Peretas Pindahkan Bitcoin dari Kasus Bitfinex Hack 2016 ke Satu Alamat Dompet

Menurut Elliptic, dana tersebut dicuci melalui pasar darknet seperti Hydra dan dompet Wasabi yang berfokus pada privasi.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Feb 2022, 13:34 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 13:34 WIB
Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah besar Bitcoin yang dicuri dari pertukaran cryptocurrency Bitfinex enam tahun lalu dipindahkan oleh peretas pada Selasa pagi waktu setempat. Ada sebanyak 94.643,29 Bitcoin yang dipindahkan atau setara USD 3,55 miliar (Rp 50,9 triliun).

Pemindahan tersebut terjadi dengan proses 23 kali transfer ke dalam alamat dompet tersebut. 

"Sejauh ini pagi ini, 94.643,29 Bitcoin (USD 3,55 miliar) telah dipindahkan dalam 23 transaksi, dari dompet yang terkait dengan pencurian dari Bitfinex pada tahun 2016, ke alamat baru," kata perusahaan analitik blockchain Elliptic, seperti dikutip dari CoinDesk, Rabu (2/2/2022). 

“Bitcoin itu berasal dari pencurian yang dialami oleh platform Bitfinex pada 2016 lalu. Tidak mungkin dana ini akan dicairkan dalam waktu dekat. Dana dari peretasan ini telah dicuci secara perlahan selama lebih dari lima tahun dan mencairkan volume besar dalam waktu singkat akan menarik perhatian yang tidak diinginkan," lanjut penjelasan perusahaan Elliptic. 

Jumlah Bitcoin yang ditransfer berjumlah 79 persen dari total 119.756 bitcoin yang dikuras dari Bitfinex pada 2016 silam. Kasus ini adalah salah satu peretasan Bitcoin terbesar hingga saat ini.

Akun Twitter Whale Alert sebelumnya telah melaporkan perkembangan ini, mengatakan bahwa peretas telah mentransfer 10.000 Bitcoin senilai lebih dari USD 383 juta ke dompet yang tidak dikenal selama jam-jam perdagangan Asia pada Selasa. 

Peretas terakhir memindahkan Bitcoin yang dicuri pada April 2021, ia mentransfer koin senilai lebih dari USD 700 juta ke dompet yang tidak dikenal selama hiruk-pikuk yang terjadi dalam pertukaran kripto. 

Menurut Elliptic, dana tersebut dicuci melalui pasar darknet seperti Hydra dan dompet Wasabi yang berfokus pada privasi. 

Hydra dapat memutuskan hubungan antara insiden dan transaksi lebih lanjut. Sedangkan Wasabi Wallet menyediakan tingkat anonimisasi yang diperlukan, termasuk kemampuan untuk menyembunyikan koneksi tidak hanya ke Bitfinex Hack tetapi juga ke Hydra. 

Seperti dicatat pada April tahun lalu, sebagian besar Bitcoin yang terkait dengan peretasan Bitfinex secara luas dilacak dan masuk dalam daftar hitam. Dengan demikian, peretas akan kesulitan untuk menguangkan Bitcoin di bursa terpusat yang terkemuka.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Bitcon dan Kripto Lainnya Menguat pada Awal Februari 2022

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Sebelumnya, memasuki Februari, harga bitcoin dan kripto lainnya menunjukkan grafik yang menghijau. Ha tersebut terjadi karena investor tampaknya siap untuk meningkatkan eksposur mereka terhadap aset yang lebih berisiko.

Cryptocurrency terbesar, yaitu bitcoin diperdagangkan sedikit di bawah USD 39.000 atau sekitar Rp 558,8 juta. Itu naik sekitar 1 persen selama 24 jam terakhir, menurut data CoinDesk. 

Sedangkan Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, naik hingga menyentuh USD 2.800. Nilai itu menguat lebih dari 4 persen selama periode waktu yang sama dengan Bitcoin. 

Salah satu pendiri Tranchess, perusahaan pelacak aset peningkatan hasil berbasis Binance Smart Chain, Danny Chong, investor baru baik ritel atau institusional, mungkin telah memasuki pasar kripto saat harga rendah pada beberapa minggu terakhir.

"Dibandingkan dengan pasar keuangan tradisional, pasar kripto secara signifikan lebih kecil di pasar (secara kapitalisasi), memungkinkan perubahan sederhana untuk menciptakan dampak yang lebih nyata,” kata Chong melalui seorang perwakilan, seperti dikutip dari CoinDesk, Rabu (2/2/2022). 

"Dengan dukungan yang cepat pada level saat ini serta tambahan likuiditas dari pengguna baru dan pengguna saat ini, rebound pasar dapat terjadi relatif cepat karena sentimen pasar berubah menjadi positif,” lanjutnya. 

Data yang dikumpulkan oleh CoinDesk menunjukkan volume perdagangan Bitcoin di bursa  pada Rabu sedikit lebih rendah dari sehari yang lalu. Hal itu karena pasar Asia diperkirakan mengalami perlambatan minggu ini karena banyak pedagang dan investor mengambil cuti untuk perayaan Tahun Baru Imlek. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya