Liputan6.com, Jakarta - Hubungan yang sehat memerlukan rasa saling percaya dan kenyamanan antara pasangan. Namun, jika salah satu pihak merasa cemas berlebihan terhadap pasangan, hubungan tersebut bisa menjadi tegang dan penuh ketidaknyamanan.
Kecemasan yang terus-menerus dapat mengganggu keharmonisan, bahkan membuat hubungan tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Baca Juga
Salah satu dampak utama dari kecemasan berlebihan adalah munculnya rasa tidak percaya. Semakin sering kecemasan tersebut ditunjukkan, semakin besar kemungkinan pasangan merasa lelah, tertekan, dan bahkan terpaksa melakukan hal-hal yang justru akan membuat perasaan pihak yang cemas semakin terluka.
Advertisement
Selain itu, rasa cemas dalam hubungan juga bisa membuat seseorang merasa terpaksa untuk terus memperjuangkan hubungan karena takut pasangan akan memutuskan hubungan secara sepihak.
Untuk lebih memahami tanda-tanda kecemasan yang sering muncul dalam hubungan, berikut beberapa hal yang perlu diwaspadai, seperti yang dilansir dari Calm, Senin (16/12/2024):
1. Mempertanyakan Orang Lain dalam Hubungan Â
Salah satu tanda utama dari kecemasan dalam hubungan adalah ketika salah satu pihak mulai terlalu sering mempertanyakan keberadaan orang lain yang ada di sekitar pasangan.
Memikirkan pasangan atau merasa khawatir memang hal yang wajar, tetapi jika rasa cemas tersebut berlarut-larut dan membuatmu atau pasangan terus menerus menanyakan tentang orang lain, ini bisa menjadi masalah.
Jika pertanyaan ini hanya muncul sesekali, mungkin hal tersebut masih bisa diterima. Namun, jika terus berlanjut, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membuat pasangan merasa terpojok dan tidak dihargai. Lebih buruk lagi, hal ini dapat menumbuhkan rasa tidak percaya yang semakin dalam, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan.
Hubungan yang didasari oleh kecemasan berlebihan justru akan mengurangi rasa saling percaya dan memperburuk komunikasi. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk saling memahami dan mengatasi kecemasan yang ada, agar hubungan tetap harmonis dan penuh kepercayaan.
Jika Anda merasa cemas dalam hubungan, penting untuk berbicara dengan pasangan secara terbuka dan mencari solusi bersama. Jangan biarkan kecemasan menguasai hubungan, karena komunikasi yang sehat adalah kunci utama untuk mengatasi setiap masalah yang ada.
Â
2. Membutuhkan atau Mencari Kepastian Secara Berkala
Dalam sebuah hubungan, rasa ingin tahu dan mencari kepastian memang hal yang wajar, terutama ketika terjadi ketegangan atau konflik. Namun, jika salah satu pihak terus-menerus mencari kepastian tanpa henti, hal ini bisa menjadi tanda adanya kecemasan yang mendalam dan bahkan merusak kepercayaan dalam hubungan.
Kecemasan ini seringkali muncul ketika seseorang merasa tidak yakin dengan masa depan hubungan mereka atau khawatir akan komitmen pasangannya.
Jika kecemasan ini terus berlanjut, dan salah satu pihak terus-menerus meminta kepastian atau pertanyaan tentang status hubungan, hal ini bisa memicu rasa curiga dan merenggangkan hubungan.
Advertisement
3. Menyenangkan Orang Lain
Selain rasa cemas yang timbul karena ketidakpercayaan, ada tanda lain yang sering muncul ketika seseorang merasa cemas dalam menjalani hubungan, yaitu ketika hubungan tersebut lebih didorong oleh ekspektasi orang lain daripada kenyataan yang sebenarnya.
Dalam kondisi ini, kamu atau pasangan mungkin merasa perlu untuk "menyempurnakan" hubungan agar orang-orang di sekitar merasa senang atau menganggap hubungan kalian sempurna.
Namun, masalahnya adalah hubungan yang dibangun hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain seringkali tidak mencerminkan kenyataan di dalamnya. Hal ini bisa menyebabkan ketegangan, karena hubungan yang tampak baik di luar tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya.
Ketika hubungan dijalani dengan tujuan agar orang lain merasa puas, bukan hanya pasangan, maka keduanya mungkin merasa kehilangan diri mereka sendiri dalam proses tersebut.
Jika kamu atau pasangan terus-menerus berusaha menjaga citra hubungan demi kepuasan orang lain, hal ini bisa menciptakan ketegangan yang besar. Kecemasan untuk selalu memenuhi ekspektasi pihak luar membuat kalian berdua terjebak dalam peran yang tidak asli dan tidak autentik.
Ini tentu akan memengaruhi kualitas hubungan kalian, karena pada akhirnya, keduanya merasa tertekan untuk memenuhi harapan orang lain alih-alih merayakan hubungan yang sebenarnya terjadi antara kalian berdua.
4. Mencari Masalah
Kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap hubungan yang sehat. Tanpa kepercayaan, hubungan akan dipenuhi dengan kecemasan dan kecurigaan yang justru akan merusak keharmonisan.
Ketika salah satu pihak merasa terus-menerus curiga terhadap pasangan, hubungan yang seharusnya penuh kebahagiaan dan kenyamanan malah berubah menjadi penuh ketegangan dan ketidakpastian.
Kecemasan dalam hubungan seringkali berwujud dalam bentuk kecurigaan yang berlebihan. Jika kamu atau pasangan merasa tidak percaya satu sama lain, perasaan curiga akan selalu muncul, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya tidak dipermasalahkan.
Misalnya, kamu mungkin merasa perlu untuk mengawasi setiap langkah pasangan atau mempertanyakan tindakannya secara berlebihan. Padahal, ketidakpercayaan semacam ini justru menciptakan jurang emosional yang semakin lebar.
Advertisement
5. Lebih Banyak Mengkhawatirkan Hubungan
Setiap hubungan tentu memiliki tantangan, dan perasaan khawatir atau gugup kadang muncul sebagai bagian dari dinamika tersebut. Namun, ketika rasa khawatir ini terus-menerus mendominasi pikiran, hubungan yang seharusnya penuh kebahagiaan dan kedamaian bisa terancam.
Ketika kecemasan merasuk, bukan hanya hubungan dengan pasangan yang terganggu, tetapi juga aktivitas dan interaksi dengan orang lain bisa dipengaruhi oleh perasaan tidak tenang tersebut.
Jika rasa khawatir berlarut-larut, terutama dalam konteks hubungan, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu berada dalam situasi yang penuh kecemasan. Terlalu sering mengkhawatirkan keadaan hubungan—apakah pasangan setia, apakah hubungan berjalan dengan baik, atau apakah ada hal-hal yang tidak terungkap—hanya akan meningkatkan ketegangan.
Perasaan ini bisa membuat salah satu pihak merasa tidak dipercaya. Sebagai contoh, jika kamu terlalu sering merasa cemas tentang hubunganmu, pasangan bisa merasa bahwa kamu meragukan komitmen atau kesetiaannya, yang pada gilirannya dapat merusak kepercayaan yang seharusnya ada dalam hubungan.
6. Perasaan Takut Ditinggal
Dalam sebuah hubungan, rasa takut ditinggalkan bisa menjadi tanda kuat bahwa kecemasan mulai merasuki dinamika antara kamu dan pasangan. Ketakutan ini memang wajar jika hanya sesekali muncul, tetapi jika terus-menerus menghantui, hal ini dapat memengaruhi kualitas hubungan secara signifikan.
Rasa takut ditinggalkan secara berlebihan seringkali menjadi akar masalah yang merusak hubungan. Ketika salah satu pihak merasa takut kehilangan pasangan, mereka mungkin akan merasa tertekan untuk melakukan berbagai hal demi mempertahankan hubungan.
Terkadang, rasa takut ini membuat seseorang merasa harus mengorbankan dirinya sendiri untuk menjaga hubungan tetap bertahan. Padahal, sikap ini justru bisa menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan dan menumbuhkan perasaan tertekan.
Advertisement