Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memperkuat adaptasi dan rasa kebersamaan di komunitas diaspora Indonesia, Tim Executive Committee LPDP Singapura menggelar acara perdana bertajuk “Mantap Shiok! 2025” di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura.
Acara ini dihadiri oleh 110 mahasiswa pascasarjana Indonesia, termasuk 12 penerima beasiswa LPDP yang baru memulai studi S2 dan S3 mereka di negeri Singa.
Baca Juga
Nama acara yang unik ini menggabungkan budaya Indonesia dan Singapura. Istilah “Shiok,” yang dalam bahasa Singlish berarti “hebat” atau “mengagumkan,” menggambarkan semangat yang ingin ditumbuhkan untuk menyambut mahasiswa baru dengan antusiasme dan optimisme.
Advertisement
Duta Besar Indonesia untuk Singapura, H.E. Suryo Pratomo, menyoroti pentingnya pendidikan sebagai kunci menghadapi tantangan besar bangsa.
“Indonesia akan kehilangan bonus demografi pada tahun 2035, paling lama 2040, dan setelahnya akan menghadapi tantangan ‘aging society’,” ujar Suryo, dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025).
Ia mengapresiasi langkah-langkah Singapura dalam menghadapi isu tersebut melalui subsidi pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk warga lanjut usia.
“Saya mendorong agar organisasi kepengurusan LPDP Singapura menjadi wadah ide-ide besar yang dapat membantu Indonesia menghadapi tantangan masa depan, khususnya dalam pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia,” tambahnya.
Dukung Mahasiswa dan Memperkuat Komunitas
Sementara itu, Ketua executive committee LPDP Singapura, Kustomo, yang juga merupakan mahasiswa S3 Kimia di National University of Singapore (NUS), menjelaskan bahwa kepengurusan ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, memfasilitasi transisi akademik, serta menyediakan platform bimbingan dan jejaring.
“Jumlah mahasiswa Indonesia, khususnya penerima beasiswa LPDP, yang datang ke Singapura meningkat setiap tahunnya. Kami hadir untuk mendukung perjalanan pendidikan mereka sekaligus memperkuat komunitas diaspora,” ujar Kustomo.
Acara “Mantap Shiok! 2025” diawali dengan penampilan budaya yang memukau. Tarian Nusantara yang dibawakan oleh Ni Komang Ananda Gayatri (M.Sc in Arts & Cultural Entrepreneurship, NUS) dan pertunjukan musik dari Nugroho Adhi Pratama (Master of International and Comparative Law, NUS) serta Elisa Samantha Tobing (Master of Business Administration, Singapore Management University) berhasil membawa nuansa Indonesia yang kental.
Advertisement
Penampilan Budaya dan Talkshow Inspiratif
Selain itu, acara ini juga menyajikan talkshow inspiratif dengan Dr. Rosita Samsudin, seorang peneliti, arsitek, dan dosen di NUS Cities. Dalam sesi tersebut, topik yang dibahas menyoroti sisi kompetitif dankeragaman dalam belajar di Singapura.
"Perkuliahan di Singapura memiliki standar pendidikan yang tinggi dan mahasiswa harus siap belajar dari berbagai perspektif yang berbeda. Ia juga mendorong pentingnya bertanya dan berdiskusi dengan sesama akademisi untuk dapat memahami ekspektasi akademik di Singapura," jelas Dr. Rosita.
Selain itu, ia menekankan bahwa Singapura memiliki anggaran besar untuk penelitian, sehingga ini merupakan peluang emas bagi mahasiswa Indonesia. Dengan semangat “Mantap Shiok!” acara ini diharapkan menjadi langkah awal yang baik bagi mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan akademik dan sosial di Singapura.
Selain memperkuat hubungan antara mahasiswa Indonesia, acara ini mencerminkan sinergi budaya antara Indonesia dan Singapura dalam mendukung pendidikan generasi penerus bangsa.