Citizen6, Jakarta: "Hargailah orang lain dengan mendengarkan mereka". Itu adalah kata motivasi yang pernah Pak Monty sampaikan saat kuliah psikologi di kelasku. Ia mengajarkan para anak didiknya untuk tidak terburu-buru memberi nasihat dan komentar saat ada teman yang bercerita pada kita.
Hal ini menurut saya, tidak hanya berlaku untuk anak psikologi saja, tapi untuk semua orang. Menghargai orang lain dengan tidak memotong pembicaraan mereka, mendengarkan cerita mereka sampai tuntas ialah cara terbaik berempati pada orang lain.
Sosok Pak Monty merupakan pribadi yang tidak pernah berhenti dalam belajar. Ia sering berkata,"Learning never ends". Padahal ia sudah sangat cerdas, memperoleh gelar doktoral, menjadi psikolog seni dan musik yang terkenal. Namun, keinginan dan passion yang kuat dalam terus belajar selalu ia tampilkan. Terlihat dalam kesehariannya yang selalu produktif. Ia banyak membaca buku, memperkaya ilmu pengetahuan terbaru tentang apapun, dan senang berbagi cerita denganku yang masih duduk di bangku semester 3 Fakultas Psikologi.
Saat berada di dalam kelas, meteri disampaikannya dengan penuh antusias. Suaranya yang keras membuat para peserta didiknya bersemangat. Profesinya sebagai seorang psikolog seni, memotivasi saya kelak untuk mengambil kelas psikologi seni saat semester 6 nanti. Hal ini pula yang mendorong saya untuk kembali menggambar sketsa setelah tahu kecintaannya terhadap dunia seni. Dari hasil gambar yang saya hadiahkan kepadanya, ia berpesan untuk terus berlatih mengasah keterampilan yang kumiliki dan banyak membaca.
Banyak hal yang ingin saya raih, di antaranya menjadi seorang penulis, psikolog seni, dan mendirikan sebuah sekolah. Saya pun bertanya kepadanya,"Apa kelihatannya mimpiku itu mustahil, pak?" kata saya.
Pak Monty pun menjawab,"Kenapa mustahil? Teruslah bermimpi dan wujudkan mimpimu itu". Memang, terdapat banyak tantangan dalam setiap langkah kita untuk menggapai mimpi. Tapi, ia berpesan,"Sekalipun malaikat, juga memiliki masalah dalam membantu manusia. Kalau manusia enggan berusaha, bagaimana malaikat bisa membantu?" katanya.
Pak Monty juga sangat terbuka dalam memberikan ide-ide kreatif. Saat dirinya tahu kalau saya tertarik dalam bidang seni sastra, khususnya menulis cerpen, ini yang dikatakannya, "Menulislah dari hati. Jangan paksakan menulis berdasarkan keinginan atau tuntutan orang. Tulislah apa yang kamu sukai," ujarnya.
Pak Monty juga mengingatkan saya, kalau penulis ialah orang yang mampu memberikan pesan yang bermanfaat lewat tulisannya. Ada perumpamaan yang diajarkan, menulis itu sama halnya dengan foto dan lukisan. Foto itu gambar yang berbicara, lukisan pun juga berbicara. Jadi penulis perlu membuat cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya yang dapat berbicara dan terkandung sebuah pesan yang datangnya langsung dari hati kita sebagai penulis.
Pak Monty juga berkata, saat nanti saya sudah berada di semester 8 untuk menulis skripsi, kelak harus menulis berdasarkan tema yang tema disukai dan dianggap menarik menurut pandangan kita. Maka, segala sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan minat dan ketertarikan kita hasilnya pasti baik dan memuaskan.
Terimakasih Pak Monty, aku berjanji untuk terus belajar dan meraih cita-citaku menjadi psikolog seni yang kreatif.
(Patricia Astrid Nadia/mar)
Patricia Astrid Nadia adalah pewarta warga.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Hal ini menurut saya, tidak hanya berlaku untuk anak psikologi saja, tapi untuk semua orang. Menghargai orang lain dengan tidak memotong pembicaraan mereka, mendengarkan cerita mereka sampai tuntas ialah cara terbaik berempati pada orang lain.
Sosok Pak Monty merupakan pribadi yang tidak pernah berhenti dalam belajar. Ia sering berkata,"Learning never ends". Padahal ia sudah sangat cerdas, memperoleh gelar doktoral, menjadi psikolog seni dan musik yang terkenal. Namun, keinginan dan passion yang kuat dalam terus belajar selalu ia tampilkan. Terlihat dalam kesehariannya yang selalu produktif. Ia banyak membaca buku, memperkaya ilmu pengetahuan terbaru tentang apapun, dan senang berbagi cerita denganku yang masih duduk di bangku semester 3 Fakultas Psikologi.
Saat berada di dalam kelas, meteri disampaikannya dengan penuh antusias. Suaranya yang keras membuat para peserta didiknya bersemangat. Profesinya sebagai seorang psikolog seni, memotivasi saya kelak untuk mengambil kelas psikologi seni saat semester 6 nanti. Hal ini pula yang mendorong saya untuk kembali menggambar sketsa setelah tahu kecintaannya terhadap dunia seni. Dari hasil gambar yang saya hadiahkan kepadanya, ia berpesan untuk terus berlatih mengasah keterampilan yang kumiliki dan banyak membaca.
Banyak hal yang ingin saya raih, di antaranya menjadi seorang penulis, psikolog seni, dan mendirikan sebuah sekolah. Saya pun bertanya kepadanya,"Apa kelihatannya mimpiku itu mustahil, pak?" kata saya.
Pak Monty pun menjawab,"Kenapa mustahil? Teruslah bermimpi dan wujudkan mimpimu itu". Memang, terdapat banyak tantangan dalam setiap langkah kita untuk menggapai mimpi. Tapi, ia berpesan,"Sekalipun malaikat, juga memiliki masalah dalam membantu manusia. Kalau manusia enggan berusaha, bagaimana malaikat bisa membantu?" katanya.
Pak Monty juga sangat terbuka dalam memberikan ide-ide kreatif. Saat dirinya tahu kalau saya tertarik dalam bidang seni sastra, khususnya menulis cerpen, ini yang dikatakannya, "Menulislah dari hati. Jangan paksakan menulis berdasarkan keinginan atau tuntutan orang. Tulislah apa yang kamu sukai," ujarnya.
Pak Monty juga mengingatkan saya, kalau penulis ialah orang yang mampu memberikan pesan yang bermanfaat lewat tulisannya. Ada perumpamaan yang diajarkan, menulis itu sama halnya dengan foto dan lukisan. Foto itu gambar yang berbicara, lukisan pun juga berbicara. Jadi penulis perlu membuat cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya yang dapat berbicara dan terkandung sebuah pesan yang datangnya langsung dari hati kita sebagai penulis.
Pak Monty juga berkata, saat nanti saya sudah berada di semester 8 untuk menulis skripsi, kelak harus menulis berdasarkan tema yang tema disukai dan dianggap menarik menurut pandangan kita. Maka, segala sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan minat dan ketertarikan kita hasilnya pasti baik dan memuaskan.
Terimakasih Pak Monty, aku berjanji untuk terus belajar dan meraih cita-citaku menjadi psikolog seni yang kreatif.
(Patricia Astrid Nadia/mar)
Patricia Astrid Nadia adalah pewarta warga.
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.