Profil dan Fakta Menarik Mendiang Mooryati Soedibyo Pendiri Mustika Ratu, Pemilik Gelar Doktor Tertua di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Pada hari Rabu (24/4/2024), pukul 01.00 WIB, Mooryati Soedibyo, pendiri brand kecantikan Mustika Ratu, berpulang pada usia 96 tahun. Ia dikenal dengan julukan "Empu Jamu Indonesia" karena keahliannya dalam meracik jamu, yang menjadi salah satu bidang usahanya.

Selain itu, Mooryati Soedibyo juga merupakan pendiri Yayasan Puteri Indonesia (YPI), dengan tujuan membantu perempuan Indonesia untuk tampil percaya diri di panggung internasional. Prestasinya pun terus berlanjut, hingga ia diakui oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia.

Berikut profil mendiang Mooryati Soedibyo dirangkum Rabu (24/4/2024).

Nama Lengkap: Dr. Hj. B.R.A. Mooryati Soedibyo,S.S., M.Hum.

Tanggal Lahir: 5 januari 1928 - 24 April 2024

Agama: Islam

Profesi: pakar kecantikan, pengusaha, politikus

Nama Suami: Soedibyo Purbo Hadiningrat

Mendiang Mooryati Soedibyo telah tinggal di Keraton Surakarta sejak berusia 3 tahun. Ia dikenal menguasai ilmu kecantikan tradisional dan meramu jamu serta kosmetik dari bahan alami dengan resep kecantikan keraton. Pada tahun 1973, ia memulai langkah pertamanya dengan merintis bisnis jamu yang kemudian disebarluaskan kepada teman-temannya. Kini, ia telah memiliki perusahaan produk kecantikan dan kesehatan yang dikenal dengan nama PT Mustika Ratu Tbk (MRAT).

Pada bulan Mei 1992 lalu, Mooryati Soedibyo menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok, Thailand. Pengalaman tersebut menjadi sumber inspirasi baginya untuk mendirikan Yayasan Puteri Indonesia (YPI) pada tahun yang sama. Harapannya adalah agar perempuan berbakat Indonesia dapat tampil dengan percaya diri di kancah internasional.

Mendiang Mooryati Soedibyo juga terjun ke dunia politik dengan menjabat sebagai Wakil Ketua II MPR pada periode 2004-2009, mewakili DPD dari daerah pemilihan DKI Jakarta. Selama karir politiknya, ia terkenal sebagai individu yang sangat berdedikasi dan memiliki visi yang kuat untuk memajukan bangsa Indonesia.

Mendiang Mooryati Soedibyo diakui oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia. Namanya juga tercantum sebagai salah satu dari 99 Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia versi Majalah Globe Asia tahun 2007. Selain itu, dengan julukan "Empu Jamu Indonesia", mendiang Mooryati Soedibyo menerima penghargaan "Lifetime Achievement Awards" dari Pakpilai Thaivisin, Ibu Negara Thailand. Penghargaan tersebut diterima oleh Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk (MRAT), Bingar Edigius Situmorang, dalam acara Asia Pacific Spa Wellness Coalition di Bangkok, Thailand.

Dr. Hj. B.R.A. Mooryati Soedibyo, S.S., M.Hum. (lahir pada 5 Januari 1928), merupakan seorang tokoh yang berperan sebagai Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat pada periode 2004-2009. Ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur Mustika Ratu, serta merupakan salah satu perintis ide kontes pemilihan Puteri Indonesia yang diadakan setiap tahun.

Melihat adanya peluang bisnis, Mooryati Soedibyo mulai memproduksi jamu, ramuan tradisional, bumbu, dan rempah lokal dari garasi rumahnya. Dalam waktu singkat, Mooryati Soedibyo berhasil mengembangkan bisnisnya. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1975, didirikanlah PT Mustika Ratu yang fokus pada produksi jamu dan kosmetik dari bahan alami.

Dr. BRA. Mooryati Soedibyo, pendiri PT Mustika Ratu Tbk dan Yayasan Puteri Indonesia (YPI), menerima penghargaan "Indonesia Best Philanthropy Award 2023" dalam kategori "Outstanding Women Empowerment Programs".

PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan perdagangan kosmetik, perawatan tubuh, minuman kesehatan herbal, dan tradisional. Perusahaan ini berawal pada tahun 1975 ketika Mooryati Soedibyo memulai produksi jamu dan kosmetik di garasi rumahnya untuk teman dan kerabat.

Mooryati telah berpulang dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Almarhumah meninggalkan lima orang anak, yaitu Djoko Ramiadji, Putri Kus Wisnu Wardani, Dewi Nurhandayani, Haryo T. Baskoro, dan Yulita Warastuti.