneliti yang terlibat dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah Matter.

"Beras sudah kaya akan nutrisi, tetapi dengan penambahan sel dari hewan, kandungannya dapat ditingkatkan lebih lanjut."


Proses Pembuatan Varietas Baru Beras Hibrida

Bagaimana caranya menggabungkan nasi dengan daging sapi?

Kesadaran akan kebutuhan sel yang dibiakkan di laboratorium akan struktur penyangga buatan untuk membentuk jaringan, mengilhami tim peneliti dari Universitas Yonsei untuk memilih pori-pori beras sebagai struktur penyangga yang ideal.

Untuk memungkinkan sel daging melekat pada butiran beras, mereka melapisi butiran tersebut dengan gelatin ikan dan menumbuhkannya dalam cawan petri selama 11 hari.

Varietas beras hibrida ini tidak hanya menampilkan warna merah muda yang mencolok tetapi juga mengandung 8% lebih banyak protein dan 7% lebih banyak lemak daripada beras biasa.

Butiran beras ini lebih keras dan rapuh daripada yang alami, tetapi ketika dimasak, penampilan tradisionalnya tetap terjaga. Meskipun belum sepenuhnya menyerupai rasa daging sapi, beras ini menyajikan "pengalaman rasa yang menyenangkan dan baru," serta cocok dipadukan dengan berbagai hidangan.

Dalam percobaan awal, para ahli menggunakan sel dari sapi hanwoo yang dipotong di rumah pemotongan hewan setempat. Namun, mereka berencana untuk menggunakan sumber sel yang dapat dipertahankan keberlangsungannya di laboratorium untuk eksperimen mendatang.

Mereka juga sedang menjelajahi kemungkinan menggabungkan nasi dengan berbagai jenis daging atau ikan lainnya untuk memenuhi beragam selera.


Apa itu Varietas Unggul Baru?

Petani paling cenderung mengadopsi Varietas Unggul Baru (VUB) nasional sebagai bagian dari teknologi pertanian. VUB adalah salah satu jenis inovasi teknologi yang terpercaya dalam meningkatkan hasil panen padi, baik dengan meningkatkan kapasitas produksi maupun meningkatkan daya tahan terhadap berbagai tantangan baik dari organisme hidup maupun dari faktor lingkungan.

 


Apakah Padi Inbrida Bisa Ditanam Kembali?

Tidak seperti jenis padi inbrida yang bisa ditanam ulang oleh petani, petani harus membeli benih hibrida setiap kali musim tanam tiba.

 


Apa Bedanya Padi Inbrida dan Hibrida?

Pada prinsipnya, perbedaan antara padi hibrida dan inbrida terletak pada proses bercocok tanamnya. Padi inbrida ditanam dari benih hasil persilangan alami atau sendiri, sementara padi hibrida dibudidayakan dari persilangan dua varietas unggul. Dengan demikian, produktivitas padi hibrida cenderung lebih tinggi daripada padi inbrida.

 


Apa Kelemahan Padi Hibrida?

Ada beberapa kekurangan yang dimiliki oleh padi hibrida. Pertama, biaya bibitnya yang tinggi. Kedua, petani perlu membeli bibit baru setiap kali menanam karena bibit dari panen sebelumnya tidak dapat digunakan lagi. Ketiga, tidak semua galur atau jenis varietas bisa digunakan sebagai induk bagi padi hibrida.

 


Apakah Padi Hibrida Tahan Hama?

Studi yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menemukan bahwa varietas padi hibrida memiliki tingkat kerentanan yang jauh lebih tinggi terhadap berbagai penyakit jika dibandingkan dengan varietas lokal. Di samping itu, padi hibrida juga memerlukan lebih banyak pupuk dan air untuk pertumbuhannya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya