Indonesia butuh pemimpin yang tepat. Lalu pertanyaan berikutnya muncul, "Seperti apakah pemimpin yang tepat bagi Indonesia itu? Pemimpin yang seperti Soekarno? Seorang pejuang proklamasi yang punya banyak istri? Atau yang seperti Soeharto? Rakyat hidup tidak berkekurangan, tapi pers direnggut kebebasannya? Ah, Habibie kah? Sang pemimpin jenius dengan banyak paten tapi oleh keputusannya NKRI kehilangan saudaranya Timor Timur? Yang tepat buat rakyat Indonesia itu yang seperti apa?"
Indonesia butuh pejabat yang bersih dari korupsi. Sekarang pertanyaanya adalah, "Pejabat yang mana yang harus bersih dari korupsi?". Lebih ngeri lagi, "Jadi cuma pejabat yang nggak boleh korupsi? Aktor-aktor laga di instansi pendidikan sampai warung lesehan tidak masuk hitungan?"
Indonesia butuh media yang kontennya sehat dan membangun. "Siapa yang sehat dan harus dibangun? Masyarakat Indonesia? Bagaimana dengan rating? "Kan sudah ada remote? Tinggal ganti channel-nya kalau dampaknya merusak, bisa kan?" Begitu pertanyaan yang menyelubungkan pernyataan. "Bukankah Tuhan-nya media adalah rating?"
Indonesia butuh masyarakat yang mencintainya. Dan komentar yang akan dilempar kembali adalah, "Halah Timnas Sepak Bola Indonesia kalah aja ikut-ikutan dihina. Kalau menang doang baru didukung, plus diupdate di segala media sosial. Wujud cinta sama Negara itu kayak gimana sih? Berperang sampai titik darah penghabisan alias angkat senjata? Pakai kaos 'I Love Indonesia'? Atau harus jadi atlet yang berlaga di kanca internasional?" itu pertanyaan lain yang harus dijawab.
Indonesia butuh sistem regulasi yang lebih jelas. Timbul kesimpulan, "Jadi, selama ini regulasinya serta kebijakan di Indonesia tidak jelas, kah? Lalu kenapa regulasi yang tidak jelas itu lantas disahkan? Jika regulasi tidak jelas, yang mengesahkan tidakkah mereka bingung? Apalagi masyarakat?".
Indonesia butuh pemerintah yang dari, oleh dan, untuk rakyat. "Jadi selama ini mereka yang duduk di tahta Pemerintahan itu dari, oleh, dan untuk siapa? Bukankah mereka asalnya dari uang serangan fajar sebelum pemilihan? Bukankah oleh uang motivasi mereka duduk dikursi kekuasaan itu? Bukankah untuk kepentingan privat mereka menari dibangku pemerintahan? Dapat d imana pejabat yang mau melayanai rakyat bukan karna iming-iming kekuasaan dan uang?"
Lantas siapa yang harus disalahkan? Pemimpinnya? Pejabatnya? Medianya? Masyarakatnya? Atau Hukumnya? Tidak ada. Tidak ada waktu untuk saling menyalahkan. Tahun 2014 adalah tahun untu 'mandi'. Ya, mandi agar kembali bersih dari segala paradigma mengkambing-hitamkan dan mencari-cari alasan untuk suatu kesalahan yang sudah terjadi.
Saya hanya seorang mahasiswa tahun ketiga yang belum jadi orang besar. Punya cita-cita jadi penulis, dan hendak mengakui bahwa sangat bangga menjadi Indonesia. Tetapi terlalu malu untuk mengungkapkannya, karena mereka bilang saya belum beri apa-apa buat negara saya. Suatu hari seorang teman berkata via pesan singkat, "Kau bisa buktikan dengan karya. Karena zaman sekarang orang mau lihat karya bukan mendengar ocehan tanpa realisasi."
Jadilah mimpi sederhana ini di tahun 2014, menunjukan betapa saya mencintai ibu pertiwi. Jika musisi bermain dengan not, pelukis dengan kuas, maka saya dengan keyboard. Dibaca banyak orang, untuk menjadi dampak positif bagi mereka. Selain banyak cara lain untuk mencintai negeri ini seperti mengingatkan teman berbeda keyakinan untuk beribadah. Belajar bahasa daerah lain. Sampai mendukung Timnas Sepak Bola kita terlepas baik-buruknya peforma mereka di lapangan. Banyak hal sederhana untuk menunjukan cinta. (bnu)
Penulis:
Jeliana G. Seilatuw
Salatiga, @GeSeilatuw, pagibigdixxx@gmail.com.
Baca Juga:
[Resolusi 2014] Mencipta Buku Setahun Satu
[Resolusi 2014] Bangkitnya Indonesia dari Keterpurukan
[Resolusi 2014] Program Buku Remaja Dan Badan Amal
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Advertisement